J Present 5

30 2 22
                                    

Present

Tak terasa sudah hampir 3 bulan Sasha bekerja sebagai sekertaris.
Semakin hari, Sasha semakin akrab dengan Tedi. Bahkan setiap hari mereka menghabiskan waktu makan siang bersama, tanpa Tifanny tentunya.

Rencana Bu Fanny rupanya berjalan dengan sangat lancar sesuai kehendaknya. Setiap hari selalu membuat Sasha sibuk hingga pulang telat dari jam kerja hanya untuk menyuruh Tedi mengantarnya pulang.

Rencana Bu Fanny semakin mulus manakala kekasih Sasha, Jeka sedang sibuk-sibuknya mengejar karir pekerjaannya yang baru.
Yup, Jeka tiba-tiba saja mendapat pekerjaan baru sebagai seorang direktur. Padahal sebelumnya hanya sebagai karyawan biasa di sebuah kantor kecil. Jeka bilang pada Sasha, bahwa temannya kebetulan menawari dirinya untuk mengisi pekerjaan tersebut.

Sasha sih senang-senang saja jika Jeka pun merasa senang. Kendati sebenarnya, Sasha dan keluarga sedikit kecewa karena sebelumnya keluarga Wijaya sudah akan memberikan wewenang pada Jeka untuk melanjutkan kepemimpinan di Wijaya Corp.

Meski begitu, Sasha dan keluarganya tetap menghargai apapun keputusan Jeka.
Sasha sangat amat mengerti kala Jeka menyampaikan keinginannya untuk mandiri dalam urusan pekerjaan dan tidak ingin terus menerus dilimpahi dan dibayang-bayangi oleh kekayaan keluarga Wijaya.

Malam ini, Sasha tengah menunggu kedatangan Hobi yang katanya akan menjemput dirinya sepulang bekerja.
Sudah 30 menit Sasha menunggu tapi sang kakak belum juga muncul. Tau begitu ia tak akan menolak tawaran Tedi untuk pulang bersama barusan.

"Belum pulang, Sha?"

"Eh..i..iya nih mbak. Masing nunggu kak Hobi "

"Kakak kamu.?"

"Iya."

"Yasudah, aku temani ya sampai dia datang.?"

Sasha akhirnya setuju untuk ditemani mbak Wendy, Executive manager yang bekerja di lantai yang sama dengannya.

Wendy yang sedang hamil itupun duduk disamping Sasha, sembari menunggu suaminya datang.

"Mas Agus gak jemput, mbak? Biasanya dari sore sudah nangkring disini nungguin mbak Wendy."

"Katanya dia lagi ada proyek baru, jadi pulang agak telat. Kalau aja mbak dibolehin pulang naik taksi, pasti mbak udah sampe rumah dari tadi."

Sasha meringis kasihan mendengarnya.
Sementara itu, ia mengelus perut Wendy yang sudah mulai lebih besar semenjak pertama ia datang bekerja disini.

"Udah masuk berapa bulan mbak?."

"Baru mau jalan 6 bulan."

"Gak kerasa ya, perasan waktu aku pertama kali kerja disini, perut mbak Wendy masih buncit-buncit lucu gitu. Belum sebesar ini."

Ujar Sasha membuat mereka terkekeh bersama.

---

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang