Part 12

2.3K 105 3
                                    

Enjoy the story..!!!

Diandra pov.

Sudah seminggu sejak aku keluar dari rumah sakit, kak leo terlihat murung dan kadang malah duduk melamun sendirian di sofa ruang tamu.
Memang laptop didepannya menyala, berkas berkas penting semuanya terbuka tapi dari tatapannya ia seperti memiliki sebuah beban berat.
Aku sudah berkali kali menanyakan tentang apa yang dipikirkannya. Tapi ia malah menjawab tidak memikirkan apa apa dan malah menyuruhku untuk beristirahat dan tak perlu mengkhawatirkannya.

Bagaimana aku tidak khawatir kalau ia sering kutemukan dalam keadaan berpandangan kosong sambil menghela nafas panjang berulang kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaimana aku tidak khawatir kalau ia sering kutemukan dalam keadaan berpandangan kosong sambil menghela nafas panjang berulang kali.

"sayang, kakak mau bicara sesuatu padamu.."
Kak leo menggenggam tangan ku saat kami barusaja menyelesaikan acara makan malam sederhana kami di apartemennya.

"apa kak?
Katakan saja..!"
Aku menatap pandangan mata hitamnya yang terlihat gelisah.

"kakak mau pergi keluar negri untuk mengawasi cabang perusahaan yang baru... Ada masalah diperusahaan yang mengharuskan aku yang menghandlenya langsung..
Mungkin dalam waktu yang cukup lama sekitar sebulan atau dua bulan lebih.."
Oh jadi inilah alasannya, kak leo terus melamun selama beberapa hari terakhir.

"tak apa kak..
Kami akan ada disini menunggu kakak pulang.."

"kau yakin?"
Aku mengangguk.
Kak leo memegang tanganku erat.
Ia terlihat begitu tak tenang meninggalkanku.

"aku bisa jaga diri kak..
Akan kubuktikan kalau aku bisa menjaga bayi kita dan juga melaksanakan ujian akhir dengan baik..
Aku pastikan kakak pasti bangga padaku.."

"aku nantikan hasil ujian memuaskan darimu, sayang..
Tapi ingat jangan terlalu menforsir tubuhmu..
Ada seseorang yang hidup didalam sini..!"
Kak leo mengelus perutku yang mulai membuncit. Aku tersenyum dan menganggukkan kepala.

"kapan kakak akan pergi?"

"besok pagi.."

"secepat itukah?"

"ada apa?
Kalau kau memang tak mengijinkan, aku tak akan pergi, diandra.."
Aku tak boleh egois, aku harus percaya dan merelakan suamiku pergi mengurus perusahaan yang telah ia rintis sendiri.
Aku harus membuktikan padanya kalau aku adalah istri dan calon ibu yang kuat dan tegar. Agar ia tak selalu khawatir padaku.

"tak apa kak..
Jam berapa kakak take off?"

"jam 6 tepat.."

"baiklah ayo kubantu packing barang barang kakak.."
Aku dan kak leo mengemasi beberapa setelan jas dan kemeja serta celana bahan yang akan kakak gunakan selama keluar negri ke dalam sebuah koper berukuran cukup besar.

Malam ini berlalu dengan sangat cepat.
Matahari sudah mulai terbit diufuk timur. Eksistensi sang bulan sabit harus mau digantikan oleh pancaran hangat mentari pagi.

The Secret Of My Husband [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang