"Surat dari Sena."
Tiga hari setelah kepergian Sena. Kini Aylin kembali ke sekolah begitu juga dengan Laskar yang sudah sehat. Keduanya tengah berjalan menuju kelas. Dengan langkah yang tak seiras, akan tetapi Laskar selalu berusaha menyamai langkah Aylin.
Jangan berfikir jika Aylin dan Laskar sudah baikan. Aylin masih terlihat cuek dan kesal kepada Laskar. Serta Laskar yang sama sekali tak menyerah untuk menjelaskan semuanya kepada Aylin. Lelaki itu ingin Aylin memaafkannya. Dan tak terjadi sebuah kesalahpahaman diantara keduanya.
Bahkan saat di mobil tadi, Aylin terus diam. Membiarkan Laskar yang cerewet. Iya. Semenjak Aylin marah padanya, lelaki itu menjadi sangat cerewet jika dengan Aylin. Laskar terus saja mencari topik agar Aylin mau bicara padanya.
"Keknya minum es krim nanti pulang sekolah seger deh Ay." Ujar Laskar ketika langkahnya sama dengan Aylin.
"......"
"Makan bakso keknya enak juga deh."
"......"
"Oh iya sekalian belanja bulanan kan?"
"......"
"Gimana langsung pulang sekolah aja?"
"......"
"Gimana menurut lo Ay?" Tanya Laskar, menoleh kearah Aylin yang sedari tadi hanya diam saja tak menyahuti satu pun ucapannya.
"Ay? Kok lo diem aja sih? Masa gue di cuekin terus." Gerutu Laskar.
"Ay gimana-"
"Lo bisa diem gak sih? Berisik tau!" Gertak Aylin lalu langsung melangkah cepat.
Laskar terdiam. Ia begitu terkejut. Bukan. Bukan karena Aylin berani menggertaknya. Bukan juga karena banyak pasang mata yang kini menatapnya tanpa kedip juga perginya Aylin. Tapi.....
Kenapa Aylin menangis? Ya. Laskar tak salah lihat. Terlihat jelas bahwa gadisnya tengah menitihkan air mata tadi. Apa Laskar menyakiti hati Aylin lagi?
Oh TIDAKKKKKKKKKK!!!
Dengan segera Laskar berlari berniat ke kelas Aylin namun naasnya bel masuk telah di bunyikan.
Shit! Umpat Laskar dalam hati.
***
"Hiks.....hiks....sakit....Ken....."
Seorang gadis kini tengah berjuang mati-matian menahan sakit yang ia terima. Sedangkan salah satu temannya kebingungan sendiri harus bagaimana.
"Perasaan lo udah minum obat deh. Tapi kok masih sakit ya." Ujar Kenzi heran.
"Ya mana gue tahu! Hiks......sakit....mama..."
Aylin. Gadis itu Aylin, sedang berada di UKS bersama Kenzi. Dengan keadaan Aylin yang mengenaskan. Gadis itu terus saja memegangi perutnya yang terasa sakit sekali seperti ditusuk-tusuk ribuan pisau.
"Haduh Ay, tahan ya. Mana bentar lagi UH Bahasa Inggris njir!" Oceh Kenzi kelimpungan. Ingin pergi, tapi Aylin bagaimana? Jika menyerahkan Aylin begitu saja ke penjaga UKS hari ini. Kenzi tentu tidak yakin, mengingat bahwa masa seperti ini Aylin sangat sulit di atasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband (TERBIT)
Fiksi RemajaBEBERAPA PART DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN [BELUM REVISI] ### Perjodohan? Gue rasa gue kembali lagi ke zaman Siti Nurbaya! ~Laskar Arleno Adhyasta Hanya bisa menerima kenyataan, membantah pun percuma bukan? ~Aylin Semira Bhadreswara [Sudah E...