🌧️13🌧️

145 24 3
                                    

⚠️ sorry for typo

•••

Bau tanah  menyerbak bercampur dengan wangi bunga yang baru saja Yuri taburkan di atas dua gundukan tanah yang bersebelahan . Matanya sendu,sangat kentara sekali menatap dua batu nisan beratas namakan kedua orang tuanya. Yohan dan Yena masih setia ada di sebelahnya.

Para pelayat yang sebagian besar adalah teman kerja papanya pun semakin berkurang selepas prosesi pemakaman yang telah usai.

"Masih mau disini?" Tanya Yohan

Yuri hanya mengangguk sesekali mengelap hidungnya dengan tisu.

"Sebentar lagi ya bang,abang tunggu di depan aja,"

"Yena juga ya,"

Yena dan Yohan pun saling bertatapan dan akhirnya melangkah menjauhi area pemakaman yang sepi. Masih ada beberapa orang yang juga sedang melayat.

Yuri terdiam beberapa saat hanya melihat kedua nisan orang tuanya bergantian. Lalu cairan bening itu kembali berjatuhan. Ia menunduk dalam,mengeluarkan segala hal yang ingin ia sampaikan kepada orang tuanya dalam hati.Tanpa sepatah kata yang ia keluarkan karna ia tak sanggup.

"Yuri akan sering kesini. Nanti kalau Yuri udah dapat ijazah SMA ,nanti kalau Yuri keterima di universitas,nanti kalau Yuri udah lulus kuliah,Yuri akan kesini biar mama papa bangga. Biar mama papa senang,"

"Yuri akan berusaha ngga dateng kesini dalam keadaan sedih. Yuri takut mama papa juga sedih dan kepikiran,"

"Yuri akan dateng waktu Yuri seneng,biar mama papa juga seneng ," Yuri tertawa hambar

"Yuri pamit dulu ya ma,pa,"

Yuri pun melewati jalan setapak pemakaman dan sampai di jalan utama.Ia terkejut mendapati Eunsang yang berjalan mendekat kearahnya. Ya dia tak menyangka Eunsang akan ada disini karna ia tidak memberitahu dsiapaun mengenai ini. Yang datang hanya teman kerja papa,teman ibunya,dan tetangga. Sedangkan temannya yang datang hanya Yena.

Eunsang dengan kemeja putih dengan celana bahan hitam membawa sebuket bunga.

"Eunsang?"

"Maaf aku baru dateng ri,"

Yuri mendongak lalu tersenyum tipis,"Iya,Yuri paham kok Eunsang baru lomba kemarin,"

"Aku mau layat dulu,"

"Mau Yuri temenin?"

"Kalo kamu ngga keberatan,"

Keduanya berjalan beriringan kembali ke tempat pemakaman. Eunsang pun berjongkok di sebelah makam dan membagi buket bunga itu menjadi dua sebelum menaruhnya di dekat nisan.

Yuri pun ikut berjongkok di sebelah Eunsang. Eunsang menunduk dengan mengeratkan telapak tangannya dengan mata terpejam .Terdengar pelan kalimat doa yang Eunsang ucapkan.

Ia pun membuka matanya kembali dan menatap nisan bertuliskan nama dari ayah dari Yuri.
"Semoga tenang ya om,tante. Jangan khawatir sama Yuri. Dia anak pinter,banyak yang sayang dia. Banyak yang bakal jaga dia,termasuk saya,"

Yuri tertegun sejenak. Seperti ada hantaman tepat di dadanya.

"Kalau boleh saya ijin jaga dia buat om dan tante. Mungkin ngga selamanya,karna saya juga ngga bisa menebak masa depan,tapi setidaknya untuk sekarang,"

"Saya pamit dulu om,Tante,"

"Ayo ri,"

Keduanya kembali ke jalan utama pemakaman. Yohan pun sempat menelepon Yuri,namun Eunsang yang menjawab. Eunsang bilang ia yang akan mengantar Yuri pulang.

boys who hate smart girl•Cha Jun Ho•/HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang