Hari itu, hari yang membuat gue sadar kalau dunia gue benar-benar runtuh.
"Mark?" Gue kaget ketika ngeliat Mark jalan sendirian malem-malem gini. Apalagi ngeliat wajahnya yang lesu.
"Lo ngapain?" tanya gue sambil megang pundak Mark, kebetulan waktu itu gue lagi mau beli jajanan.
Tapi tiba-tiba Mark nangis. Langsung meluk gue dan tangannya benar-benar gemetar. Pelukannya juga benar-benar kuat. Tangisannya kencang walau tanpa suara.
"Lo kenapa? Jangan bikin gue takut," kata gue serius sambil ngusap punggung Mark untuk berusaha tenangin dia.
"Orang tua gue cerai."
Hari itu, dunia Mark yang misterius berubah menjadi dunia yang melankolis.
Hari ini adalah hari kepergian Mark. Mark yang gue kira adalah pahlawan dengan tameng yang kuat, berubah menjadi Mark yang sembunyi dibalik batu.
"Halo?"
Gue minum segelas air putih yang ada dimeja, sambil melihat kearah jam didinding.
"Pulang aja, Han. Gue ga mau keluar dari sini..."
Gue menghela napas panjang, menaruh gelas diatas meja sambil berbaring diatas kasur.
"Gue ga mau ngeliat punggung Mark yang ninggalin gue, jadi tolong ngerti.."
Sial, kenapa juga sekarang gue harus ada disini? Dari dulu gue selalu suka pesawat terbang, tapi untuk urusan ini, gue ga suka liat kepergian orang menggunakan pesawat.
"Seulgi!"
Gue noleh, ngeliat kearah seseorang yang manggil gue dengan koper disebelahnya sambil melambaikan tangannya dan tersenyum. Jeyhan narik tangan gue dan ngajak gue kesana.
"Cieee dateng juga kan lo?" goda Mark sambil tertawa kecil.
"Gue beli minuman dulu, ngobrol aja noh," kata Jeyhan sambil tersenyum kearah gue sama Mark, kemudian pergi ninggalin kita berdua.
"Senyum dong." Mark nyubit pipi gue pelan.
"Ga usah nangis deh, lemah banget."
Itu kerasa kaya mimpi yang terlalu nyata. Mimpi yang benar-benar indah. Tapi gue tetap ga mau bangun dari mimpi itu. Setiap mimpi memang pasti mempunyai akhir. Berakhir tepat saat lo membuka mata. Walaupun udah berakhir, gue tetap mau manggil lo dengan suara yang ga pernah tersampaikan.
"Gue janji bakal balik kok." Mark kembali bersuara, membuat lamunan gue buyar dan menoleh kearahnya.
Tapi akhirnya gue tersenyum. Gue harus bahagia kalo itu yang Mark mau.
"Jeyhan juga suka sama lo."
"Ck apasih masih aja bahas dia," jawab gue sambil nyubit lengannya keras, membuat Mark merintih kesakitan dan tertawa.
Yah, mungkin ini cerita gue yang sebenarnya. Cerita yang harus gue beritahu ke anak cucu gue nanti.
![](https://img.wattpad.com/cover/202362602-288-k196816.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eyes Closed (JB - Seulgi) ✔
Ficção Adolescente[TAMAT] Diharap follow sebelum membaca, ya! Yang gue pengen cuma mau buka lembaran baru, tapi kenapa malah banyak masalah?! "Ternyata lo sama aja kaya yang lain. Cuma cara lo yang beda buat nyakitin gue." - Selly Giezella