18

460 63 2
                                    

Rose berlari ke arah lelaki paruh baya yang sedang menunggunya, tanpa bisa lelaki itu perkirakan Rose memeluknya sangat erat. Bukannya marah karena kaget lelaki itu malah ikut membalas pelukan Rose. Josh Vadger lelaki 48 tahun yang dicari-cari banyak orang kini sudah kembali entah apa tujuannya, tapi kembalinya lelaki itu sudah diketahui pihak-pihak yang mencarinya, lihat saja beberapa orang yang diam-diam memperhatikan mereka.

"Ayo pulang," ajak Josh pada anaknya.

"Iya."

"Siapa dia? Sopir taksi?" tanyanya saat melihat Yovan berdiri tak jauh dari mereka.

"Bukan dad, dia guru di sekolahku kebetulan aku belum bisa menyetir kondisiku belum memungkinkan." Josh baru menyadari bahwa tangan anaknya masih di gips dan ada rasa bersalah di dadanya ia tak pernah bisa menjaga putri semata wayangnya dengan baik.

"Oh my god, kurang ajar aku akan membalas mereka semua beraninya mereka melukai putri kesayanganku." Rose tersenyum kecil, ayahnya tampak benar-benar kesal dan bukan tak mungkin Josh akan membalas mereka semua dengan cara yang hanya dipikirkan oleh para ilmuan.

"Dimi sudah membunuh orang itu Dad." Josh menatap anaknya dengan tatapan lembut khas seorang ayah pada putrinya.

"Apa Dimi itu mantan kekasih yang kamu bilang beberapa waktu lalu?" Rose mengangguk sambil tersenyum tipis membahas tentang Dimi membuatnya mengingat luka saat orang yang ia cintai dan ia percaya mengkhianatinya dengan sangat sempurna.

"Dia bener-bener sayang sama kamu Rose." Rose mengerutkan dahinya bagaimana ayahnya bisa mengatakan hal itu saat ia bahkan belum pernah bertemu dengan Dimi jangankan bertemu bicara saja tak pernah, mungkin ayahnya hanya tahu dari cerita yang ia katakan.

"Dia hanya pura-pura menyukaiku Dad," kata Rose berusaha membuat ayahnya sepemikiran dengannya,

"No! No no! Dari ceritamu selama ini, lalu cerita Juna aku sangat yakin dia sangat menyukaimu walaupun niat awalnya salah." Rose lebih tertarik untuk membahas Juna yang ternyata masih menghubungi ayahnya.

"Apa Juna selalu menghubungimu Dad?"

"Ya selalu kamu tahu dia adalah mata-mata ayah dan dia yang memintaku pulang. Dia mengatakan bahwa kalian sedang bertengkar dan gadis kecilku ini butuh teman jadi di sinilah daddy sekarang menemanimu." Rose tersenyum getir tak seharusnya dia bermusuhan dengan Juna, lelaki itu selalu membelanya.

"Sudahlah ayo pulang," kata Ayah Rose sambil menggandeng anaknya menuju Yovan yang melihat dari jauh.

"Kalian sudah mengenal lama?" tanya Josh saat mereka sedang berada di dalam mobil milik Yovan.

"Tidak baru 2 mingguan, Yovan guru baru dan dia juga tinggal di kompleks yang sama dengan kita," jelas Rose membuat Josh memicingkan matanya ke arah Yovan dia sudah lama hidup di dunia dan dia tak percaya dengan segala kebetulan macam itu.

"Wow kebetulan yang aneh." Hanya itu komentar yang diberikan oleh Josh, namun Yovan sudah mengerti bahwa lelaki berkumis tebal di belakang itu tak percaya dengan hal itu.

"Sebenarnya bukan kebetulan," jawaban Yovan membuat Rose menatap Yovan dengan tatapan aneh.

"Saya memang mendekati Rose." Rose semakin waspada dengan pengakuan Yovan baru saja, tapi Josh malah tersenyum kecil dari awal dia bisa melihat bahwa Yovan memang memiliki banyak rahasia, tapi dia tak berbahaya untuk putri, dari mana dia tahu? Itu semua dia lihat dari cara Yovan melihat ke arah putrinya.

"Kenapa? Karena dia cantik atau karena dia anakku?" tanya Josh.

"Bukan keduanya, saya mendekati anak anda karena dendam." Lagi-lagi Josh tersenyum lelaki itu tak ada takutnya berbeda dengan Rose yang mulai merasa khawatir karena takut kejadian penculikan dulu kembali terulang.

✔The Perfect Lie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang