J Present - 2

55 5 15
                                    

PRESENT

"Mas Jeka, nanti jemput aku lagi kan.?"
Tanya Sasha yang masih berada didalam mobil bersama Jeka.

Saat ini keduanya sudah sampai di depan kantor baru Sasha.

Disana Sasha bekerja sebagai sekertaris direktur utama.

"Kayaknya aku pulang malem banget deh. Soalnya ada beberapa proyek yang harus aku evaluasi."

Wajah sedih Sasha terlihat oleh Jeka.

"Kamu jangan sedih dong. Nanti malem mas janji bawain martabak telur special buat kamu ke rumah. Hm?."

---

Sesampainya di kantor, Sasha langsung bekerja dengan baik.

Direktur utama yang menjadi pimpinan Sasha adalah seorang wanita dewasa.
Berusia sekitar 35 tahun.
Bernama Tiffanny atau akrab disapa Bu Fanny.

Meski keluarga Sasha sudah sangat kaya raya, ia tetap memilih untuk bekerja dengan alasan menambah pengalaman dirinya.

Bahkan jika Sasha mau, ia bisa saja menjadi direktur atau CEO dari perusahaan ayahnya yang besar dan sukses dimana-mana.

"Bu Fanny manggil saya?"
Tanya Sasha

"Iya Sha, ini sudah jam makan siang. Kita makan bareng yuk di restoran sebrang."
Ujar Bu Fanny.

Bu Fanny memiliki senyum yang ramah. Tidak seperti ibu-ibu pemimpin perusahaan yang terkenal dingin dan galak yang banyak digambarkan.

Fanny selalu tersenyum bahkan pada semua bawahannya di lingkungan kantor.

"Baik bu."

---

Setibanya di restoran, Bu Fanny banyak bercengkrama dengan sekertaris barunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setibanya di restoran, Bu Fanny banyak bercengkrama dengan sekertaris barunya.

Dari awal, Bu Fanny sudah sangat menyukai Sasha secara personal.

Dimata Bu Fanny, Sasha adalah gadis yang sangat cantik dan ramah, juga murah senyum.

Sebenarnya Bu Fanny memiliki tujuan lain ketika memutuskan untuk menerima Sasha bekerja padanya.

Alasan lain itu terjawab jelas ketika saat ini dirinya menelpon seseorang dan memintanya untuk datang bergabung makan siang bersama dirinya dan Sasha.

"Halo, dek? Kamu dimana? Kakak udah di resto Royal nih." Ujar bu Fanny melalui Handphone nya.

"Hah? Kamu udah di depan? Mana, kok gak kelihat-- Dek! Sini!."

Sasha ikut menoleh ketika Bu Fanny melambaikan tangannya pada seseorang dibelakang nya.

Sasha ikut menoleh ketika Bu Fanny melambaikan tangannya pada seseorang dibelakang nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aduh kak! Aku ada meeting sama klien 30 menit lagi. Kenapa sih pake minta ditemenin segala padaha--"

"Sha, kenalin ini adik kandung saya. Namanya Tedi Hermansyah. Tedi, kenalin ini sekertaris baru kakak, Sasha Meira Hanindya, panggil aja Sasha."
Ujar Bu Fanny panjang lebar memotong ucapan Tedi barusan.

Sementara Tedi langsung terdiam  kala melihat seorang wanita cantik di sebelahnya. Padahal tadi mulutnya sangat ingin mengomel pada sang kakak yang tiba-tiba memintanya menemani makan siang.

"Uhm.. Tedi.."
Ujar Tedi mengulurkan tangannya untuk berjabatan dengan Sasha.

"Sasha. Salam kenal pak Tedi."
Ujar Sasha sembari tersenyum ramah.

Membuat Tedi jadi salah tingkah sendiri dan segera melepaskan tangannya yang semula menjabat tangan lembut Sasha.

Ditengah mereka menyantap makan siang, Sasha berpamitan untuk pergi ke toilet sejenak, meninggalkan Bu Fanny dan Tedi di meja.

"Cantik kan, dek?"

"Apa.?"

"Ish, itu. Sasha. Cantik banget kan sekertaris baru kakak?"

"Hmm."

"Dia anaknya alm. Wijaya Aditya loh, pengusaha sukses terkenal di Indonesia. Pewaris PT. Wijaya Corp, Internasional."
Jelas Bu Fanny pada Tedi.

"Oya? Wow! Kenapa dia mau jadi sekertaris kakak? Dia kan bisa jadi pimpinan di perusahaan ayahnya." Takjub Tedi ketika mendengar latar belakang keluarga Sasha.

"Katanya sih pengen cari pengalaman aja. Karena yang ambil alih kepemimpinan ada kakak laki-lakinya dia."

"Ooh.."

"Ish! Tedi.! Kenapa sih dari tadi jawabnya singkat-singkat terus!? Kakak udah sengaja banget pengen ngenalin kamu sama dia. Tapi kamunya malah gak respon begini."

Sejujurnya Tedi begitu terkesima ketika pertama kali bertemu dengan Sasha.
Kenyataannya, Sasha memang gadis dengan fisik yang cantik ditambah senyum yang ramah.

Apalagi jika orang-orang tau latar belakang keluarganya yang sempurna persis seperti rupa wajahnya.

Sasha itu cantik, elegan, pintar, ramah dan juga kaya.

Munafik kalau Tedi bilang dia tidak tertarik pada Sasha.
Namun, demi menjaga imej di depan sang kakak, Tedi berusaha mati-matian untuk menahan euforia dalam hatinya ketika dipertemukan dengan wanita sempurna impiannya selama ini.

"Ya terus aku harus respon gimana, kakak ku tersayang?"

"Nanti pulang kerja kamu harus ajak dia keluar. Atau minimal anterin dia pulang."

"Loh? Kenapa harus aku sih kak?"

"Ya karna kakak mau jodohin kamu sama dia."

.......

JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang