Dusk(10)

31 3 0
                                    

Ada saja yang memberikan indah, dibalik segala yang gundah.

--------------------------------------

Sudah dua hari sejak Deyasa mengajak Cianara bernostalgia ria di danau. Sekarang entah kenapa Aruni menjauhi Cianara, tatapan pertemanan dan senyum Aruni kepada Cianara kini sudah tidak seramah dulu. Ia merasa seperti ada sesuatu didalam diri gadis itu, sesuatu yang memacu Aruni untuk bersikap dingin kepadanya.

"Gue doyan kok ngabisin bakso lo" Aqisa yang sedari tadi memperhatikan Cianara hanya mengaduk-aduk makanan didepannya geram, sebab itu makanan yang dibeli menggunakan uang, bukan daun.

"Gaada gairah gue"
Dengan malas Cianara mendorong mangkuk baksonya

"Dih sok sokan banget emang ini bocah"

Cianara diam. Tidak benar-benar diam, dia sedang berpikir apa yang sebenarnya terjadi pada Aruni. Kenapa dia bersikap sebegitu dingin kapadanya.

"Lo sadar ga si, Aruni belakangan ini jadi ketus banget sama gue?"
Cianara menegakkan tubuhnya dan melipat tangannya keatas meja

"Emang iya?"

"Ih Aqisaa, gue kan nanya, kenapa lo malah nanya balik bego"

Pandai sekali memang makhluk ini menyulut emosi Cianara.

"Iya iya dih santai tolol"

Tuhkan memang minta disleding manusia satu ini.

Cianara hanya memutar bola matanya malas, karena jika diladeni kekampretan Aqisa ini tidak akan ada ujungnya.

"Eh tapi emang iya si Ci, tadi pagi juga pas lo nyamperin Aruni sama Deyas muka Aruni jadi kaya sinis gitu loh, kaya keliatan risih gitu"

"Tuhkaaaaaan" rengek Cianara
"Gue bingung dong Qis, kudu gimana nihh"

"Emang lo ada masalah apaan dah sama dia?" Jiwa kekepoan Aqisa mulai teguncang

"Jadi dua hari lalu Deyasa ngajakin gue kedanau, ya nostalgia gitu loh pas jaman jaman gue sama Deyas masih sering kelayapan bareng"

"Terus?"

"Ya kaya biasa lah dimanapun tempatnya, gue sama Deyas pasti adu bacot."

Aqisa mengangguk-angguk, ia masih setia menyimak cerita Cianara
"Eh tunggu-tunggu jadi lo pergi berdua sama si Deyas? Tanpa Aruni?"

Cianara mengangguk gusar

"Pantesaaaaan"
Aqisa menoyor dahi Cianara.

"Ya apa salahnya sih Qis, lo kan tau gue sama Deyas udah sahabatan dari masih jadi embrio"

"Yaatapi Ci, Nih ya yang namanya cewe gabakal rela kalo pacarnya bareng sama cewe lain, sekalipun itu sahabatnya"

Cianara tertegun. Memang benar omongan Aqisa barusan. Ia memang salah, tidak ada wanita yang mau berbagi kekasih dengan wanita lain, sekalipun hanya sekedar sahabat kan?

Tapi relung Cianara menolak untuk merasa salah. Entah kenapa, tapi Cianara merasa bahwa tidak ada yang salah dengan hubungan persahabatanya dengan Deyasa. Karena sebelum mengenal Aruni, Deyasa sudah lebih dulu mengenal Cianara, bahkan mereka tumbuh bersama dalam ruang lingkup yang sama. Tapi tetap, Cianara tidak ingin egois. Mau bagaimanapun Deyasa tetap mutlak milik Aruni.

"Yaa juga sih, Deyas juga pernah cerita kalo belakangan ini Aruni jadi agak posesif gitu loh. Padahal kan sebelumnya Aruni oke oke aja tuh gue deket sama Deyas"

"Ya coba lo pikir, wajar kali cewe posesif ke cowonya"

"Terus gue harus gimana doong?"
Gurat gusar tercetak jelas pada wajah Cianara.

"Ya mau ga mau lo harus jaga jarak sama Deyas"

Cianara hanya diam, tapi pikirannya bergemuruh.

***

"Nunggu ojek kan?"

"Eh iya tepat sekali tukang ojek ini"

"Alhamdulillah jadi tukang ojek yang siap siaga"

"Waah kayanya masa depan lo udah keliatan deh" Cianara tertawa dan disusul oleh kekehan dari Agam.

"Iya dong, nih masa depan gue lagi didepan gue"

"Dih gembel banget bambaaaang" Cianara salting, sialan gombalan macam apa ini.

Ah kaum adam yang satu ini memang selalu bisa membuat degub Cianara bertambah berkali-kali lipat

Seperti biasa saat di motor mereka bersenda, membicarakan hal yang sama sekali tidak penting untuk dibicarakan.

"Cian?"

"Hm"

"Ada kafe eskrim baru"

"Hah apa?" Cianara memajukan kepalanya

"Ada kafe eskrim baru" Agam bicara sambil memekik takut kalau kuping Cianara sudah tidak berfungsi dengan baik

"Seriusan kak? Dimana?" Tuhkan. Sudah bisa ditebak, jika sudah menyangkut tentang makanan, Cianara akan kegirangan sendiri.

"Itu deket BTW mall"

"Yuk" Cianara sudah cengar-cengir sendiri

"Kemana?"

"Ih ya ke kafe eskrim nya laah, tadi ngajaaak"

"Dih kan gue ngasih tau doang ga pengen ngajak lo" Agam menahan tawanya karena melihat lewat spion wajah absurd yang sedang memonyongkan bibirnya

"Ihh lo mah mematahkan semangat hidup gue" Cianara menggetuk helm yang dikenakan Agam.

Agam terbahak karena sukses membuat gadis itu kesal

"Engga engga, iya gue ngajak lo dong surtii"

"Nah gitu doong" Cianara kembali kegirangan

Agam menggelengkan kepalanya.
"Cian Cian gemes gue" gumam Agam yang pastinya tidak didengar oleh penghuni jok belakang.

Sekarang mereka sudah sampai di kafe eskrim, tanpa tau malu saat baru sampai Cianara langsung memesan eskrim tanpa menghiraukan keberadaan Agam, untunglah Agam tidak menendangnya kedanau Toba.

"Kak, gue mau rasa coklat stroberi sama taro"

"Oke bos" Agam mengusap kepala Cianara dan memesankan eskrim yang diminta gadis itu.

Jangan ditanya bagaimana perasaan Cianara saat ini.

Mereka sedang memakan eskrim yang tadi dipesan.

"Apaan si lo ngeliatin gue muluu"
Cianara melemparkan sehelai tisu ke wajah Agam.

"Heh markonah, makan lo kaya bocah tau"
Agam terkekeh dan melemparkan balik tisu tadi ke wajah Cianara.

Sedang Cianara hanya menyengir tanpa tahu malu, oh iya, tidak punya malu memang.

"Ngode buat di lap-in ya lo" Agam mengambil tisu dan mengelap bibir Cianara yang cemang cemong.

"Dih sembarangaan, gue bisa tuh lap sendiri, nih nihh" Cianara mengambil tisu dari tangan Agam dan mengelap bibirnya sendiri

"Terus kenapa ga di lap dari tadi astaghfirullah"

"Gue tuh lagi menikmati kegratisan ini kak" Cianara terkikik

"Ntar kalo lo udah jadi pacar gue, gue beliin gerobak eskrim tiap hari" ucap Agam santai

Cianara speechlees tapi buru-buru menjawab "awas lo ya ga beneraan"

"Iya gerobaknya doang" Agam terbahak

"Dih sialaaaan"

Kenapa juga si musti baper gini kalo deket kak Agam, yaallah tolongiiin. Batin Cianara ber-monolog ria.

Vote and coment my readers:')

DuskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang