51. Kejutan

322 45 3
                                    

Wonwoo jemput Roa pagi-pagi. Dia sudah bilang ke Roa kalau mereka harus berangkat pagi biar gak kesiangan pas sampai sana. Dan Roa nurut aja. Dia sudah siap sebelum Wonwoo sampai rumahnya. Roa itu gak suka telat. Dia selalu tepat waktu. Untungnya Wonwoo juga jarang ngaretnya. Coba aja Wonwoo ngaret, Roa pasti sudah ngomelin gak jelas.

Roa sudah masuk mobil Wonwoo. Mereka langsung jalan. Roa masih diam, gak minat buat ngomong duluan ke Wonwoo. Dia masih setengah hati maafin Wonwoo kemarin.

"Udah sarapan belum?" Tanya Wonwoo menoleh sebentar ke arah Roa.

"Belum."

"Cari makan dulu ya?"

"Gak usah."

"Kamu gak laper? Aku aja laper."

"Terserah."

Wonwoo langsung diam kalau kena kata 'terserah' dari cewek. Dia gak bisa jawab lagi. Tapi pada akhirnya dia berhentiin mobilnya ke McD buat beli sarapan. Kalau cari ayam jam 6 pagi masih belum ada. Jadi, Wonwoo beli pancake dan segala macam jenis menu breakfast-nya McD, takut kalau Roa gak suka sama yang dia beli. Soalnya Roa sudah berucap 'terserah' yang artinya bermacam-macam kalau menurut Wonwoo.

"Banyak amat?" Komentar Roa ketika Wonwoo kembali dengan sekantong penuh menu breakfast McD.

"Gak apa-apa, buat nanti kalau laper di jalan." Wonwoo beralasan. Sebenernya dia takut buat ngomong kalau dia gak ngerti maunya Roa. Tapi Wonwoo diam saja.

Tidak ada percakapan lagi. Perjalanan masih jauh. Wonwoo memberanikan diri membuka percakapan.

"Sayaaang… jangan diem mulu dong! Masa akunya didiemin? Bosen nih!" Ucap Wonwoo dengan manja. Mencoba agar Roa bisa kembali seperti semula. Roa yang cerewet dan gak bisa diam.

"Trus mau ngomong apa? Gak ada yang mau diomongin juga."

"Apa gitu kek! Kucing yang kamu kasih makan tiap hari gimana kabarnya? Ceritain dong!"

"Ya gitu-gitu aja."

Tuh kaaan… Wonwoo makin bingung mau ngomong apa lagi ke Roa.

"Masih marah ya sama aku?"

"Gak!"

"Kok galak?"

"Biasa aja."

"Seneng gak keluar bareng aku?" Tanya Wonwoo dengan salah satu tangannya yang dia lepaskan dari kemudi untuk mengelus pipi Roa.

Tapi Roa segera menampisnya dan menjawab, "biasa aja."

"Yaudah kamu tidur dulu aja. Ntar kalau udah sampai aku bangunin." Tidak ada lagi yang bisa dilakukan Wonwoo atas penolakan yang jelas-jelas ditunjukkan oleh Roa.

Setelah beberapa jam, mereka sampai di tempat tujuan. Roa masih tertidur. Wonwoo membangunkannya dengan harapan Roa suka sama tempat tujuannya.

"Sayang… bangun! Udah sampai nih!" Roa langsung bangun menyadarkan dirinya.

"Ini di mana?" Tanya Roa clueless.

"Jalan dulu yuk. Ntar kamu tau. Sini tangannya?" Wonwoo mengulurkan tangannya. Sempat ragu, akhirnya Roa menerima uluran tangan Wonwoo.

Mereka menuju sebuah danau buatan yang sangat luas. Di sana ada yacht dan sebuah tempat peristirahatan dengan ukuran yang tidak terlalu kecil. Tempat tersebut disewakan untuk menikmati waktu sendiri dengan pemandangan alam. Bagus untuk tempat bersantai.

"Suka gak?" Wonwoo bertanya ketika mereka sudah sampai di tempat.

Roa mengangguk lemah, tidak menunjukkan kalau dia benar-benar suka dengan kejutan Wonwoo. Kemudian Roa berjalan mengitari tempat itu untuk sekedar penasaran dengan bagian-bagian sisinya. Wonwoo mengikuti di belakangnya.

RIBUT (Wonwoo & Roa) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang