17

439 67 0
                                    

Rose tampak tergesa-gesa membereskan barangnya sejak mendapat pesan singkat dari ayahnya untuk menjemputnya di airport. Dia sudah tak sabar untuk bertemu Josh, ia ingin menghakimi ayahnya yang membuatnya kesusahan selama ini. Atau mungkin hanya sekedar ingin meminta ayahnya untuk turut membawanya sehingga dia tak kesepian. Dia sendirian sekarang tak ada Juna dan Tian yang mengganggunya dan tak ada lagi si dingin yang manis Dimi. Hidupnya yang menarik kini menyedihkan bahkan ia yakin Hachi lebih beruntung dibandingkan dengannya.

"Ingin pergi Bu?" tanya Yovan sopan, mengingat ini masih di lingkungan sekolah.

"Iya, tapi dari tadi driver nggak ada yang nyangkut mungkin karena hujan." Rose tersenyum menunjukkan aplikasi ojek online yang sedari tadi mengatakan sedang mencari driver.

"Aku bisa mengantar Rose," Rose ingin menolak, tapi dia tak punya pilihan lain dia harus cepat jika tak ingin terjadi sesuatu pada ayahnya yang menjadi incaran banyak orang.

"Maaf merepotkanmu, tapi tolong antarkan aku ke airport, aku akan membalas kebaikanmu."

"Oke, aku suka dengan makanan yang Bu Rose berikan padaku kemarin mungkin Bu Rose bisa membayarku dengan makanan itu."

"Tentu saja. Bapak akan mendapatkan makanan itu sampai bapak bosan." Kekeh Rose sementara Yovan langsung mengambil tasnya dan memimpin jalan ke parkiran.

"Maaf aku selalu merepotkanmu,"

"Nggak masalah, Rose " Yovan mulai bicara dengan informal karena mereka sudah berada di luar sekolah.

"Gimana pun juga kita teman." Rose mengangguk membenarkan walaupun jujur ia masih tak yakin apa dia harus percaya pada Yovan atau tidak setelah apa yang terjadi antara dia dan juga Dimi.

"Makasih Yovan, aku nggak tahu kalau nggak ada kamu," kata Rose.

Yovan hanya tersenyum sambil membawa tas Rose yang sempat Rose tolak, tapi karena posisi Rose yang sedang sakit akhirnya gadis itu mengalah dan mengikuti Yovan ke dalam mobilnya.

"Kenapa kamu mau ke airport jangan bilang kamu mau liburan keluar negeri." Yovan bertanya saat keduanya sudah berada di mobil dengan tenang.

"Tidak aku menjemput ayahku."

"Kamu masih punya ayah?" tanya Yovan berakting kaget.

"Ehm maaf karena aku tak pernah melihat ayahmu dan kamu sendiri tak pernah bicara tentang ayahmu."

"Tak masalah, aku lebih senang saat orang-orang tak tahu siapa ayahku." Yovan melirik ke arah Rose sekilas dia tahu betapa sulitnya menjadi Rose yang menjadi incaran banyak orang karena ayahnya.

"Kamu membuatku takut," kekeh Yovan mencoba mencairkan ketegangan yang dibuatnya tanpa sengaja.

"Dia bukan orang jahat," kata Rose

"Aku juga bukan orang jahat," kata Yovan tiba-tiba lalu keduanya memilih diam membiarkan suasana menjadi senyap yang hanya ditemani suara riang dari penyiar radio di siang itu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✔The Perfect Lie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang