"Lo mau orang yang deketin lo mati sia-sia? Kalau lo gak mau jangan deketin laki-laki lain selain gue dan keluarga lo!"
Kini Laskar dan Aylin sudah berada di kamar Laskar, setelah membersihkan dirinya Aylin langsung merebahkan diri di kasur. Matanya pun sudah terpejam, ia benar-benar mengantuk. Dan mungkin gadis itu sudah berlayar di alam mimpi.
Sedangkan Laskar, lelaki itu masih mandi. Padahal jika di pikir-pikir sedari tadi Laskar tidak sibuk sama sekali. Dan kenapa baru mandi sekarang? Sudahlah, cogan memang selalu bebas.
We don't talk anymore
We don't talk anymoreTiba-tiba suara dering ponsel Aylin berbunyi. Membuat gadis itu yang tengah tertidur terpaksa membuka matanya kembali. Ia pun meraih ponselnya yang ia taruh di nakas.
Viko calling......
Dahi Aylin sempat mengernyit bingung, ada apa lelaki itu menelfonnya maghrib-maghrib begini? Tanpa pikir panjang Aylin memencet tombol hijau dan mengambil posisi duduk.
"Hallo kenapa Vik?" Tanyanya pelan. Ia rasa ia harus ke balkon sekarang, supaya Laskar tak menginterupsi kegiatannya. Ia takut jika lelaki itu berfikir yang tidak-tidak.
Aylin pun sudah berada di balkon sekarang, dan belum ada jawaban sama sekali dari Viko.
"Vik? Masih nyambung kan?" Tanya Aylin lagi.
"Hallo?" Ulang Aylin.
"A-Ay."
Aylin bingung, kenapa suara Viko terdengar parau?
"Vik lo kenapa?" Kini Aylin mulai khawatir.
"Ay....gu-gue takut...."
"Takut? Bilang ke gue Vik lo kenapa?"
"K-kak Sena Ay...."
"K-kak Sena? Kak Sena kenapa?" Sungguh Aylin sangat khawatir.
"Kak Sena...."
Belum sempat Viko selesai bicara, ada seseorang yang merebut ponselnya. Dan seketika matanya membulat kaget saat tahu siapa yang telah merebut ponselnya. Dia.....Laskar.
"Lo telefonan sama Viko? Hah?" Tanya Laskar, wajahnya sudah merah padam. Dan seseorang disana mengernyit bingung, sebab sambungan telefonnya belum di matikan.
"Ka-kak ini gak seperti yang lo maksud." Cicit Aylin.
"Basi! Ini ponsel lo gue sita!!" Tandas Laskar mematikan ponsel Aylin. "Dan jangan harap setelah ini lo bisa telefonan atau keluar rumah dengan bebas!" Setelahnya Laskar melenggang pergi, sebab sekarang ia belum mengenakan atasan sama sekali. Hanya handuk putih yang melilit di pinggangnya.
Sedangkan Aylin, ikut masuk kedalam. Ia bingung harus bagaimana? Ia sangat khawatir dengan Sena, apalagi tadi suara Viko sangat parau. Bagaimana ini?
Laskar pun keluar dari tempat pakaian, dan lelaki itu sudah mengenakan pakaian santai. Aylin yang tengah duduk di tepi ranjang hanya mampu menunduk.
"Ka-kak gue bisa jelasin. Please tolong balikin ponsel gue." Lirih Aylin yang masih dapat di dengar oleh Laskar.
"Balik." Titah Laskar dingin, menarik lengan Aylin sedikit kencang. Membuat gadis itu meringis dalam diamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband (TERBIT)
Fiksi RemajaBEBERAPA PART DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN [BELUM REVISI] ### Perjodohan? Gue rasa gue kembali lagi ke zaman Siti Nurbaya! ~Laskar Arleno Adhyasta Hanya bisa menerima kenyataan, membantah pun percuma bukan? ~Aylin Semira Bhadreswara [Sudah E...