Akhir pekan untuk rumah Bangtan (masih ingat nama rumah bermain mereka berenam yang kini jadi rumah bersama, kan?), artinya bisa tidur lebih malam, bangun lebih siang, bahkan bermalas-malasan di kasur seharian tanpa mandi. Intinya hari bebas, selama tidak melewati batas toleransi Bapak Kim Seokjin. Seperti tidak makan sama sekali atau tidak menunjukkan wajah kepada salah satu penghuni rumah paling tidak lima menit.
Tapi, untuk malam Sabtu kali ini. Tidur tetap pada jam yang sudah ditetapkan dan wajib bangun seperti hari biasa lainnya.
Ya. Karena besok ada peristiwa yang akan tercatat dalam sejarah hidup Kim Taehyung. Wisuda yang sudah dinantikan setelah sekian lama.
Papa dan Mama Kim sudah kembali ke Korea dan berada di Seoul beserta Kakek dan Nenek Kim pula. Keempatnya sepakat menginap di hotel dan membawa Jungkook bersama mereka. Ingin melepas rindu, kata Mama Kim.
Jarum jam masih menunjukkan pukul setengah sepuluh malam, itu artinya masih tersisa tiga puluh menit sebelum jam tidur. Yoongi dan Namjoon juga masih berada di ruang TV menonton berita malam.
"Kapan terakhir kali rumah ini terasa setenang ini?" Tanya Namjoon tanpa melepas pandangannya dari TV.
"Minggu lalu ketika Jungkook tidur lebih awal setelah kelelahan menangis selesai imunisasi." Jawab Yoongi.
"Ah, aku lupa itu. Kupikir itu sudah terjadi berbulan-bulan yang lalu," kata Namjoon lagi.
Yoongi mengubah arah pandangnya ke arah Namjoon, mengeluarkan tatapan tidak percaya yang lebih terasa berkata 'Si bodoh ini!?'.
"Kita bahkan belum ada sebulan tinggal bersama. Sebenarnya kau pakai sistem kalender dimensi mana sih, Joon?" Tanya Yoongi dengan ekspresi datar khas miliknya.
Namjoon membalas tatapan dingin Yoongi dengan terkekeh canggung dan menggaruk leher belakangnya yang sebenarnya tidak gatal.
"Terkadang terasa sudah sangat lama, tapi di satu sisi juga sangat cepat. Apa Hyung tidak merasakannya?" Setelah hening beberapa saat, Namjoon kembali membuka pembicaraan.
"Hmm, terkadang aku juga berpikir begitu," jawab Yoongi. "Paling tidak, aku menikmati setiap momen yang terjadi akhir-akhir ini." Lanjutnya.
Namjoon mengangguk setuju. Tangannya kemudian meraih remot dan mematikan TV ketika merasakan aura Seokjin. Benar saja, Seokjin sedang mengintip dari lantai dua. Seram.
Keduanya serentak bangkit dari sofa dan melangkah ke arah kamar masing-masing. Sebelum ceramah panjang dimulai, batin keduanya.
*
Suasana aula tempat acara berlangsung tampak ramai. Banyak orang yang berlalu-lalang di luar maupun di dalam ruangan. Seperti yang diharapkan, banyak karangan bunga ucapan selamat dan orang-orang yang berpose di setiap sudut.
Jungkook menatap kagum pada sosok yang kini sedang dalam balutan toga dan sibuk berfoto dengan teman seangkatannya ataupun teman-teman yang sengaja datang untuk memberikan ucapan selamat.
Banyak bunga yang Taehyung terima, mulai dari yang satu tangkai sampai buket besar setinggi Jungkook. Sampai kelima sahabat serta roommate-nya ikut bantu memegangi.
"Jungkook kagum lihat Taehyung Hyung, ya?" Tanya Papa Kim. Buntalan dalam dekapannya mengangguk mantap.
"Hyungie terlihat seperti Malfoy Hyung," jawabnya.
"Malfoy? Jungkook menonton Harry Potter, ternyata!" Mata Papa Kim berbinar mendengar salah satu film kesukaannya diketahui bocah yang kini menjadi putra bungsunya itu.
"Sedikit Papa. Seokjin Hyung bilang tidak boleh banyak-banyak, nanti Kookie kalau sudah besar baru boleh tonton semua," jelas Jungkook lagi.
"Seokjin mengatakan hal yang benar. Jungkook boleh tonton ketika Jungkook sudah lebih mengerti untuk mengartikan sendiri apa yang ingin disampaikan filmnya ya. Lalu, siapa tokoh kesukaan Jungkook?" Tanya Papa Kim lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy Meets Baby
FanficTadinya Kim Taehyung itu mahasiswa tingkat akhir yang berpangkat Mahasiswa Abadi. Tadinya Kim Taehyung itu jomblo ngenes yang menanti jodoh. Tadinya Kim Taehyung itu hanya tahu nyelamatin anak kucing, kasih jajan preman, dan bantu nenek-nenek buat n...