"Bro, gue mau melamar Rani?" "What? Rani? Yang teman kita waktu SMP itu, bro? Yang sering berantem sama Lhoe?" "Iya, Giar Laksmana....." "Mana mungkin, Bayu?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"GK ada yang nggak mungkin terjadi di dunia ini, giar. Gue udah pernah ketemu Rani. Bahkan gue juga udah nginap di rumah Rani, waktu gue ke Jakarta. Tegas Bayu. "Gila Lhoe, Bayu. Gue nggak nyangka Lhoe bisa segila itu....." "Heh, maksud Lhoe apa? Gue ke sana itu sekalian balikin uang dia yang pernah gue pinjam. Lagian gue nginap juga karena kasihan sama anaknya. Gue juga udah terlanjur sayang sama anak Rani....." "Dia udah punya anak? Dia udah nikah dong...." "Dia udah punya anak, tapi belum menikah...." "Maksud Lhoe??" Giar heran mendengar jawaban Bayu..." "Ya, Rani dapat anak di luar nikah, bro. Waktu itu dia sempat terjerumus di dunia hitam. Setelah anak itu lahir, Rani meninggalkan profesinya. Dia sekarang jadi wanita karir yang sukses. Selain jadi model, dia memiliki beberapa cabang restoran terbesar di Jakarta..." "Wow,,, luar biasa. Terus maksud Lhoe, nikahin Rani apa, bro? Gue yakin Lhoe bukan ngincer hartanya kan? Gue tahu Lhoe bukan lelaki kayak gitu...." "Gue mau bimbing dia ke jalan yang lurus, bro. Gue juga mau ngobatin luka di hati gue. Siapa tahu, dengan cara gue hidup dengan Rani. Gue bisa mencoba melupakan suci....
Wajah Bayu terlihat murung, mengucapkan nama suci. Iya, setelah hari itu suci sudah tidak datang lagi menemuinya. Hanya terdengar beberapa bulan lalu, suci telah menikah dengan Gerry. Lelaki itu berhasil memiliki suci seutuhnya. Mendengar pernikahan suci, Bayu terlihat bahagia. Walaupun sebenarnya hatinya sedikit terluka. Namun bagaimana pun juga dia harus bisa menerima kenyataan, kalau diantara dia dan suci mengalir darah yang sama.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Udahlah, bro. Ikhlasin semuanya. Gue tahu ini berat buat Lhoe. Semua sudah kehendak Tuhan. Lhoe harus bisa menerima takdir ini. "Ya, giar. Gue ngerti. Makasih selama ini Lhoe udah jadi sahabat terbaik gue. Lhoe udah banyak bantuin gue. Lhoe nggak bakalan gue lupain. Habis ini gue mau ke Jakarta untuk menemui Rani, gue bakalan nikah sama dia. "Oke, bro. No problem. Kita sahabat. Gue dukung apapun keputusan Lhoe. Gue yakin Lhoe bisa bimbing Rani. Jadilah kepala keluarga yang baik, bro. Kapan-kapan gue bakalan main ke sana, oiya titip salam buat Rani.." "Sip, bro. Hati-hati Lhoe di sini. Gue balik. "Oke. Sukses bro. "Pasti.
