[I] BOY MEETS BABY

17.4K 977 11
                                    

Kalau berbuat baik demi menangkal kesialan, boleh tidak sih? 

Ugh, entah memang benar-benar sial atau dewi keberuntungan Fortuna belum mengenalku? Okey, siapapun tolong pertemukan aku dengan dia. Kalau dia cantik aku rela melepas status jomblo dari lahirku ini pada seorang dewi. Tidak buruk.

Tapi konyol.

Padahal tampan, tinggi, wangi, rapi, baik hati, rajin menabung, rajin senyum, sedekah apa lagi. 

Hanya sedikit sial karena kuliah gak kelar-kelar padahal sudah lima tahun. Habisnya, Dosen Pembimbing dan Dekan pada dendam gara-gara anaknya aku tolak semua. Yang benar saja ada Nepotisme di dalam kampus terkenal. Terlebih korbannya seperti aku.

Kalau kata Jimin –sahabat sialan yang mantannya banyak kayak kacang goreng- aku kurang sedekah. Padahal pernah jual satu mobil buat sedekah ke anak-anak panti.

Kurang baik, padahal pernah nolong nyeberangin nenek-nenek, pernah balikin anak kucing ke induknya. Ramah ke semua orang. Kasih jajan preman juga udah pernah.

Itu ngasih jajan apa dipalak Tae.

Author berisik.

Yang jelas Kim Taehyung ini sosok sempurna yang belum disempurnakan oleh kehadiran pasangan. Oh iya, ijazah S1 juga.

Author POV

“Jyjyck” itu Park Jimin. Teman seperjuangan yang gak mau diperjuangin juga sama Kim Taehyung. Pemuda manis yang kekurangan tinggi badan itu berlagak muntah setelah menampung misuh-misuh dari Kim Taehyung.

Tolong jangan main fisik ya thor – Jimin

Ciye Jimin baperan - Author

“Jadi biar kuberitahu ya Kim Taehyung yang sok tampan. Kalau kau berbuat baik dengan uang orang tua atau kekuasaan orang tuamu. Itu ya rejekinya milik orang tuamu. Gunakan tenaga dan usaha sendiri dong.”

Kim Taehyung mengerucutkan bibirnya seraya berkata dalam mode imut yang amit-amit, “Tapi menolong nenek-nenek kemarin kan pakai tenagaku. Menolong anak kucing juga dengan tenagaku kok.”

Jimin bertepuk tangan riang, “Nah itu. Karena kau bantunya yang kecil-kecil kau juga dapat berkat kecil. Anak TK juga bisa kalau bantu nenek menyebrang dan menolong anak kucing.”

Kim Taehyung kembali misuh-misuh, menggerutu sana-sini mencari kambing hitam. Kalau tidak ingat teman sendiri dan Taehyung masih punya hutang sepuluh ribu won, semangkuk jajangmyeon (mie kacang hitam) dan sebotol cola saja. Jimin pasti sudah cepat-cepat melenyapkan Kim Taehyung dari peradaban manusia. Biar dia masuk ke peradaban dinosaurus sekalian dan menjadi makanan Brontosaurus.

Eh, tapi Brontosaurus kan vegetarian?

Mana doyan dia Bujang Lapuk macam Kim Taehyung. Kalau sejenis Robert Cullen atau Robert Pattinson mungkin brontosaurus-nya doyan. Doyan mau nikahin.

“Sudahlah Tae. Terima saja kalau kau itu Mahasiswa Abadi dengan pangkat Bujang Lapuk.  Sekalian kau cari apa bahasa inggrisnya biar terdengar keren dan kekinian. Aku pergi. Banyak tugas mahasiswa yang harus kuperiksa ya Taetae.”

Taehyung mengangguk lesu. Sahabatnya itu memang sedang mengejar gelar pasca sarjana sekaligus menjadi asisten dosen di kampusnya. Itu sebabnya kalau skripsinya yang tidak maju-maju itu direvisi maka akan ada ritual misuh-misuh pada Park Jimin tentang skripsi sekaligus tentang hati.

Hidup kok begini sekali sih?

Dapat Dosen Pembimbing super cuek dan tidak ada yang bisa menjadi tempat mengadu selain  Park Jimin. Aduh Kim Taehyung, jadi jomblo kenapa ngenes sekali? Sepertinya Taehyung harus mengganti judul skripsi menjadi ‘Menaikkan Taraf Kebahagiaan Jones’ ketimbang membahas bisnis. Soalnya, Kim Taehyung lebih jago dan ahli dalam hal per-jones-an, kan sudah berpengalaman. Dua puluh tiga tahun dan tidak pernah pacaran.

Kasihan.

Kim Taehyung memiringkan kepala, menatap ke arah jalan dibalik jendela bening disisinya. Hujan turun sejak setengah jam yang lalu dan tidak ada tanda reda sedetikpun. Hujan saja tahu kalau hati Kim Taehyung juga sedang di rudung mendung berkepanjangan.

Ingin rasanya menempelkan pipinya pada permukaan kaca dan membuat ekspresi konyol andalannya agar suasana hatinya membaik.

Teringat akan ultimatum sang Mama yang akan mencoretnya dari kartu keluarga kalau tahun depan tidak wisuda. Ditambah lagi kalau belum punya pasangan di akhir tahun akan dijodohkan dengan pilihan sang Mama. Dan kabar baiknya tahun depan kurang dari enam bulan lagi.

Tamatlah kau Kim Taehyung.

Kim Taehyung akan bangkit dari duduknya ketika arah tatapannya jatuh pada sosok kecil di luar kafe tempatnya, sedang menarik koper sebesar sosok itu. Bajunya basah kuyup dan rambutnya lepek. Taehyung masih mengamati anak kecil itu ketika mata mereka bersibobrok dan menangkap raut sayu serta lelah dari wajahnya. Kakinya bergerak dengan kecepatan yang cukup baik beriringan dengan jarinya yang mengambil uang dari dompet dan meletakkan begitu saja di atas meja. 

Jangan takut uangnya kurang. Isi dompet Taehyung banyak. Kartu kredit saja Black Card.

Anak kecil tadi hampir saja terjatuh kalau saja tangan Taehyung tidak menangkapnya. Taehyung membawa anak kecil itu ke dalam gendongannya dan menyadari kalau bobot anak itu sangat ringan.

Kepala anak itu terangkat, berusaha agar tetap sadar sementara nafasnya sudah mengeluarkan uap, “Ahjussi… kenal Appa-ku, tidak?” kesadaran anak itu hilang dalam dekapan hangat seorang Kim Taehyung.

Tapi tunggu.

Ahjussi? Anak itu memanggil si tampan Kim Taehyung paman?

Astaga.

Haruskah Taehyung melakukan Facial Treatment atau Ten Step Skincare yang menjadi konsumsi sehari-hari masyarakat di negaranya?

Tapi sebelum mengkhawatirkan wajah Taehyung yang begitu-begitu saja. Perhatian Taehyung kembali pada anak laki-laki di dekapannya. Secepat mungkin membawa anak itu ke dalam mobil dan membaringkannya pada kursi penumpang. Secepat kilat menyelimuti tubuh si kecil itu dengan jaket dan kemeja yang nyaris basah dan menyisakan kaos putih tipis yang membentuk postur tubuhnya.

Taehyung kembali ke tempat dia menyelamatkan anak itu, mengambil koper dan salah satu slipper anak itu yang tertinggal. Memasukkannya ke dalam bagasi dan segera masuk ke mobil dari pintu kemudi.

Bajunya basah, jok mobilnya juga. Tapi Taehyung tidak peduli. Dia berbalik memastikan anak laki-laki itu masih bernafas dan memasangkan sabuk pengaman. Pikirannya berputar memikirkan akan kemana membawa anak itu. Rumah sakit atau flat-nya.

Mobilnya melaju cepat membelah jalanan dengan hujan yang masih deras. Berbelok ke arah gedung flatnya yang lebih dekat dari kafe. Taehyung dengan cepat memarkirkan mobilnya di parkiran VIP basement gedung dan segera membawa anak laki-laki itu ke dalam dekapannya dan berlari masuk ke dalam lift setelah mengluarkan kartu akses.

Sumpah.

Seumur hidup Taehyung tidak pernah sepanik ini karena orang yang baru dikenalnya.

Baiklah, mungkin pengecualian karena yang dia tangani sekarang ini adalah anak kecil. Taehyung tidak habis pikir bagaimana orang tua anak itu tidak kecarian dengan bocah yang tidak lebih imut dari dirinya itu. Atau orang tuanya sedang kecarian juga ya?

Okey Kim Taehyung, berhenti menduga-duga. Tidak baik.

Nanti merusak kemulusan jalan jodoh Taehyung yang sebenarnya tidak jelas juga ada di bagian galaksi mana. []





Test dulu teman-teman.
Setelah sekian lama story ini kutulis. Aku menguatkan tekad untuk menjalani dunia menulis lagi. Untuk hampir 2 tahun aku hiatus dari dunia orange. Aku kembali bukan hanya sebagai pembaca. Namun juga sebagai penulis. Terimakasih untuk semua penulis yg memercikkan semangat untuk menulis buatku.

Aku sadar karyaku jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran selalu terbuka untukku. Terimakasih. Selamat membaca😘💜

JelynKimchi

Boy Meets BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang