"Terakhir tetapi bukan end."
Setelah lama mengobrol dan menghibur Sena, kini Aylin izin untuk keluar sebentar. Sebab tiba-tiba Viko mengirimnya pesan, agar ia segera keluar. Aylin merasa aneh sebenarnya dan takut. Takut jika Viko akan melarangnya lagi untuk menemui Sena.
Dan saat Aylin keluar, sudah ada Viko dan Laskar di depan ruang rawat Sena dengan jarak berjauhan.
"Mau pulang?" Tanya Laskar menghampirinya.
Aylin menggeleng, ia melirik Viko sekilas. Berniat menanyakan alasan apa yang membuat Viko menyuruhnya untuk segera keluar.
"Lo laper? Mau makan?" Tanya Laskar lagi.
Untuk pertanyaan Laskar kali ini, Aylin mengangguk. Sebab memang benar jika gadis itu tengah lapar. Tentu saja. Mereka tadi kesini sewaktu pagi, dan hanya sarapan pagi saja. Dan sekarang pun waktu sudah siang menjelang sore.
"Yaudah nih." Laskar menyodorkan selembar kertas berwarna biru ke tangan Aylin. "Cukup kan? Lo makan yang banyak ya, gue udah makan tadi. Dan maaf gak bisa nemenin lo, karena......." Ucapan Laskar menggantung.
"Karena apa kak?" Tanya Aylin penasaran.
"Ehem....em...."
"Kak?"
"Gue....gue ada urusan bentar, dan gak bisa di tunda. Gak papa kan?"
Aylin nampak menimang-nimang jawaban Laskar yang menurutnya kurang jelas. Namun, tak ingin memperpanjangnya Aylin hanya mengangguk paham.
"Yaudah kalau gitu gue mau makan dulu." Pamit Aylin, membuat Laskar tersenyum tipis dan meminta maaf kepada gadis itu dalam hatinya karena tak mengatakan hal sebenarnya.
Sedangkan Viko yang sedari tadi berada sekitar 5 meter dari berdirinya mereka pun hanya bisa tersenyum miris. Kenapa? Kenapa mereka menunjukkan hubungan mereka tepat dihadapannya? Dan kenapa pula Laskar tak jujur saja jika lelaki itu ingin menjenguk Sena karena permintaannya?
"Jangan lupa makan yang banyak." Aylin pun mengangguk.
Saat Aylin sudah ingin beranjak pergi, tiba-tiba Laskar menahan langkahnya.
"Dia mau bicara sama lo. Untuk kali ini gue izinin." Tukas Laskar datar.
Meski Laskar tak mengatakan siapa yang dia maksud, akan tetapi Aylin sudah paham. Terfikir dalam benaknya, tumben sekali Laskar mengizinkan dirinya untuk berbicara dan bertatap muka langsung dengan Viko? Padahal emosi lelaki itu selalu memuncak waktu tahu jika dirinya bertemu maupun hanya bertelfonan dengan Viko. Namun saat ini?
"Jangan berfikir terlalu lama Ay, atau gue bakal tarik ucapan gue."
Ucapan Laskar mampu membuyarkan lamunan Aylin, gadis itu pun terlihat gelagapan sendiri.
"E-emangnya k-kak Laskar gak papa?" Tanya Aylin memberanikan diri.
"Jangan tanya gue kenapa atau enggak, pasti lo tau jawabannya." Ujar Laskar datar.
"Tapi kenapa....."
"Karena gue sayang sama lo." Potong Laskar spontan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband (TERBIT)
Dla nastolatkówBEBERAPA PART DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN [BELUM REVISI] ### Perjodohan? Gue rasa gue kembali lagi ke zaman Siti Nurbaya! ~Laskar Arleno Adhyasta Hanya bisa menerima kenyataan, membantah pun percuma bukan? ~Aylin Semira Bhadreswara [Sudah E...