Perkenalan

63 9 4
                                    

Mereka bertujuh, menjalin persahabatan sejak sembilan tahun lamanya.

Mereka adalah Zhira, Alea, Hanny, Nayya, Misya, Azra, dan Chira.

Zhira. Ia adalah sosok yang selalu bisa meyakinkan keenam sahabatnya. Ia pintar, selalu mendapat peringkat pertama di kelasnya, dan hal itu mampu membuat keenam sahabatnya menggeleng heran. Entah apa yang berada di dalam otaknya hingga membuat dirinya menjadi sepintar itu.

Alea. Ia adalah sosok yang selalu bisa membuat para sahabatnya tertawa dengan tingkahnya yang bisa dibilang terlalu berlebihan.

Hanny. Ia adalah sosok yang mempunyai sikap dewasa di antara keenam sahabatnya. Tapi di saat bersamaan, ia juga bisa menjadi sosok Hanny dengan segala tingkah konyolnya.

Nayya. Ia adalah sosok yang selalu terlihat antusias saat para sahabatnya tengah membahas suatu hal. Entah karena kepo atau hanya ingin tahu tentang kabar terbaru.

Misya. Ia adalah sosok yang selalu bisa merangkai kata, hingga berakhir dengan sebuah cerita. Ia sangat suka menulis, dan bercita-cita ingin menjadi penulis terkenal dengan berbagai karya.

Azra. Ia adalah sosok yang selalu bisa membuat para sahabatnya tertawa dengan tingkah anehnya. Tapi juga selalu bisa membuat para sahabatnya kecewa, saat dirinya tak mempunyai waktu hanya sekedar untuk berkumpul dan berbagi cerita.

Chira. Ia adalah sosok yang selalu bisa menyebar virus kepada para sahabatnya. Bukan virus yang akan membuat tubuh mereka menjadi rusak, tapi virus yang bisa membuat para sahabatnya gila karena Oppa-oppa dari Korea.

Itulah mereka, dengan berbagai sikap dan sifat yang bisa menjadi satu-kesatuan. Hingga kini sangat susah untuk terpisahkan. Hingga persahabatan itu terus terjalin hingga nanti sang waktu akan memisahkan. Tapi, mereka selalu berharap, persahabatan itu tak akan pernah berakhir. Karena mereka… takut akan rasa hampa saat persahabatan itu tak lagi menjadi status di antara mereka.

Semenjak hari itu, di mana rintik hujan menjadi saksi di saat tawa kita terdengar tanpa beban, aku mulai sadar kalau kita sangat susah untuk dipisahkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semenjak hari itu, di mana rintik hujan menjadi saksi di saat tawa kita terdengar tanpa beban, aku mulai sadar kalau kita sangat susah untuk dipisahkan.

SEVEN √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang