Hallo...
Happy Holiday and Happy Readings...Vote dan Comment ya teman-teman...
Purple you💜💜💜
Kantin tidak terlalu ramai mengingat waktu masih cukup jauh dari jam makan siang. Kim Taehyung masuk ke dalam area kantin sambil menggendong Jungkook dan matanya mencari sosok sahabat karibnya yang akan dia jadikan pengasuh sementara Jungkook.
Lambaian tangan dari Jimin ditangkap oleh Taehyung. Dirinya mendekat ke arah meja yang diduduki Jimin dan menurunkan Jungkook dari gendongannya. Mata Jimin terlihat berbinar menatap Jungkook tanpa berkedip.
“Ayo, perkenalkan diri dulu pada teman Hyungie.”
Jungkook menatap Taehyung ragu-ragu, tapi Hyungnya malah mengangguk sambil menepuk pelan bahu Jungkook.
Jungkook maju selangkah menatap presensi Jimin yang masih tersenyum manis, “Salam kenal ahju- Hyung, aku Jeon Jungkook senang belkenalan dengan Hyung.” Jungkook menunduk memberi gestur bow formal.
“Astaga Tae. Dimana kau menemukan makhluk menggemaskan ini. Aduh, mana pintar berbicara dan sopan. Boleh gendong tidak? Tapi ngomong-ngomong aku Park Jimin sahabat Hyungmu” Jimin heboh sendiri, ingin mendekat tapi sedikit takut karena mendapat tatapan tajam dari Kim Taehyung.
“Hyungie… Hyung ini aneh sekali. Matanya tidak ada.” Kalimat polos dari Jungkook seketika membuat Taehyung tertawa pecah. Sementara Jimin terdiam, ternyata kecil-kecil mulutnya pedas seperti Taehyung.
Tidak sadar diri, sendirinya begitu – Author
Taehyung berhenti tertawa, berjongkok menatap Jungkook yang merengut, “Tidak apa-apa, Hyung ini baik kok, walau aneh seperti yang Kookie bilang. Dia juga dari Busan sama seperti Kookie. Jadi pasti bisa cepat akrab” bibir Jungkook dipout-kan, alisnya nyaris bertaut. Sebenarnya gemas, tapi Taehyung menahan diri dulu karena hampir terlambat dari waktu yang dijanjikan.
Taehyung mngusap rambut Jungkook sayang sebelum mengecup kening bocah itu, “Lagi pula, Jimin itu lemah. Kalau dia jahat gigit saja sampai berdarah. Oke?” bisik Taehyung sembari berdiri.
“Aku titip Jungkook ya Jim. Awas kalau sampai tergores. Kupotong masa depanmu.” Jimin menatap malas Taehyung meski sedikit gemetar dengan ancaman pria setengah waras tersebut. Habisnya, Kim Taehyung jarang sekali mau mengancam, hatinya terlalu lembut untuk itu.
“Koo, Hyung pergi sebentar ya? Jangan nakal ya anak manis” Taehyung kemudian berlalu dari sana. Meninggalkan keduanya dengan atmosfir canggung yang kentara.
Jimin lebih dulu berdeham untuk mencairkan suasana sementara Jungkook masih menatap pada arah Taehyung pergi.
“Jadi teman kecil, kau mau kemana? Biar Hyung antar dan temani.”
Jungkook menoleh pada sosok yang kini berdiri di sampingnya, “Hyung ternyata sangat pendek”
BLAR
Jiwa Park Jimin tersambar kenyataan. Yang ditanya apa dijawab apa. Tapi yang dikatakan anak itu benar. Bahkan untuk ukuran anak berumur empat tahun, Jimin itu terlalu pendek. Jungkook saja sudah mencapai pertengahan pahanya, padahal masih empat tahun.
“Iya, Hyung memang lebih pendek dari Hyungmu. Tapi masih lebih keren Hyung dari Hyungmu.” Jawab Jimin, menepuk dadanya bangga. Untung saja kantin tidak terlalu ramai. Bagaimana mungkin seorang Asisten Dosen bertingkah memalukan di depan bocah berumur empat tahun.
Jungkook merotasikan bola matanya dengan ekspresi malas. Memilih mendekati kursi kantin yang tergolong tinggi dan mulai memanjat. “Hyung bantu Gukie naik ya?” tawar Jimin yang melihat hal itu dan refleks membantu sampai Jungkook duduk dengan nyaman dikursinya.
“Memangnya Gukie tidak mau ke suatu tempat? Mau disini saja?”
Jungkook terdiam mendengar kata Gukie yang keluar dari bibir Jimin. Terdengar manis. Jungkook jadi memiliki nama panggilan baru. Jadi merasa disayang dan dispesialkan begitu.
“Mau menunggu Hyung saja”
Jimin duduk disebelahnya sambil memperhatikan Jungkook, “Memangnya tidak bosan? Taehyung akan cukup lama dan sebentar lagi jam makan siang. Disini akan sangat penuh dan berisik. Gukie suka?”
Jungkook menggeleng.
“Kalau begitu ikut Hyung saja bagaimana? Kita ke kafe yang nyaman dan makan ice cream disana. Nanti Hyungmu menyusul kesana saja.”
Jungkook terlihat ragu, “Tapi Taehyung Hyung sudah janji mau belikan ais klim, nanti tidak jadi dibelikan Hyungie. Tidak mau.”
Jimin tersenyum gemas, tangannya mengusak kepala Jungkook. “Tidak apa-apa. Nanti minta Taehyung belikan yang lain. Ini Hyung yang traktir.”
“Yasudah, tapi Hyungie dibeli tahu” Jungkook mengancam Jimin dengan jari telunjuk dan tatapan tajam. Jimin malah tertawa gemas.
“Iya, iya, Hyung beri tahu. Ayo pergi. Mau Hyung gendong tidak?”
Halah Jimin modus – Author
Jungkook dengan senang hati mengulurkan lengannya minta digendong. Jimin tertawa lagi karena bahagia modus penipuannya berhasil. Jungkook memerhatikan wajah Jimin lama sampai Jimin bertanya ada apa di wajahnya sampai-sampai Jungkook memelototinya.
“Wajah Hyung aneh. Kalau teltawa matanya hilang tinggal segalis. Sepelti ini.” Jungkook menarik kedua sudut matanya dan membuka mulut seperti orang tertawa. Jimin semakin terbahak melihat pendeskripsian Jungkook atas dirinya. Bukannya marah malah semakin gemas dan sayang.
Pantas saja Kim Taehyung langsung jatuh hati pada anak ini. Belum ada satu jam keduanya bertemu. Park Jimin sudah dibuat jatuh hati dengan tingkah dan sifat anak itu. Taehyung benar, Jungkook mampu membuat orang-orang disekitarnya menyayanginya dengan cepat. Maka pertanyaan Jimin selanjutnya adalah bagaimana Jungkook bisa sampai dijalanan dan ditemukan oleh Taehyung.
Kim Taehyung berhutang banyak cerita padanya.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy Meets Baby
ФанфикTadinya Kim Taehyung itu mahasiswa tingkat akhir yang berpangkat Mahasiswa Abadi. Tadinya Kim Taehyung itu jomblo ngenes yang menanti jodoh. Tadinya Kim Taehyung itu hanya tahu nyelamatin anak kucing, kasih jajan preman, dan bantu nenek-nenek buat n...