Part 18

1.9K 93 4
                                    

Enjoy the story ya..

Author pov

Diandra mendengar suara tangis bayi. Ia terkejut sekaligus bingus bingung saat membuka mata digendongannya ada seorang bayi laki laki yang sangat tampan dengan mata berwarna hitam dan rambut gelap yang tebal. Rupanya hampir mirip seperti leo, suaminya.

 Rupanya hampir mirip seperti leo, suaminya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"apakah ini anakku..?"
Diandra mengecupi pipi dan dahi bayi mungil berselimut dalam gendongannya.
Awalnya ia lupa tapi beberapa saat kemudian ia teringat sesuatu.
Ia meraba perutnya yang telah kembali datar.

"hiks hiks.. Benarkah kau adalah anakku?"
Diandra menangis sejadi jadinya.
Ia merasa akan kembali kehilangan sesuatu yang sangat berharga dihidupnya.

Oeeekk oeeek,

Tiba tiba bayi itu meronta ronta menangis dalam gendongan diandra. Diandra segera mengayun ayun bayi itu untuk menenangkannya. Tak berhasil justru perlahan bayi tampan berselimut tebal itu memudar seiring semakin samar juga suara tangisannya.

"hiks hiks..
Bayiku...
Maafkan ibu tak bisa menjagamu dengan baik..!"
Diandra menangis semakin histeris. Ia tahu kalau bayi dalam gendongannya itu hanya semu hanya ilusi semata.
Ia telah kehilangan bayi yang sangat ia cintai bahkan sebelum ia lahir kedunia.

Diandra tersadar. Ia membuka matanya.
Ia melihat langit langut rumah sakit. Ia juga melihat kesekitar apakah ada box bayi atau inkubator bayi didekatnya.
Tapi ruang rawatnya kosong sama sekali tak ada bayi disana.
Berarti mimpi tadi seolah mengisyaratkan kalau bayi dalam kandungannya telah pergi meninggalkannya seorang diri.
Di pipinya menetes cairan bening yang tanpa sadar ia jatuhkan saat mengingat kembali mimpi tentang bayinya yang perlahan menghilang dalam belaiannya.

"bayiku?
Hiks hiks.."
Diandra meraba perutnya. Perutnya telah kembali rata seperti sedia kala. Sama seperti saat belum mengandung dulu.

Diandra duduk diatas brankar. Ia menyandarkan tubuh mungilnya perlahan kekepala brankar dengan bantal dibelakang punggungnya sebagai sandaran.
Sekarang ia sendirian. Ia benar benar merasa sendirian secara haqiqi.
Ayah dan ibunya telah tiada. Leo, suamihya entah sekarang ada dimana, sama sekali tak ada kabar darinya. Dan sekarang bayinya justru ikut pergi meninggalkannya seorang diri.

Diandra menatap keluar jendela rumah sakit, cuaca diluar sangat cerah. Langit berwarna biru dengan beberapa awan putih yang menghiasi. Mungkin matahari baru saja menyingsing beberapa jam yang lalu.
Ia merasa hidupnya hampa dan tak berarti lagi. Semua orang dengan teganya pergi meninggalkannya seorang diri didunia ini. Bahkan sama sekali tak ada yang menemaninya didalam ruang rawat ini.

Ia merasa kesal dan marah pada leo. Kenapa suaminya itu tidak pulang saat ia dalam keadaan seperti ini. Ia benar benar membenci pria itu. Ia tak pernah datang saat dibutuhkan.
Pria itu bahkan sering sekali meninggalkannya meski dalam keadaan mengandung anaknya.

"aku akan pergi..
Aku sudah lelah selalu ditinggal sendiri terus olehnya..
Sekarang waktunya aku memberikan ia pelajaran...
Kalau sendirian itu bukanlah hal yang menyenangkan..."
Diandra membuka jarum infus ditangannya. Ia berjalan perlahan meninggalkan rumah sakit bersalin itu.
Tubuhnya masih agak lemas tapi ia tak perduli lagi dengan suaminya, leo.
Hatinya sudah terlanjur kecewa pada pria itu.

The Secret Of My Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang