J Present 3

38 4 21
                                    

PRESENT

Tedi Hermansyah

Pria matang berusia 28 tahun.

Pengalaman soal cinta, nol.

Tampan tiada tara melebihi para aktor nominasi pria tertampan di dunia.

Hidung mancung dengan rahang tegas, suara bariton serta tinggi badan yang mumpuni dimilikinya.

Tedi adalah gambaran sempurna bagi para orang tua di dunia untuk dijadikan calon menantu idaman putri mereka.

Berasal dari keluarga kaya dengan pendidikan cemerlang.
Belum lagi karir yang sukses diusia muda.

Sibuk dengan berbagai pencapaian membuat Tedi seakan lupa dan tidak sempat mengeksplorasi kehidupan asmaranya.

Terbukti di usia yang sudah menginjak 28 tahun ini, seorang pria bernama Tedi Hermansyah itu belum pernah sekalipun berpacaran atau memiliki seorang kekasih.
Itu fakta.

Namun bukan berarti dia payah dalam urusan romansa.
Terbukti dia dijuluki Social Butterfly oleh kerabatnya, karena Tedi pandai mengambil hati orang lain.
Tipikal pria supel yang mudah bergaul dengan siapapun.
Dengan begitu, tidak sulit baginya untuk menarik hati lawan jenis hanya dengan waktu singkat.

Tedi hanya terlalu fokus saja pada urusan pendidikan dan karir selama ini. Mungkin sudah saatnya ia mulai melirik wanita diluaran sana agar ia tidak dicap sebagai lelaki tak laku. Terutama oleh kakaknya yang satu ini, Tiffany.

"Oh, ayolah kak!?. Kenapa harus dijodohkan seperti itu sih. Itu terlalu kaku. Kan tinggal kenalan saja, setelahnya biar aku yang--"

"Yang apa!? Hah!?. Umurmu sudah hampir 28 tahun Te. Kakak harus gerak cepat supaya kamu tidak jadi perjaka tua nantinya."

Perkataan menohok dari kakaknya sukses membuat Tedi marah.

Manabisa dibilang seperti itu?

Perjaka tua katanya?

Oh, ayolah.. Tedi itu ibarat manusia sempurna setelah Adam yang pernah diciptakan oleh Tuhan.

Sudah mapan, pintar, kaya, karir cemerlang, wajah super tampan juga memiliki kepribadian menyenangkan seperti dirinya, disumpahi jadi perjaka tua katanya?

Tidak terima atas semua perkataan kakaknya, Tedi hendak menggebrak meja namun ia urungkan ketika melihat gadis cantik yang barusan menemani mereka makan, datang menghampiri.

"Maaf ya sedikit lama. Tadi itu saya terima telpon dulu."
Sasha

"Tidak masalah, Sha."
Bu Fanny melanjutkan,
"Oiya, Sha. Hari ini ada beberapa proyek yang harus di analisis. Juga pertemuan penting dengan pemegang saham utama. Tidak apa-apa kan kalau kamu pulang agak malam dihari pertama bekerja.?"

Sasha tersenyum mengiyakan, tidak apa-apa sekali pikirnya. Karena dengan begitu, ia bisa dijemput oleh Jeka dan pulang bersama karena tunangannya itu pun juga akan pulang malam karena pekerjaannya.

"Tidak apa-apa kok bu."
Sasha

"Nanti kamu pulang dengan Tedi saja ya, Ibu tidak enak kalau membiarkanmu pulang malam sendirian. Lagipula Kantor Tedi ada disebelah gedung kantor kita."

Tanya Bu Fanny seperti memberikan kode pada adiknya itu.

"Eh.. tidak perlu Bu Fanny. Nanti merepotkan pak Tedi."

"Tidak ada penolakan Sasha. Lagipula Tedi juga sudah mau kok. Iya kan Te.?"

Gagal sudah keinginan Sasha untuk pulang kerja bersama Jeka.

JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang