Part 1

1.4K 203 64
                                    

"Selamat ulang tahun..."

"Selamat ulang tahun.."

"Selamat ulang tahun.."

Suara tepuk tangan serentak semakin terdengar riuh saat lilin sudah di padamkan, kini wajahnya nampak bingung, saat mendapati kalau potongan pertama kue ulang tahun itu untuknya, dia jadi menyamai tinggi badannya, dia menunjuk dirina sendiri. "Buat Aku?" katanya bertanya.

Lantas seseorang di hadapannya mengangguk. "Untuk siapa lagi" jawabnya, wajah lucu itu sudah tak bisa dia acak-acak seenaknya, waktu lagi-lagi berjalan secara cepat, anak yang dulu selalu membuatnya jengkel, tumbuh menjadi anak laki-laki yang sangat romantis.

Pikirannya jadi membenarkan apa kata Yona dulu, kalau Liu memang laki-laki yang sangat romantis. Ya, Liu, anak dari Veranda, kini sedang merayakan ulang tahun nya yang ke 7.

Dia pun menerima kue pemberian Liu, memeluk Liu sangat erat, ini benar-benar mengharukan untuknya. Bisa terus berjalan didekat Liu, melihat bagaimana perkembangan nya, walau Liu bukan anaknya, tapi dia sangat menyanyangi Liu.

"Selamat ulang tahun Liu." ucapnya sedikit bergetar, anak ini tanggung jawabnya, dia merasa bertanggung jawab akan kebahagian Liu, setelah perpisahan Veranda dengan Malvin, dia tahu kalau Veranda dan Malvin tak pernah mengabaikan Liu sedikit pun, tapi percayalah hati anak mana yang tak akan hancur jika kedua orang tua nya berpisah.

"Thank you, Umi."

Dari keduanya yang terlihat saling menyanyangi, ada seseorang yang sangat bahagia di atas ini, siapa lagi kalau bukan Veranda. Umurnya yang tak lagi muda, malah membuatnya terlihat semakin cantik, wajah dengan sedikit polesan make up, gaun putih yang simple, membuat dia selalu terlihat menawan.

Memang tak salah semua orang memberikan julukan bidadari untuk sosoknya, karna pada nyatanya, Veranda memang wujud nyata dari seorang bidadari. Selain parasnya yang cantik, dia juga memiliki hati yang begitu lembut.

Tangan halusnya terangkat untuk menyeka air mata yang jatuh di pipi nya, momen ini terlalu membuatnya sedih, ntah harus berterimakasih seperti apa lagi pada Kinal.

Dia bisa saja mengeluh tentang arah hidup sepuasnya. Tapi Kinal selalu membuatnya harus bersyukur karna memiliki, teman seperti Kinal, yang selalu ada dalam keadaan apapun.

"Mami..." Liu menarik tangan Veranda untuk berdiri bersama, melanjutkan kemeriahan ulang tahun nya, menyambut hari kelahiran harus di rayakan dengan suka cita bukan dengan air mata yang tak dia sukai, Liu sadar kalau sekarang Ibu nya itu menangis, walau Liu tak terlalu mengerti apa yang sedang Veranda fikirkan, tapi dia sangat membenci jika Veranda sudah seperti ini.

"Thank you Mami, thank you Umi.. " kata Liu lagi, kali ini kecupan manis dia berikan untuk Kinal dan Veranda.

Acara ulang tahun trus berjalan walau tanpa kehadiran Malvin, Ayahnya itu harus membagai rasa sayangnya untuk nya dan Adik tirinya. Setelah menikah dengan wanita lain, Malvin memang sudah memiliki satu anak perempuan. Kebahagian Liu sama sekali tak terhambat, fikirnya, asal ada Veranda dan Kinal itu saja sudah cukup.

..
..
.

Dia merapatkan tangannya, menghilangkan rasa dingin yang mulai menderap, pada malam dia selalu bertanya, hatinya ini untuk siapa? Tentang rasa kehilangan, rasa buram yang selalu menghantui, menghalangi kebahagian secara tuntas.

Kenapa harus Kamu? Dia selalu berteriak tak trima dalam kepalanya, saat masa lalu membuatnya sulit untuk bahagia, tak ada orang di dunia ini yang bisa memilih pada siapa dia akan jatuh cinta. Meski dia sudah berusaha menghapus perasaan itu, tetap saja hatinya tertambat pada sang perindu utama.

Dibalik Layar Season 3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang