Dding
Wanda melihat layar laptopnya. Gara-gara ponsel yang entah hilang kemana. Apa ponsel itu tertinggal dan atau dicuri seseorang. Dia tidak bisa mengabari siapapun dan meminta tolong untuk menghubungi nomor ponselnya.
Akibatnya, dia mengaktifkan akun facebooknya dan memberitahu Senggigi bahwa ponselnya hilang. Bertepatan dengan itu, Gigi memberikan sebuah lampiran berbentuk gambar padanya. Gambar yang diambil melalui fasilitas screen capture. Menampilkan sebuah akun instagram milik Anna yang mengunggah sebuah gambat. Siluet. Mirip dengan postur tubuh Charis.
Di captionnya tertulis. Aku punya alasan untuk mempertahankan kita. Aku punya alasan untuk terus ada di sini. Meskipun setiap malam harus aku ucapkan maaf. Tapi, tidak apa. Karena pada akhirnya setiap pagi aku akan melihatmu. Tidak apa-apa jika kamu tidak berubah. Asal kamu ada di sini.
Wanda diam dan siap menutup tabulasi chat tersebut. Bersamaan dengan itu, Senggigi kembali mengirimkan pesan. Sempat Wanda baca, sekilas. Dan pesan tersebut membuat dirinya merasa tidak terima.
Senggigi :
Bukan gara-gara lo kan ini orang galau? Pokoknya gue nggak mau tahu. Berhenti berharap sama Charis, Wanda. Enough atau semua perjuangan lo buat lupain dia sia-sia.Wanda ingin menutup tabulasi pesan itu. Tapi, dia tidak ingin terlihat sangat terluka. Dia sudah berusaha. Dan satu-satunya yang meyakinkan Gigi adalah balasannya. Jadi dia menuliskan di papan pesan.
Me :
Gue nggak tahu. Bisa jadi memang soal gue. Atau mungkin masalah lain. Lo benar. Ini udah lima tahun. Dan nggak seharusnya gue menganggap dia jodoh gue. Doain gue yang baik-baik aja ya Gi. Besok gue hubungin lo. Good night baby.Wanda segera menekan tanda silang di ujung layar laptopnya. Tanpa kembali melihat balasan Senggigi. Dia sudah tidak ingin membicarakan apapun terutama mengenai Charis dan anak istrinya. Dia sudah sangat lelah. Tanpa seorangpun tahu, bahwa dirinya sudah lelah melawa perasaan menggebunya untuk Charis. Sangat lelah.
Senggigi:
Gue emang nggak tahu siapa jodoh lo Wanda. Tapi, please. Kalau Charis. Jangan. Gue juga sakit liat lo disakitin sama dia terus. Please..
Wanda menerawang atap kamarnya. Semenjak lulus dia memutuskan untuk tinggal sendirian. Orang tuanya pindah ke Sukabumi. Menikmati hari tua dalam kedamaian. Sesekali Wanda akan mengunjungi mereka. Dalam kunjungan itu, Mama akan selalu bertanya mengenai satu hal. Yang akhir-akhir ini dia pikirkan.
"Teteh udah dapet penggantinya Charis?"
Sama dengan dirinya. Charis telah begitu membekas dalam benak keluarganya. Informasi mengenai pernikahan Charis dengan Anna yang terkesan mendadak bagi mereka begitu membekas. Wanda tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya. Tapi, yang dia lakukan hanya berusaha terlihat tegar. Meskipun hatinya terluka.
Di tengah malam ini Wanda jadi ingin menelepon Mama. Tapi, gara-gara ponselnya hilang, dia tidak bisa melakukannya. Lalu hatinya terasa sendu. Mengingat mungkin yang harus dia lakukan adalah mengobati lukanya selama ini. Yang sayangnya tidak pernah dia lakukan.
Dulu, ketika mereka, Charis dan Wanda bersama. Ada sebuah keyakinan bahwa mereka akan melanjutkan hubungan itu ke jenjang yang lebih serius. Sayangnya tidak.
Parahnya keyakinan itu bahkan masih Wanda percayai. Mungkin nanti dia bertemu dengan Charis. Dalam kehidupan selanjutnya. Yang perlu dia lakukan hanya bersabar.
Kemudian, di tengah situasi yang membuatnya mengingat semua masa lalunya. Bersama Charis. Wanda bangkit dari atas kasur. Kemudian membuka lagi laptopnya. Masuk ke dalam badan email. Kemudian menuliskan sesuatu di dalamnya.
Apa yang harus aku lakukan.
Cinta itu jahat Charis. Aku cinta kamu. Sayang kamu. Tapi nggak bisa melakukan apapun. Tapi, di tengah rasa bingung itu, aku masih berterimakasih. Karena aku bisa lihat kamu bahagia.
Tapi. Semakin kesini. Aku semakin merasa aneh. Diriku yang lain memberontak. Marah. Dan menyerang diri aku sendiri. Mereka bilang kalau aku nggak tahu diri karena masih berharap sama kamu. Karena bagian dari itu semua tahu, nggak ada yang bisa aku lakukan untuk kita.
Charis.
Kamu bahagia sama Anna? Aku berdoa buat kebahagiaan kamu terus. Tapi bagian lain di hati aku, berdoa sebaliknya. Aku takut. Takut jadi egois. Aku takut jadi rakus. Aku takut. Tapi aku nggak tahu apa yang harus aku lakukan.
Charis. Benar ya. Mungkin cinta cuma jahat sama aku. Tapi ke kamu nggak. Aku iri. Iri sama kamu. Yang mungkin menjalankan kehidupan dengan baik-baik aja. Sementara aku?
Charis.
Kenapa kamu nggak mati aja? Supaya ini lebih mudah buat aku..
Dio merasa ada yang aneh semenjak Wanda pulang. Gadis itu tidak membalas pesannya. Tidak pula membacanya. Jadi selesai melakukan pertemuan dengan manajemen artis dia segera memacu mobilnya ke arah indekos Wanda yang tidak jauh dari kantor.
Dilihatnya kamar Wanda yang masih memancarkan sinar. Artinya Wanda belum tidur. Lagi-lagi dia menghubungi Wanda. Tapi tidak ada satupun dari sambungan telepon itu diterima Wanda. Padahal dari bayangan yang dia lihat di pantulan sinar kamar Wanda, gadis itu terlihat bangun dari atad kasur dan duduk di hadapan laptop.
Hal itu yang membuat Dio segera mengeluarkan ikon email yang ada di ponselnya. Ditulisnya sesuatuny untuk Wanda. Dio menganggap memang seharusnya Wanda beristirahat. Setelan dirinya berkerja selama bertahun-tahun tanpa mengambil cuti.
Meskipun merasa terus menerus khawatir, Dio tetap memaksa untuk yakin. Bahwa, Wanda harus memiliki ruang privasi yang tidak boleh dia masuki.
Untuk Wanda.
Pegawaiku yang paling teladan. Take a rest with a bit more time. Meskipun aku sangat khawatir. Tapi, aku rasa kamu harus istirahat lebih lama.
I texted you for many times. Tapi kayaknya kamu ga aktifin chat kamu. Tapi aku tahu kamu akan selalu buka email di tengah malam. So aku kirim email ini.
Aku, Jessi dan anak baru, Charis bisa hendel kebutuhan studio. Jadi kamu gak perlu khawatir. See you when i see you ya baby. Lekas sembuh dan sehat.
Sincerly.
Love.
Adio Angkasa RayaDio mengirimkannya. Lalu menyalakan stater mobil untuk segera pergi dari sana. Meskipun rasa penasarannya masih besar. Tapi dia membiarkan Wanda menikmati kesendiriannya. Karena dia tahu itulah yang sedang gadis itu inginkan.
Sementara sesaat kemudian sebuah email masuk. Dari seseorany yang memang sejak tadi dia harapkan kabarnya.
Dari Wanda.
Dio sorry not to call you before. But i lost my phone suddenly. Thanks to understanding me. But i think i just need two days too cover up my healthy.
Btw, i heard your car on front of my house. Why you didnt knock my dor? Xoxo.
Sekali lagi makasih atas pengertiannya. See you too. Doain cepet sembuy ya.
Sincerly.
Love too.×××
Kalian bosen ga sih sama tema-tema yang aku buat? Kayaknya sosok perempuannya stuck terus. Tapi aku ga bisa mikir yang bagus-bagus.
Huhu lebih gampang nulis kek gini. Kalau bosan bilang yaaa biar aku upaya lagi bikin tokoh yang emang bikin kalian puas. Even aku mungkin agaj kesusahan wujudinnya. Hehehe.
Selamat hari Senin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still You ✔
Fiksi RemajaSetelah lima tahun, Wanda bertemu lagi dengan mantan kekasihnya, Charis Yusrizal. Setelah lima tahun, Charis menyadari bahwa perempuan yang dia butuhkan adalah Wanda. Sejak awal bertemu, Dio sudah mengerahkan semua kemampuannya untuk menarik perhati...