"Disha, ada temen kamu nyariin nih" suara lembut dari balik pintu kamarnya membuat Adis harus menghentikan aktivitas membacanya.
"Siapa bun?" teriak Adis dari balik pintu sebelum ia membukakan pintu untuk bundanya.
"Bunda juga gak tau nak tadi kata bi ijah temen cowok kamu" jelas bundanya kepada Adis.
"Hah cowok bun yang bener aja" Adis sedikit kaget mendengar penuturan bundanya pasalnya sedari dulu dia tak pernah berteman dengan pria mana saja terkecuali Andi sepupunya.
"Bunda juga gak tau coba kamu cek di bawah aja dia lagi diruang tamu. Jangan lupa bikinin minum bunda kekamar dulu" ujar sang bunda dan pergi menuju kamar tanpa mendengar jawaban dari Adis.
"Perasaan gue gak punya temen cowok deh disekolah" ujar Adis bingung.
***
Setelah sang bunda memberitahu Adis bahwa ada temannya yang datang Adis pun terpaksa menghampiri temannya yang entah siapa namanya dari mana asalnya Adis pun tak tau dan tak perduli ia hanya bingung sejak kapan seorang lelaki berteman dengannya dan untuk apa dia kemari dimalam hari seperti ini. Mau tidak mau ia harus menghampiri lelaki tersebut diruang tamu, dengan langkah perlahan saat menuruni tangga dan saat setelah ia sudah berada diruang tamu Adis terkejut saat melihat siapa lelaki yang mendatanginya malam ini.
"Anjir itu bukannya cowok yang tadi di gerbang sekolahan kan?"
Cicit Adis saat melihat seorang pria tengah duduk dengan santai nya. Pria itu adalah Arbi yang tadi siang menghampiri seorang Adisha di gerbang sekolah.
"Lo ngapain ke rumah gue? Dan dari mana lo tau alamat rumah gue?" pertanyaan itupun terlontar dari mulut Adis saat setelah ia sampai disofa ruang tamu tepat dimana Arbi tengah duduk.
"Ehh santai dong duduk dulu kali" dengan santai nya Arbi mengucapkan kalimat tersebut tanpa tau bahwa ialah tamu disini.
"Ehh Ar.. Siapa sih nama lo gue lupa. Ahh masa bodo gue gak perduli yang gue mau tau sekarang tujuan lo ke rumah gue mau ngapain dan lo kenapa seenak jidat dirumah orang heh disini lo yang jadi tamu bukan gue malah nyuruh nyuruh gue duduk yang ada lo yang gue usir"
Ucap Adis dengan lantangnya karena emosi yang ia pendam sedari pulang sekolah tadi akhirnya keluar semua hanya karena seorang Arbi. Entahlah Adis memang sangat mudah emosian terutama kepada orang yang baru ia kenal jika berbuat kesalahan sedikitpun emosinya pasti akan meledak seperti sekarang ini.
"Hhe iya sorry elah. Coba lo duduk dulu kalau lo berdiri gimana caranya gue jelasin gak enak banget gue duduk terus yang punya rumah berdiri gak sopan banget sama tamu"
Ohh good apa yang dilakukan oleh Arbi barusan. Dia telah berani membangunkan singa betina yang sedang tidur. Habislah riwayatmu Arbi...
"Ehh curut pergi gak lo sekarang gue gak terima tamu yang gak sopan kayak lo" ucap Adis yang emosinya sudah memuncak karena Arbi. Adis menyeret Arbi dengan cara menarik tangan Arbi hingga keluar.
"Lo pergi dengan cara baik baik atau gue teriakin lo maling biar lo digebukin masal sama warga" ancam Adis yang sudah geram dengan sikap pria dihadapannya ini.
"Eh eh jangan dong. Iya gue bakalan balik" ucap Arbi pasrah karena takut akan ancaman yang diberikan oleh Adis.
"Dasar emak lampir. Kok ada spesies cewek kayak dia." gerutu Arbi saat berjalan menuju gerbang untuk keluar dari rumah Adis.
"Gue denger ya apa yang lo bilang. Sekali lagi lo ngomong gue teriakin lo maling sekarang juga" Teriak Adis saat mendengar ocehan Arbi.
"Eh eh iya gue balik" ucap Arbi panik saat melihat Adis mengambil ancang ancang untuk berteriak.
"Dasar curut" ketus Adis saat melihat motor Arbi sudah melesat jauh dari rumahnya.
***
Setelah kejadian malam tadi Adis tak henti hentinya menyebut sumpah serapah untuk Arbi karena telah membuatnya kesal. Walaupun sekarang sudah pagi Adis tak biasanya memamerkan wajah kesalnya biasanya ia akan menyapa kedua orang tuanya dengan senyuman manis khasnya.
"Pagi pagi kok udah cemberut aja anak ayah"
"Isshh ayah gimana gak cemberut coba tadi malem tuh ada cowok aneh dateng ke rumah terus bikin Disha kesel aja" jelas Adis kepada sang ayah tanpa merubah raut wajahnya.
"Emang siapa yang dateng bun?" tanya ayahnya penasaran kepada bunda.
"Pacarnya Disha kayaknya yah soalnya tumben ada cowok yang kerumah" ejek sang bunda kepada Adis.
"Ihh bunda itu bukan pacar Disha bun kenal juga gak ketemu juga baru kemarin siang waktu pulang sekolah" jelas Adis saat mendengar ejekan dari sang bunda.
"Ahh bunda gak percaya. Ayah tau gak kemarin malem tuh cowok yang dateng kesini ganteng banget mirip kaya artis korea loh yah kalau ayah sudah pulang kerja mungkin ayah bakalan ketemu sama cowoknya Disha" ujar sang bunda hanya untuk membuat putrinya kesal.
"Ahh yang bener bun. Besok kapan kapan suruh kesini lagi aja pacar kamu Dis" ucap sang ayah membuat Adis semakin kesal dibuat oleh kedua orang tuanya.
"Tau ah ayah sama bunda sama aja. Sama sama nyebelin" pasrah Adis karena tak mau berdebat dengan kedua orang tuanya tak baik juga jika berdebat di pagi hari seperti inikan.
***
"Uhh gak ayah gak bunda sama aja suka bikin kesel mana ditambah sama sicurut itu lagi bikin pagi gue jadi buruk aja" gerutu Adis saat ingin memasuki kelasnya.
Saat ini Adis tengah berada disekolah dia diantar oleh sang ayah seperti biasanya. Namun, moodnya kali ini sangatlah buruk tidak seperti hari hari kemarin. Saat setelah memasuki kelasnya Adis duduk disamping Reyna yang sudah datang sedari tadi dengan raut wajah yang masih ditekuk.
"Lo kenapa Dis masih pagi udah ditekuk aja tuh muka" tanya Reyna saat melihat wajah sahabatnya yang tidak seperti biasanya.
"Gue kesel banget tau gak Rey isshh pokoknya gue kesel banget. Awas aja tuh curut kalau ketemu gue lagi gue bacok tuh anak" kesal Adis saat mengingat kejadian tadi malam.
"Idih santai dong Dis. Pagi pagi udah emosian aja. Siapa lagi yang lo sebut curut gue gak tau. Coba jelasin ke gue lo kesel gara gara apaan" ucap Reyna yang sudah penasaran tingkat akut melihat sahabatnya yang tidak seperti biasanya.
Akhirnya Adis pun menceritakan apa yang membuatnya kesal di pagi hari ini. Ia menjelaskannya secara detail kepada Reyna mulai dari kejadian gerbang sekolah hingga kejadian tadi pagi.
"Bentar deh lo dari awal sampe akhir nyebut tuh cowok curut emang siapa sih namanya gue jadi penasaran siapa yang dateng ke rumah lo malem malem" ucap Reyna bingung.
"Nah itu gue juga gak inget nama dia siapa makanya gue panggil curut" jelas Adis kepada Reyna.
"Hmm yaudah. Entar jam istirahat kekantin ya Dis gue gak terima penolakan pokoknya titik" ucap Reyna memaksa.
"Serah lo aja deh Rey"
**********
Happy reading...
Maaf jika tulisan banyak yang typo😁
Jangan lupa vote ya...
Jangan lupa juga follow akun instagram author
@noviwidya__
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Adisha
أدب المراهقينAdisha Putri Diandra gadis cantik yang memiliki sifat cuek, jutek dan songong ini siapa yang sangka bahwa dirinya memiliki masalah yang sangat rumit di masa lalunya.... * * Arbiandra Putra Dinata cowok terkeren terganteng disekolahnya dan menjadi th...