Part 8

797 141 28
                                    

Katanya, November adalah bulan paling romantis, banyak orang menceritakan perihal hujan.
Hujan yang tak selalu di inginkan.

Entah masalahnya apa, kini rupanya terlihat pucat. Bibirnya yang bergetar bergerak seirama dengan awan gelap di langit.

Katanya "Kapan berentinya sih?" nada bicaranya culas, dia mulai menggosokan kedua tangan nya lagi, beradu untuk menghasilkan sedikit rasa hangat.

Sedang disana banyak insan, yang tersenyum, menysusun kata-kata romantis, menyambut November Rain.

Wajahmya malah menyerupai tiap rintik air yang jatuh, terlihat dingin dan sama sekali tak menyukai hujan.
Bukan apa-apa, ketika hujan turun, rintiknya mengirim rindu. Tentu rindunya, yang tak habis-habisnya dia kirim untung sang pemilik hatinya.

Dia menyerah, hujan semakin deras, dia memilih duduk lagi, menikmati suara penyanyi yang menurutnya suaranya sama sekali tak enak didengar. Dia tak sadar tangannya berhenti pada suatu laman instagram, wajahnya berubah, kadang dia tersenyum terkadang dia terlihat murung.

Ingatannya kembali muncul, tentang kejadian seminggu yang lalu, sampai sekarang jantungnya berdegub dengan kencang saat dia mengingat semua itu, bagaimana bisa dunia terasa sempit, susah payah pergi, untuk menghapus segala tentangnya, seminggu yang lalu dengan lancang, semua kejadian yang sudah disusun Tuhan itu terjadi begitu saja.

"Yona..."

"Ki..nal.."

"Loh... Kalian saling kenal??"

Nafasnya memburu, dia buru-buru menutup telepon genggamnya, beruntung hujan sudah reda, dia bisa segera pulang, dia tak ingin terus mengulang kejadian itu, memikirkan nya sampai dia terkadang merasa kalau dia benar-benar gila karna Kinal.

Jangan pernah berfikir, setelah bertemu, mereka akan akrab dan kembali menjalin cinta, seperti pada kisah di film romantis, cinta akan dirajut dengan mudah, mengulang kisah indah pada masa itu. Pada kenyataanya tidak, tidak ada kejadian, Kinal menarik tangan Yona, menghentikan langkahnya dan mengajak berkencan.

Tidak ada!! Dia dan Kinal hanya saling diam.

"Oh iya gw tau, lo berdua kan ex member JKT48, gw baru inget hahaha"

"Pantes aja kenal"

Bodoh, rasanya ingin mengumpat, mencaci Reza, karna Reza, dia jadi bertemu dengan Kinal, karna Reza dia jadi harus mengenang, karna Reza dia harus mengulang, karna Reza dia harus berharap.

Berharap kalau suatu saat nanti, dia dan Kinal bisa bertemu lagi, dengan perasaan yang bisa sedikit tenang, mempersiapkan sebuah pertemuan yang dia tunggu.

"Berhenti disini ya pak."

Setelah perjalanan Jakarta-Bogor yang yang begitu mendramatisir, akhirnya dia sampai digerai lukisnya, tapi tunggu....

Siapa yang sedang berbicara dengan Reza??

Suara itu mulai memasuki telinganya, kakinya tak berkutik, dia diam, jantungnya kembali bergetar, benarkan itu Kinal? Katanya dalam hati.

Baru saja kakinya hendak bergerak pergi, Reza malah menyapanya.

"Yon..."
"Yonaa..."

Untuk kedua kalinya dia ingin marah pada Reza, dia masih memunggungi, tak menyaut sapaan Reza, hingga langkah Reza datang menghampiri.

Dibalik Layar Season 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang