PAST
Sasha berumur 9 tahun sementara Jeka 13 tahun.
Beberapa minggu setelah Jeka dan Sasha diperkenalkan oleh kedua orangtua mereka,
"Sa...sha..."
Panggil Jeka dari luar kamar Sasha dengan aksen seperti anak kecil yang sedang mengajak bermain.
"Mas Jeka?"
"Kita main yuk! Mas bawa banyak kaset video game,"
"Tapi Sasha gak bisa main game kayak gitu, mas."
Jawab Sasha dengan binar polosnya dibalik pintu ketika Jeka mengetuk pintu kamarnya.
"Gapapa, nanti mas ajarin Sasha sampe bisa."
"Hmm, yaudah deh. Tapi Sasha mau mandi dulu ya. Mas Jeka tunggu aja."
"Iya."
15 menit menunggu, Sasha akhirnya selesai mandi sore.
Ia pun memilih beberapa pakaian santainya, lalu kemudian memakainya.
Ketika hendak memakai celana panjangnya, teriakan bunda Naya dari pintu kamar sontak menggegerkan telinganya.
"SASHA! KENAPA BUKA BAJU DIDEPAN JEKA!. Astaga anak ini.!?"
Sementara Sasha yang masih mengenakan pakaian dalam bermotif angry bird menghentikan kegiatan memakai pakaiannya.
"Bunda kenapa teriak-teriak sih?"
Heran Sasha."Kamu itu anak perempuan Sha, gaboleh buka-buka baju didepan laki-laki."
Ujar Bunda Naya yang segera memakaikan baju tidur pada sang anak.Sementara Jeka, dia sebenarnya sama sekali tidak melihat Sasha yang tengah mengganti baju didepannya.
Jeka terlalu fokus pada game di tangannya. Bahkan teriakan bunda Naya pun tak ia gubris saking seriusnya.
Sejenak Bunda Naya menghela nafas lega ketika menyadari Jeka tidak melihat anaknya ketika bertelanjang tadi.
"Tapi Sasha suka buka baju didepan ayah dan kak hobi, bunda tidak marah seperti ini. Malah bunda lebih pilih masakan gosong bunda dibanding memakaikan Sasha baju, lalu Sasha disuruh pakaikan baju sama kak Hobi atau sama ayah saja katanya."
Kesal Sasha.Bunda Naya lagi-lagi menarik nafasnya dalam-dalam.
Mendidik anak gadis lebih sulit ternyata dibanding mendidik anak laki-laki nya.
"Sasha, anak mamah yang cantik.
Mas Hobi dan ayah itu kan keluarga Sasha. Jadi tidak apa-apa melihat Sasha tidak pakai baju pun.
Beda dengan Jeka, dia kan orang lain, bukan keluarga Sasha, jadi Sasha tidak boleh seperti tadi lagi ya. Untung saja Jeka tidak melihat Sasha karena sedang sibuk main game.""He..em."
Sasha mengangguk-anggukan kepalanya pertanda mengerti.
"Tapi bun, sebenarnya tadi mas Jeka sudah lihat Sasha tidak pakai baju."
Bunda Naya melebarkan matanya kaget. Menatap gadis kecilnya yang masih sekolah dasar itu seraya bertanya,
"Kapan!?"
"Tadi. Waktu Sasha minta dipakaikan minyak telon diperut Sasha."
Astaga.
Sasha benar-benar luar biasa.
Bunda Naya bahkan kehabisan kata-kata untuk menanggapi dan memberikan edukasi pada anak perempuan satu-satunya ini.
Sementara dilihat Bunda Naya, sepertinya Jeka pun masih belum mengerti apa-apa sama seperti Sasha, sehingga tidak ada yang perlu ia khawatirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh
General Fiction'Intinya Jeka itu jodohnya Sasha atau bukan?' -Jodoh itu bukan ditangan manusia yang merencanakan, tapi ditangan Tuhan yang berkehendak.-