[XXVI] SALAH PAHAM

3.1K 397 66
                                    

Hai...!
Iya, ini update lagi. Hohoho(^o^)/
Bakal terjadwal lagi nih. Setiap malam minggu.
Semoga gak ada halangan ya...
Mengingat ini udah dekat libur Natal & Tahun Baru. Pasti bakal banyak kegiatan. Mohon dukungannya biar aku bisa selesaiin draft untuk 2 minggu kedepan dalam minggu ini. Biar gaj ada bolong-bolong lagi.
Semoga ya...
Semoga...

Semakin Kookers dukung work ini, maka jangan salahkan saya sering-sering update.;)

Udah gitu aja dulu. Jangan lupa vote dan komennya. Love you Kookers...

Psst... ini panjang. Ngingatin aja( ^^)

Pindah rumah. Mungkin terdengar menyenangkan, tapi tidak untuk orang yang melaksanakan. Beres-beres barang dan pakaian, artinya membongkar seluruh isi lemari, memasukkan ke dalam kotak ataupun koper. Membongkar setiap rak dan hiasan yang ada, sampai menyusun kembali dan merapikan tempat baru. Repot dan melelahkan.

Karena hal ini jugalah yang menjadi bahan perdebatan bagi keenam pria dewasa kita ini. Empat diantaranya ingin menggunakan jasa pindahan yang akan menjamin barang-barang akan tertata rapi, susunan yang bisa sama persis seperti tatanan ruangan sebelumnya, sampai pada susunan pakaian di lemari.

Sementara dua orang lagi tidak terlalu suka jika ranah privasi mereka disentuh orang tidak dikenal, meskipun seorang profesional di bidangnya. Siapa dua orang tersebut? Ya, Kim Seokjin si Dokter Anak dan Jung Hoseok si Dancer, Produser dan Fashionista ternama.

“Aku bisa merapikan barang-barangku sendiri. Jasa pindahannya untuk barang-barang besar dan berat saja.” Kata Seokjin kala dihubungi untuk minta pendapat karena harus bertugas di Rumah Sakit.

“Dari apartemenku tidak banyak yang akan kubawa. Toh, di studioku juga sudah ada semua barang yang kuperlukan. Untuk pakaian aku bisa urus sendiri.” Kata Hoseok.

“Jadi. Sebenarnya yang jadi masalah disini hanya apartemenmu saja Tae. Studiomu disana hanya kau isi dengan mesin game dan alat permainan lainnya. Itu mau kau singkirkan kemana?” tanya Jimin memperhatikan sahabatnya yang sedang asik mengupas kuaci untuk dimakan Jungkook.

“Kamar Jungkook dijadikan satu denganku saja, tidak bisa?” Taehyung balik bertanya. Tangannya cepat-cepat menahan Jungkook yang ingin memasukkan kulit kuaci kedalam mulutnya. Katanya lebih enak kulitnya dibanding isinya. Mungkin karena asin, jadi enak diemut.

“Hei…! Mana boleh begitu. Kau juga harus menghargai privasi Jungkook, Tae. Biarpun masih kecil, tentu saja harus sudah diberikan hak privasi sejak dini.” Namjoon menasihati. Dengan telaten dirinya menjauhkan kulit-kulit kuaci dari Jungkook. Silap sedikit, kulit kuaci pun diembat.

“Tapi… Sayang kan kalau mesinnya disingkirkan begitu saja?” Taehyung masih berkeras untuk mempertahankan harta karunnya. Jungkook di depannya meludahkan kuaci yang ada di dalam mulutnya ke dalam gelas berisi milk tea yang ada disebelahnya. Ngomong-ngomong, itu gelasnya Jimin.

Boy Meets BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang