Setelah mengantar Thalita pulang kerumahnya, Febri langsung menancap gas menuju rumahnya.
Ia sudah tidak sabar lagi menceritakan ini pada Sania. Dalam perjalan pulang senyum Febri terus mengembang.
"Mungkin ini awal yang baik untuk Lo, Lo harus terus berjuang feb" ujar Febri memberi semangat pada dirinya sendiri.
Bagi sebagian orang, mengantar cewe yang ditaksir nya itu pulang adalah hal yang paling berkesan dalam hidup, nahh sekarang Febri merasakan itu.
Ditempat lain, dirumah Febri. Beckham sudah pulang dari sekolahnya, dan ia langsung berniat menemui Azet dan Sania.
Ia menghampiri dua gadis yang sedang ngobrol dihalaman rumahnya itu.
"Kak San, Azet, kenapa gk masuk aja sih, ini kan panas tau diluar" ujar Beckham.
Ia melirik kearah langit, ya benar saja matahari tepat berada di ubun-ubun nya.
"Maaf Beckham, gue sekalian mau pamit aja yah, soal nya Kaka gue udah jemput" Azet bangkit dari duduknya setelah ia mendapat pesan dari sang Kaka.
Septian menjemput Azet, ia sudah sampai ditempat yang Azet kasih tau. Tapi bukan di dirumah Febri. Melainkan Azet meminta Septian menjemputnya di halte dekat rumahnya Beckham.
"Sekali lagi makasih banyak yah, udah nolongin gue, gue pamit sampai ketemu nanti Beckham" ujar Azet.
"Iya, makasih juga Lo udah nolongin gue kemarin ya walau lu yang sebaliknya gue tolong, eumm no problem hee" ujar Beckham cengengesan.
Azet beralih ke Sania.
"Kak Sania makasih juga udah nemenin azet, Azet pergi dulu kak"
Setelah pamitan dengan Beckham dan Sania. Azet pun pergi dari pekarangan rumahnya Beckham.
Ia melihat mobil hitam mewah didepannya, ia langsung menghampiri sang pengemudi.
"Abanggggg" Azet berhamburan ke pelukan Septian.
Septian membalas pelukan sang adik.
"Kamu kemana aja sih, baru sampe Jakarta udah keluyuran" omel Septian pada adiknya itu.
"Ih bang, aku tu gk keluyuran tapi ada insiden tau, nanti Azet cerita deh" ujar Azet sedikit cemberut karena baru saja ia bersama abangnya ini udah diomelin aja.
"Ya udah nanti aja ceritanya kalo udah dirumah, sekarang Abang mau daftarin kamu di SMA Garuda" Septian menancap gas mobilnya.
Disisi lain pula.
Febri menemui Sania di tempat biasa mereka main sejak kecil. Ya, di taman ini, taman yang mempertemukan Febri dan Sania hingga saat ini mereka bersama.
Sania duduk di kursi panjang taman itu, Febri menghampirinya.
"Ehh San, lu tau gk? Gue tuh seneng banget hari ini!" kata Febri dengan semangatnya
"Kenapa?" Sania mengerutkan dahinya
"Tadi gue nganter Thalita balik, gue gk nyangka San, dia mau boncengan sama gue" Febri terlalu bersemangat untuk menceritakan itu pada Sania. Ia mengguncang tubuh milik sahabatnya itu.
"Alah, bow lu kaga usah lebay, ketimbang nganter pulang aja sumringah banget Lo" Sania memutar bola matanya, ia merasa kesal pada sahabatnya itu.
"Menurut gue sihh ekspresi Lo itu terlalu berlebihan bow" sambung Sania.
Febri kini menatap Sania sangat tajam.
"Heh, lu kenapa sih? Kaya gk suka gitu gue direspon sama Thalita, apa jangan-jangan Lo cemburu yah?" tebak Febri dengan nada menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Really! aku suka kamu[Febri Feat Beckham]
RandomSaya pernah bodoh karna berharap, saya juga pernah berharap sampai bodoh, dan sekarang saya sadar, saya bodoh karna berjuang untuk orang bodoh.