All Of Me (1/3)

239 8 1
                                    


Disebuah ruangan kerja bernuansa klasik dengan warna gelap yang mendominasi disetiap sudut ruangan. Ruangan itu memiliki ukuran cukup luas dan terdapat sebuah meja kerja di sudut tengahnya.

Meja kerja itu membelakangi jendela kaca besar yang mempertontonkan gedung-gedung pencakar langit diluar dari kantor megah itu sendiri.

Marvel Pratama pemilik perusahaan megah tersebut.

Sosoknya yang tampan dengan penuh kharisma, dia sangat disegani oleh para karyawannya karena sosoknya yang cukup dikenal dengan segala sisi arogansinya.

Diusianya yang masih 27 tahun ini dia sudah mampu memimpin perusahaan milik keluarganya, mengembangkannya semakin pesat dan menjadikan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia .

Karirnya yang sukses ternyata berbanding terbalik dengan kisah percintaannya. Meski dikenal sebagai sosok yang digandrungi oleh banyak wanita dari segala kalangan dan usia, namun sang pengusaha muda tampan ini masih menyandang status single diusianya yang sekarang. Tidak pernah sekalipun memiliki skandal dengan satu orang wanita pun, apalagi sikapnya yang sangat cuek terhadap wanita.

Saat ini Marvel sedang berada diruangan kerjanya dilantai 25 gedung perusahaan. Sibuk berkutat dengan lembar-lembar pekerjaan, sampai dering telepon menghentikan kegiatannya memandangi lembar demi lembar kertas berisi angka angka saham.

Marvel mengangkat telepon diatas mejanya

"Hmm.." gumaman singkat itu sudah biasa menjadi kalimat sapaan untuk sekretarisnya yang sudah paham betul dengan kebiasaan atasannya tersebut.

"Selamat siang Pak Marvel, Pak Reyhan saat ini ada didepan mengatakan ingin bertemu dengan Pak Marvel" lapor Maya sekretaris Marvel.

"Suruh masuk" jawaban singkat Marvel menutup percakapan singkat tersebut.

Marvel menutup telepon diatas mejanya, tak berselang beberapa detik sebuah ketukan dari luar ruang kerjanya terdengar.

"Masuk" respon singkat Marvel memberikan ijin bagi orang yang berada diluar pintu ruang kerjanya tersebut untuk masuk.

Cklekk

"Permisi mas Marvel.."sapaan Reyhan orang kepercayaan Marvel sembari membungkuk hormat kepada atasannya itu.

Menutup pintu dan berjalan mendekat kearah meja kerja Marvel.

Marvel meletakkan lembar-lembar file yang baru saja diperiksanya diatas meja kemudian melipat kedua tangannya diatas meja sembari menatap tajam orang kepercayaanya tersebut yang sedang berjalan menuju kearah meja kerjanya.

"Saya harap kali ini kamu membawa berita yang ingin saya dengar" kata Marvel begitu Reyhan sudah sampai berdiri didepannya, berseberangan dengan meja kerjanya sebagai pembatas jarak diantara mereka.

"Kali ini saya membawa berita yang mungkin ingin anda dengar.." jawab Reyhan sedikit ragu diikuti dengan sedikit tersenyum simpul meskipun tidak kentara sama sekali karena wajahnya yang datar jarang tersenyum membuat pria 32 tahun itu sedikit kaku untuk sedikit memberikan ekspresi yang mungkin bisa menambah keingintahuan sang atasan. Dan benar saja jawaban Reyhan mengubah 180 derajat raut wajah keras diwajah Marvel.

ALL OF MEWhere stories live. Discover now