Lamat-lamat mata gadis itu terbuka, ia mengerjap kan matanya menormalkan penglihatannya.
Ia memegang kepalanya yang sedikit sakit."Auu, gue dimana nih" Gadis itu mengedarkan pandangannya, ia mencoba mengingat kejadian semalam. Ahh iya, dia ingat, dia berusaha menolong seorang pria yang sedang dicegat oleh beberapa preman, namun bodoh! Kenapa ia malah pingsan.
Azet kembali mengedarkan indra penglihatannya, ia mulai tersadar kalau ia sedang berada di kamar laki-laki.Seketika terdengar ketukan dari sebelah pintu kamar. Pintu kamar itu terbuka, tampak seorang pria dengan seragam SMA masuk kedalam membawa sebuah nampan berisi nasi dan juga susu.
"Lo udah sadar, sorry yah gue gk bisa antar lo sekarang, nanti pulang sekolah gue antar lo balik," Beckham meletakkan nampan itu disamping Azet yang masih melongo kebingungan, ia berbalik hendak pergi nampak buru-buru karna wajar saja ini sudah hampir jam 7 pagi.
"Ohh yah nama gue Beckham,"
"Gue Azizah panggil aja Azet"
Beckham tersenyum lalu berlalu pergi, namun sebelum sepenuhnya mengilang dari ambang pintu Beckham muncul dengan kepala saja.
"Dimakan ya sarapannya, nanti kalo lo butuh apa-apa ada kaka gue kok, lo bisa panggil dia" Beckham berlalu pergi untuk menuntut ilmu.
Azet terduduk dikasur berukuran king size itu, seseorang dengan kaos biru serta hodie senada dengan kaosnya tampak menghampiri Azet.
"Ehh lo udah sadar, gue Febri kaka nya Beckham"Ujar Febri
"A aku Azet ka" sahut Azet dengan nada canggung
"Ohh yah sorry nih, gue gk bisa temenin lo seperti yang di pinta adek gue, gue harus masuk kampus sekarang, tapi lo jangan khawatir, nanti temen gue yang bakal temenin lo disini okay"ujar Bow yang diangguki oleh Azet.
Bow bangkit dari duduknya, ia berniat hendak pergi ke kampus, namun dia sejenak menunggu Sania,
Karna Sania hari ini gk ada kelas makanya Bow minta Sania buat nemenin Azet dirumahnya sampai Beckham pulang.Lelaki manis berkulit sao matang itu membuka pintu, terlihat seorang gadis berdiri diambang pintu dengan muka kesal.
"Pagu nona Sania"sapa Febri membuka bicara, namun yang diajak bicara hanya mendengus kesal, pasalnya pagi-pagi yang harusnya ia manfaatkan untuk rehat dari rutinitas kuliahnya harus diganggu oleh pinta sahabatnya itu.
"Apaan sih, gk usah sok manis lu,"ujar Sania melongos masuk tanpa permisi.
"Yaelah neng, pagi-pagi dah kesal aja, jangan cemberut dong"goda Febri
"Nyebelin lo, masa gue harus disuruh buat jagain temannya Beckham sih, kenapa gk lo aja"omel Sania.
"Yaelah san, gue kan minta tolong sama lo gk lama kok sampai Etam pulang sekolah aja,"Ujar Febri membujuk sahabatnya itu dengan muka super melas.
"Kan yang disuruh Etam itu elu, kenapa elu malah nyuruh gue"Sania memutar bola matanya.
"Sania, gue hari ini ada kelas masa iya gue gk masuk, dan kalo gue tinggal sendiri kasian tuh cewe nanti dia ketakutan, lagian gue gk mau nyia-nyiain waktu gue buat ketemuan sama Thalita hari ini"Jelas Febri.
Apa?? Dia mau ketemu Thalita? Why Feb why? Kenapa sih lo gk berhenti aja ngejar tuh cewe, sadar Febri kamu itu gk pernah dilirik sama Thalita sedikit pun.
"Kapan sih bow, lo berhenti ngejar Thalita" Sania terdiam sejenak, namun ia teringat kata-kata Febri barusan."Wait wait bow"ujar Sania menghentikan gerak Febri.
"Apaan lagi"ujar Febri
"Tunggu dulu, apa kata lo tadi? Cewe? Jadi temannya Beckham itu cewe?"ujar Sania yang menunggu jawaban dari Febri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Really! aku suka kamu[Febri Feat Beckham]
RandomSaya pernah bodoh karna berharap, saya juga pernah berharap sampai bodoh, dan sekarang saya sadar, saya bodoh karna berjuang untuk orang bodoh.