Dusk(13)

33 2 2
                                    

Tolong ya, jangan buat degub ini hanya sepihak.

--------------------------------------------

Cianara berjalan ke ruang tamu dengan seragam putih abu-abunya.

Agam sudah duduk manis disana, ditemani oleh Halbas. Cianara bisa melihat mereka sedang mengobrol, entah apa yang dibicarakan, yang pasti mereka terlihat akrab.

"Nah itu putri solo nya udah siap" Halbas menunjuk Cianara

Agam menengok kearah Cianara, dan menyunggingkan senyum saat itu juga.

"Apaan ih ayah, putri Indonesia ini bukan putri solo" protes Cianara

"Mana ada putri Indonesia minimalis begini" Halbas berdiri dari duduknya dan menyincing tas yang dikenakan Cianara. Seperti akan membuang sampah

Agam terkekeh melihat Halbas dan Cianara yang dengan unik menyampaikan kasih sayang satu sama lain. Tidak seperti dia dan papanya mungkin?

"Yaudah sana berangkat, udah ditungguin dari tadi engga keluar-keluar kamu tuh" omel Halbas

Cianara terkikik "yaudah berangkat dulu yah" Cianara dan Agam menyalami tangan Halbas

"Bundaaaa berangkat yaa" teriak Cianara ke Kinanti yang sedang ada di dapur

"Iya ati-ati. Agam titip Cian ya, jangan dibuang ke rawa-rawa"

Cianara sudah malas mendengar nistaan bundanya, ia langsung menarik tangan Agam dan keluar dari rumah

"Assalamualaikum om"
Untung saja Agam tau sopan santun, dia tetap mengucapkan salam walaupun sedang ditarik-tarik oleh Cianara. Sialan memang Cianara ini

"Walaikumsalam" Halbas menggelengkan kepala, bagaimana bisa bocah sebegajulan Cianara punya teman yang sopan seperti Agam.

***

Motor Agam berhenti diparkiran sekolahnya, Cianara melepaskan helm yang ia kenakan dan memberikannya ke Agam.

"Nanti pulang sekolah sama gue lagi ya?"

Cianara terlihat seperti sedang berpikir
"Boleh deh, lumayan utuh duit gue engga buat bayar angkot" Cianara terkikik

"Yee markoneeng, gratis mah doyaan" Agam terkekeh sambil mencubit pipi Cianara

"Yee hidup mah harus realistis kalii"

"Pinteer" Agam mengusap pucuk kepala Cianara

"Yaudah mau ke kelas ah" Cianara sudah berjalan mendahului Agam, tapi kembali kehadapan Agam lagi

Agam hanya menaikan sebelah alisnya bingung kenapa Cianara kembali

"Lupa bilang makasih" Cianara menyengir yang terlihat begitu menggemaskan dimata Agam

Yaallah pengen gue bungkus. Seru batin Agam

"Mau dianter ke kalas engga?"

"Engga perlu, engga bakalan di begal kok gue" ucap Cianara sambil terkekeh

"Yaudah sana hus hus" Agam mengusir Cianara seolah Cianara hewan

"Yee emang gue ayam"

"Sejenis" ucap Agam santai

"Bodoamaaat"

Sementara Agam hanya menyunggingkan senyumnya yang kelewat manis dengan lubang kecil di pipinya

Cianara langsung berlari menuju kelasnya karena gagal mengontrol degupnya sebab melihat senyum Agam yang kelewat manis itu, apa Agam tidak tau kalau Cianara sangat lemah melihat senyum dengan pipi berlubang seperti itu.

DuskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang