🍒 CINTA TAK BERSYARAT🍦

122 6 0
                                    

(3)







..... Seperti siang itu, dia baru saja keluar dari pekerjaannya, PT Jaya Motor. Dia memang bekerja di bagian tehnik perusahaan yang bergerak di bagian jasa perawatan motor & mobil. Tugasnya jelas, membuat lebih baik mobil yang masuk. Entah rusak karena mesinnya atau sekedar servis mesin mobil.
..... Langkah kaki Bayu tersendat. Sementara senja semakin bergulir. Tatapannya beradu pada sosok gadis yang sedang memperbaiki mesin mogok di pinggir jalan itu. Tampaknya mobil berwarna hitam itu masih cukup baru, tapi kenapa mogok? Tentu ada sesuatu yang tidak beres.
..... Laki-laki yang dengan pakaian hitam dibaluti dengan switter berwarna hitam dengan di lengkapi topi di kepalanya itu mendekati perempuan yang sedang membuka kap mobil tersebut.
"Bisa saya bantu.....?"
"Anda bisa?" Tanya perempuan itu menatap bayu dengan tatapan yang aneh. Dia seperti pernah mengenal lelaki itu. Tapi entah di mana? Sementara Bayu merasa tak mengenal gadis itu. Wajah cantik itu masih terasa asing, meski dia juga menangkap keheranan di bola mata itu. Namun lelaki itu acuh saja.
..... Bayu mengangguk meyakinkan. Gadis itu beringsut menjauh.
"Coba anda di belakang kemudi...."
Gadis itu melangkah masuk di belakang kemudi.
"Hidupkan.....!"
...... Gadis itu berusaha menghidupkan. Namun mesin mobil masih tetap tidak bisa di hidupkan. Ini membuat Bayu mengerti, bahwa bensin tidak mengalir dengan baik. Atau tersumbat. Atau habis.
..... Bayu tersenyum. Dia membiarkan itu beberapa saat lamanya. Dia melangkah berlalu begitu saja. Hingga gadis itu terbelalak.
"Hei.....?"
"Hidupkan mesinnya, sudah beres,"desis Bayu tersenyum ramah. Namun dia tetap melangkah meninggalkan mobil itu. Karena memang tak ada yang sulit, sehingga tak perlu meminta ongkos.
..... Sementara gadis itu menghidupkan kontak mobil. Beberapa kali hingga mobil itu hidup sendiri. Bayu yang mendengar deru mesin itu tersenyum.
..... Gadis itu termangu-mangu , namun kemudian mengikuti langkah kaki Bayu. Dia berusaha mengingat-ingat sebuah nama. Dia memang pernah mengenal lelaki itu. Dia langsung menempatkan mobilnya di sisi trotoar, di mana Bayu sedang melangkah




 Dia langsung menempatkan mobilnya di sisi trotoar, di mana Bayu sedang melangkah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




.... Bayu mengerenyitkan keningnya. Menatap gadis itu.
"Anda tak usah memikirkan ongkos. Tenang saja, nona. Silahkan anda dulu."kata lelaki muda itu ramah.






..... Nona? Nona kecil? Ah! Ya, dia masih ingat Bayu sering memanggilnya dengan nama itu. Dan mereka sering bertengkar.







"Saya lebih suka kalau anda mau bersama saya, tuan Bayu....!"
..... Lelaki muda itu terkejut. Gadis itu mengenalnya. Bukankah dia tak pernah punya teman wanita? Siapa Sich dia?
..... Bayu menghentikan langkahnya. Dia mencoba tersenyum. Siapapun gadis itu apa salahnya dia mencoba ramah. Gadis itu membuka pintu mobilnya.




 Gadis itu membuka pintu mobilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Sekedar untuk bayar perbaikan, anda akan kuantarkan tuan Bayu....!"
"Silahkan...."
...... Bayu dengan ragu-ragu naik di sisi gadis itu. Dan mobil itu pun melaju kembali di jalanan. Mereka masih terdiam, karena Bayu pun tak mencoba berbicara. Beruntung gadis itu cukup mengenal Bayu dengan baik.
"Jadi lelaki itu jangan kelewat angkuh, Bayu...."
"Kau tahu siapa aku?"
..... Bayu menggeleng. Dia benar-benar tak ingat siapa gadis cantik di depannya itu. karena memang selama ini dia tak punya teman perempuan cantik. Apalgi akrab dengan mereka.
"Tujuh tahun memang membuat orang lupa segalanya. Mungkin lupa masa lalunya. Tapi aku yakin, bukan amnesia yang menyerangmu. Kau hanya terlalu angkuh dengan lawan jenismu, sehingga tak pernah ingat siapa temanmu, atau mungkin kau merasa tak pernah punya teman diriku.....?"
"Aku benar-benar lupa siapa kamu. Tapi, aku seperti ingat sinar matamu. Seperti pernah mendengar suaramu....!"
"Masih ingat teman SMP dulu?"."kau ingat nona kecil yang sering bertengkar denganmu?"
Lagi-lagi Bayu terkejut. Dia menatap wajah gadis cantik itu. Hatinya berdebar-debar. Mungkinkah dia? Begitu banyak yang berubah.
"Apa yang kau lihat pada diriku ...?"
Benarkah kau Rani? Rani Naraya?
"Ya...."
"Kau telah berubah..."
"Apanya yang berubah?"
"Segalanya..."
..... Gadis itu tersenyum. Seperti memaksakan sebuah senyuman. Memang sekarang tampak lebih cantik dan seperti orang Thailand.
"Perjalanan waktu memang telah mengubah perjalanan hidupku...."
"Kau tampak sukses!"
"Ya, mungkin. Kalau itu yang kau lihat dari segi materi. Tetapi dari kekayaan bathin, aku benar-benar miskin. Beberapa kali aku gagal dalam bercinta. Cita-cita ku kandas di tengah jalan. Hatiku sudah sering terkoyak. Jiwaku sering tercabik & luka....!"
"Kau sentimental sekarang. Tidak segalak dulu!"
"Dulu, sebetulnya tak ada niatku untuk galak sama kamu. Tapi kata teman, kau terlalu sombong sama perempuan mentang-mentang kau pintar. Mentang-mentang kau ganteng...!
"Banyak yang tak mengenal diriku dengan baik, Rani. Seperti juga aku sulit memahami dirimu. Padahal waktu itu, ingin niatku mengenalmu. Tapi, iya itu. Terlalu sulit memulai. Akhirnya kita tetap tak saling mengenal, kecuali aku mengetahui namamu, hanya itu....!"
"Kehidupanmu penuh misteri, Bayu. Kata teman kau sulit di kenal?"
"Oh ya? Apa tidak terbalik? Bagaimana jika pernyataan itu kau tujukan kepada dirimu sendiri? Apalagi dengan keadaanmu sekarang? Kau seperti gadis asing yang sedang menikmati alam Indonesia...."
"Sebetulnya ini hanya tuntutan saja. Masalahnya aku bekerja pada modeling.
"Tampaknya perjalanan hidupmu hebat....!
Rani tersenyum. Dia menarik nafas panjang.
"Ya,tampaknya....."
"Hei, tampaknya kau kurang gembira jika membicarakan dirimu?"
"Perjalanan hidupku memang tidak menggembirakan...."
"Tapi kau tetap tampak begitu sukses!"
"Sudah kukatakan, dari segi materi mungkin saja. Sebab uang memang tak ada masalah bagiku sekarang. Tapi, aku tetao miskin bathin. Jiwaku terasa masih tetap begitu rapuh..."
..... Bayu termangu-mangu. Memang banyak yang berubah. Rani sekarang seperti bukan Rani yang dulu. Meski segalanya tampak begitu modern & galmour. Akan tetapi pembicaraannya seperti begitu bersahabat. Wajah yang angkuh itu tak terlihat lagi. Yang ada adalah luka kehidupan, yang tampak di sorot matanya yang sepi.
"Kau tinggal di kota ini?"
"Tidak, aku di Jakarta. Aku punya rumah di sana. Kebetulan saja sedang ada pembuatan film iklan. Aku ikut memainkannya.....!"
Rani tersenyum tipis. Dia menghentikan mobilnya di parkir rumah makan yang cukup besar.
"Kenapa kita ke sini?"

















Makasih readers buat waktunya 🙏🙏🙏🙏🙏🙏

Cinta Tak Bersyarat ( Complete )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang