9

8.1K 1K 63
                                    

Original Story by KageMizukii
Remake by Haepumdal


Sorry for typo(s)


'Piipp~ piipp~'

Alarm jam weker digital itu begitu menusuk telinga, dengan cepat menarik kesadarannya untuk segera berkumpul dan membuka mata. Sambil mengusap kedua matanya, Jaemin menyikap selimut putih yang menutupi tubuhnya, bangkit dan duduk ditepi ranjang. Diam sejenak untuk menjernihkan pikiran sebelum mengetuk bagian atas jam weker bentuk perseginya agar benda pengingat waktu itu berhenti berbunyi.

'Tok! Tok! Tok!'

"Nana, kau sudah bangun?"

Melirik jam weker yang terletak diatas lemari berlaci samping ranjang, pukul setengah delapan pagi, tak menyangka bisa terlewat enam puluh menit dari waktu biasa ia terbangun. Menguap singkat sebelum mengangkat kedua tangan untuk meregangkan otot tubuhnya yang kaku. Rasanya ketukan pintu Hendery tadi membuat kepalanya sedikit pening, dengan malas bangkit meninggalkan ranjang untuk membuka pintu.

"Pagi, tidurmu nyenyak?"

Jaemin tersenyum dengan mata yang masih sayu, ini adalah kali pertama ia merasa senang luar biasa melihat paras kakaknya saat bangun tidur, padahal biasanya tidak ada yang khusus, mungkinkan ini efek rindu? Yah, mungkin.

Melangkah setelah menutup pintu kamar, menuju kamar mandi yang terletak didekat dapur diikuti oleh Hendery. Jaemin telah sangat terbiasa dengan kebiasaan Hendery sejak kecil yang selalu mengekorinya kemana pun ia pergi, baik didalam maupun diluar rumah ketika hyung-nya itu merasa rindu. Tapi untunglah sekarang Hendery tak lagi memaksa untuk tidur bersama setelah sekian lama mereka tak bertemu.

"Ini handuknya."

"Oh, terima kasih."

Bahkan dengan setia kakak tampan nya itu menunggunya didepan kamar mandi saat sedang membasuh muka dan menggosok gigi, sambil membawakan handuk pink kecil yang biasa Jaemin gunakan untuk mengeringkan wajahnya.

"Sampai kapan kau akan mengekoriku terus, hyung? Janjimu akan berhenti seperti ini saat lulus sekolah dan sekarang kau bahkan sudah bekerja?"

"Memang kenapa kalau seperti ini? Apa tidak boleh?" memainkan kakinya dengan posisi bersandar pada dinding kosong disebelah kulkas sementara Jaemin sibuk mencari-cari sesuatu yang segar untuk ia minum didalam sana "Aku hanya takut kalau kau pergi lagi, Nana."

Jaemin terkekeh setelah meneguk air mineral yang baru saja diambilnya dari dalam kulkas, menyeka sisa air dimulutnya dengan kerah kaus hitam yang dikenakannya sambil menatap Hendery yang terlihat merengut tak suka. Ini bukan hal baru, tiap kali ia bertanya, Hendery selalu saja mengatakan alasan yang sama, takut kalau dirinya pergi lagi.

"Bodoh!"

"Sialan kau!"

Merutuk kesal sambil meletakan kembali botol air mineral yang baru saja dilemparkan Jaemin padanya kedalam kulkas, mengambil sekotak besar susu coklat lalu melangkah cepat menyusul adiknya yang sudah lebih dahulu menuju meja makan, meja persegi yang hanya terdiri dari dua kursi.

"Kepala polisi Seo ingin bertemu dan bicara denganmu, apa kau siap jika hari ini? Kalau kau masih lelah aku akan memohon libur sehari lagi untukmu."

"Tidak perlu, aku cukup seharian bermalas-malasan kemarin." Menuangkan sup miso kepiting kedalam mangkuk Hendery sementara kakaknya itu menuangkan susu coklat kedalam gelas miliknya dan Jaemin. "Aku akan memenuhi panggilan itu hari ini."

The Chiaroscuro ¦ nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang