Bagian 21

51.6K 2.7K 158
                                    

"Perang sebenarnya."

Hari demi hari terus berlalu hingga Ujian Akhir Semester 1 kini telah tiba. Para murid SMA Asthawara sudah siap bertempur demi mendapatkan nilai terbaik. Jauh beda dari hari-hari biasanya.

Jam masih menunjukkan pukul 6.15 pagi dan Aylin sudah siap dengan pakaian sekolahnya. Gadis itu terlihat tengah menyiapkan peralatan untuk ujian. Sedangkan Laskar baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnya.

"Ck! Lo kok santai banget sih? Ayok cepet keburu telat." Ujar Aylin tanpa menatap lelaki itu. Laskar hanya menatapnya sekilas lalu berjalan kearah lemari pakaiannya. Sebab saat ini ia hanya menggunakan celana selutut dan kaos putih pendek miliknya. Diambilnya seragam sekolahnya itu, lalu Laskar memakainya.

Aylin sudah terlihat siap. Ia menggendong tas sekolahnya lalu menoleh kearah Laskar yang sudah memakai seragam.

"Lo gak pake dasi?" Tanyanya saat melihat kerah baju Laskar tidak di kancingkan.

"Gak"

"Kenapa? Hari ini ujian please berpakaian rapi selama ujian ini." Tutur Aylin.

"Males."

"Kak Laskar!"

"Apa?"

"Pake dasi cepet!"

"Gak mau."

"Oh jangan-jangan lo gak bisa pake dasi ya?" Tuding Aylin membuat Laskar buang muka.

"Lo mau telat? Ayok berangkat jangan ngoceh terus!" Tukas Laskar mengambil tasnya lalu menyampirkannya di salah satu bahunya. Dan melenggang pergi meninggalkan Aylin.

Dengan kesal, Aylin menyempatkan diri untuk mencari dasi lelaki itu. Dan tak butuh waktu lama gadis itu menemukannya. Kepalanya menggeleng tak percaya saat melihat dasi Laskar masih terlihat seperti baru. Ck! Apakah lelaki itu tak pernah memakai dasi?

Daripada memikirkan itu, Aylin memilih mengejar Laskar yang sekarang sudah stay di dalam mobil. Mereka tadi memang sudah sarapan dan itu sangat pagi. Siapa lagi kalau bukan ulah Aylin?

Aylin memasuki mobil dan mendapati Laskar yang sudah akan menancap gas namun dihentikan oleh Aylin.

"Tunggu!"

Laskar menatap tajam kearahnya. Tiba-tiba Aylin mendekat kearahnya, membuat Laskar tak karuan. Dan yah! Laskar terkejut saat Aylin mengancingkan kerah bajunya lalu memakaikan dasinya dengan rapi. Sungguh jantungnya berdetak tak karuan dan seketika pipinya panas. Sial!

"Nah gini kan keliatan anak sekolahnya jadi gak berandalan." Ucap Aylin lalu kembali menjauhkan tubuhnya.

Laskar masih terdiam.

"Kok malah diem? Ayok berangkat." Tanya Aylin sembari memasang seatbelt nya.

Lelaki itu menghembuskan nafasnya sejenak, berusaha menghilangkan rasa gugupnya. Setelah dirasa jantungnya membaik, Laskar melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah.

***

"Waw anjir! Lo kesambet apa Kar? BWAHAHAHA"

My Husband (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang