Hari terus berlalu dan sudah waktunya Suho harus kembali ke Seoul. Pagi ini Irene mengantar kekasihnya ke Airport. Tidak tahu lagi bagaimana rasanya perasaan Irene saat ini. Dia sangat ingin Suho tetap bersamanya disini, Namun apa daya? Suho dan dirinya juga memiliki realita, dan tanggung jawab akan pekerjaannya. Musim semi tahun ini merupakan musim semi yang kelabu bagi Irene karena harus berpisah sementara dengan lelaki yang sangat Ia cintai.
"Hanya 6 bulan, Irene. Setelah itu kau akan kembali ke Seoul. Jangan lemah, kau pasti bisa." Irene trus saja mengulang kata-kata itu di dalam hati dan pikirannya, Ia terus mengingatkan dirinya bahwa ujian ini hanya semantara, Ia akan kembali ke Seoul 6 bulan kedepan dan waktu akan berjalan dengan cepat. Ia terus menguatkan dirinya, Ia mencoba menahan tangisnya ketika Ia harus berpisah dengan Suho di bandara domestik Jeju.
Suho pun tidak ingin mengeluarkan ekspresi sedihnya ketika Ia harus berpisah dengan Irene, dia hanya mencoba menganggap semua hal ini hanya sementara. Padahal, dalam hatinya, Ia juga sangat sedih.
Sesampainya di bandara,
"Tidak apa, Pak. Aku bisa sendiri, Terimakasih atas bantuannya." Suho mengangkat koper kabin kecil miliknya. Irene langsung saja mengenggam tangan Suho sambil mengantar Suho masuk ke dalam bandara.
Suho melakukan proses check in di counter bandara sedangkan Irene hanya menunggunya duduk di fasilitas umum bandara. Suho memakan waktu beberapa menit hingga setelah selesai, Ia menghampiri Irene yang duduk sambil membawa snack jajanan yang Ia beli di bandara.
"Mau?" Kata Suho sambil menawarkan churros kepada Irene.
Irene hanya menggelengkan kepalanya, memberi respon bahwa Ia tidak mau menerima makanan yang di berikan Suho. Suho hanya mengangguk dan kembali memakan Churros miliknya,
"Gwaenchana?" Suho bertanya kepada Irene, dengan nada polos padahal dirinya tahu bahwa kekasihnya sedang menutupi kesedihannya harus berpisah dengan dirinya pagi ini.
"Eung." Irene menjawab singkat sambil mengangguk kecil.
"Kenapa diam saja? Aku tawarkan makan tidak mau, memangnya kau sudah makan pagi ini? belum kan?" Tanya Suho lagi.
"Aku tidak nafsu makan." Jawab Irene singkat.
--
Irene menyandarkan kepalanya di pundak Suho sambil memegang tangannya, yang di balas oleh kecupan singkat dari Suho di keningnya.
"Aku tidak mau berpisah denganmu, Kim Junmyeon." Kata Irene dengan nada tercekat. Rasa sesak bisa Ia rasakan di dalam dadanya. Irene tidak siap untuk hal ini, Ia takut. Banyak kekhawatiran dan rasa ketidak percayaan pada dirinya bahwa Ia akan sanggup menjalani menjalani bisnis ini.
Jujur, ini pengalaman pertama Irene akan tinggal sendirian. Walaupun tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya, tapi tetap ini hal yang baru untuk Irene.
"Kamu bisa, sayang. Ini hanya 6 bulan saja. Aku janji akan sering mengunjungimu, ya?" Jawab Suho sambil menenangkan kekasihnya sambil memeluknya.
Tiba-tiba suara pengumuman jadwal pesawat terdengar dan sudah saatnya Suho harus masuk ke boarding gate. Suho yang masih memeluk Irene kemudian sadar bahwa Ia sudah harus berpisah dengan Irene.
"Sayang, aku sudah harus masuk ke boarding gate." Suho berkata sambil mengelus punggung Irene. Kemudian Suho berdiri dan mengajak Irene berdiri juga. Irene berdiri dan mengantar Suho hingga ke tempat dimana mereka harus berpisah.
"Sudah ya.. Aku masuk.." Suho berkata kepada Irene.
Irene tak dapat menahan air matanya lagi, Ia menangis dan memeluk Suho. Suho yang mendengar Irene menangis di pelukannya tak dapat melakukan apa-apa lagi selain menenangkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
It's You
Romance"Mungkin aku bukan yang terbaik bagimu, menjadi seseorang yang tak berarti apa-apa untukmu, Namun terimakasih telah hadir, memberiku kebahagiaan bersamamu. Kebahagiaan yang belum pernah kurasakan sebelumnya, sebelum kita berpisah." Seorang CEO perus...