Dusk(7)

45 4 0
                                    

Ia hadir mencipta teduh, seakan menghapus ingatan yang gaduh.

-------------------------------------------

Gadis itu sedang sibuk mengontrol degubnya yang tak kunjung normal sejak beberapa menit yang lalu, namun ia dipaksa harus biasa saja karena tidak mungkin ia memperlihatkan bahagianya saat satu mobil dengan Agam.

Bagaimana tidak, sepagi ini Agam sudah menjemputnya bahkan berani meminta izin ke ayah dan bundanya. Padahal niatnya Cianara ingin berhibernasi hari ini.

"Udah deh gausah kaya orang linglung gitu"

"Ya gimana gue ga kaya orang linglung gini, lagian lo mau nyulik ga ijin dulu sama gue" keluh Cianara karena tidak terima waktu hibernasinya digagalkan oleh Agam. Ya walaupun dia senang sih. Kan munafik

"Lah kan tadi gue udah ijin sama ayah bunda lo" kekeh Agam.

"Kan yang mau lo culik gue, harusnya ijin nya sama gue doong" dengus Cianara.

"Kalo ijin dulu bukan nyulik dong namanya" jawab Deyasa santai

"Lah iya juga ya" Cianara memonyongkan bibirnya, sok imut memang.

Lantas Agam hanya tertawa melihat ekspresi Cianara sekaligus sedang menyuarakan bahagianya, karena ia berhasil menculik Cianara. Sebenarnya Agam juga tidak mengerti kenapa saat ini ia bisa bersama Cianara.

Sepanjang jalan Cianara terus menyanyi sambil berteriak-teriak padahal suaranya sudah seperti suara mesin diesel. Merdu tidak, berisik iya.

Tenang saja, Agam menyadari itu.

Bahkan sedari tadi Cianara seenaknya mengganti lagu lagu yang ada di radio mobil Agam. Sungguh sungguh tidak tau malu

Tapi Agam hanya tertawa melihat sifat unik spesies langka satu ini, entah diciptakan mempunyai urat malu atau tidak, yang pasti saat ini Cianara tidak punya malu. Oke semua orang tau akan hal itu.

Mobil milik Agam berhenti didepan rumah mewah minimalis. Entah empunya siapa, yang pasti Cianara benar-benar bingung sekarang.

"Loh rumah siapa nih kak?" Tanya Cianara sambil menengok kekanan kekiri

"Rumah gue" ujar Agam santai kelewat santai. Lalu ia turun dari mobil dan disusul oleh Cianara.

"Dih ngapain lo bawa gue kerumah lo? Waah lo mau ngapa-ngapain gue yaa" selidik Cianara sambil menunjuk nunjuk wajah Agam

"Astaghfirullah ga nafsu gue sama lo, rata gitu"

"Dih sembarangaan"

"Yuk masuk" Agam menggandeng tangan Cianara, tanpa memperdulikan segala bacotan gadis itu.

Tapi Cianara dipaksa harus menurut, walaupun sebenarnya ia bingung apa tujuan laki-laki itu membawa ia kemari.

"Assalamualaikum" ucap Agam sambil membuka pintu

Agam membawa Cianara kearah dapur, entah untuk apa, yang pasti hal ini mengundang tanya di kepala gadis itu.

"Kok lo ga nyuruh gue duduk di ruang tamu sih kak? Ngapain coba bawa ke dapur?"

"Ketemu mama"

Yang benar saja, Agam ingin memperkenalkan Cianara ke mamanya? Aduh Cianara jadi berpikir kenapa tadi dia tidak menggunakan baju yang lebih rapi? Atau makeup? Atau sekalian menggunakan kebaya agar terlihat anggun di depan calon mertua?

Yatuhan, Cianara ingin ngibrit dari rumah itu sekarang juga.

"Oh jadi ini tamu mama" ucap Nayla ramah sambil menghampiri Cianara dan Agam

DuskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang