Dusk(16)

22 2 0
                                    

Kenapa bisa semudah itu buat manusia bernama-ku jatuh tertawan?

___________________________

Semenjak menjalin hubungan dengan Agam, hari-hari Cianara penuh uforia. Alay memang, tapi ya begitu adanya. Ia selalu berangkat sekolah dengan senyum yang mengembang lalu pulang masih dengan senyum yang terpatri apik di bibirnya.

Semesta sangat amat baik pada Cianara, bagaiman tidak? Ia menghadirkan seseorang yang sebelumnya tak pernah Cianara duga akan hadir dalam hidupnya dan menetap dengan nyaman direlungnya. Seseorang yang mampu membuat jantung Cianara maraton setiap kali jemarinya digenggam. Seseorang yang mampu cipta teduh setiap kali memandang netranya.

Sedangkan Agam, ia merasa Cianara banyak membawa perubahan di hidupnya. Masalalu yang tadinya mencekam kepalanya, kini raib dengan sendirinya.

***


"Ciaaaan"

Cianara menengok kearah sumber suara yang memanggilnya itu, sedetik kemudian tercipta lengkung manis di bibirnya.

Agam menghampiri Cianara dengan sedikit berlari "ngapain lo disini?"

"Cuci baju"

"Hah?" Agam mengerutkan dahinya

"Bloon banget dih. Orang kalo lagi dikantin ngapain coba?"

"Cuci baju?"

"Nyikat wese." Sarkas Cianara

"Hahaha galak amat sih buk?" Agam menarik keras pipi Cianara

"Sakit Nurdiin ah elaah" Cianara mengusap-usap pipinya

Agam hanya tertawa, ternyata asik juga mengusik gadisnya itu

"Maksut gue, lo ngapain jam pelajaran gini malah dikantin? Ketauan guru tau rasa lo. Ohh bolos ya loo?" Agam menunjuk wajah Cianara penuh selidik

"Dih kaga sembarangan banget congornya kalo ngomong" sargah Cianara

"Terus ngapain dong?"

"Gue dihukum sama Bu Roro" jawab Cianara malas

"Kok bisa?"

"Gara gara si Deyas tuh. Kan gue lagi nyontek jawabannya si Aqisa, terus dia dorong dorong bangku gue katanya mau nyontek juga, gua jawab sabar. Eh tetep aja tuh kaya gitu, ya gasabar lagi dong gue, terus gue teriak diem babi pas Bu Roro lagi ngomong. Yauda deh akhirnya gue disuruh keluar" jelas Cianara panjang kali lebar kali tinggi

Agam hanya ber-oh ria sambil menahan tawa. Sungguh ia gemass melihat wajah Cianara yang sedang kesal seperti ini.

"Lo sendiri ngapain?"

"Tadi abis dari toilet gue, eh pas mau balik kelas.." belum sempat Agam melanjutkan ucapannya

"Wooy enak amat malah dikantin"

Cianara memutar malas bola matanya. "Enak gundulmu!"

"Ya maap Ci, lagian tadi kepepet" ucap Deyasa seakan tidak punya dosa

"Lo engga bakal gebukin gue cuma karena ini kan, Gam?" Deyasa melirik kearah Agam

"Selow selow" kekeh Agam

Deyasa terkikik.

"Lah emang udah bel ya?" Tanya Agam sambil melihat sekeliling kantin yang sudah mulai ramai

DuskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang