1

27.9K 1.9K 210
                                    

Original Story by KageMizukii
Remake by Haepumdal

Sorry for typo(s)

Semua terlihat hitam, tak tampak apapun kecuali warna suram itu dimatanya. Namun Jaemin masih mampu berjalan dengan baik, karena mungkin, lebih dari tiga orang tengah mencekal kedua lengannya dan membawanya berjalan entah kemana, setelah mereka mengikatkan sehelai kain hitam pekat untuk menutupi matanya.

Ia hanya ingat para lelaki bertubuh besar, berpakaian serba hitam seperti dalam film Men In Black itu menangkapnya dan menyeretnya masuk mobil. Lalu semua semakin terlihat gelap seiring eratnya ikatan kain hitam itu dikepalanya. Ia bahkan tidak tahu ada dimana sekarang, yang pasti ia dapat merasakan jika saat ini ia berada dalam suatu bangunan, entah gedung atau rumah. Karena sedari tadi hanya lantai lah yang dipijaknya, dan suara langkah kaki berdengung nyaring ditelinganya. Jika benar ini adalah rumah, pastilah ini rumah yang sangat sangat besar dan megah.

Jaemin terus berjalan, tanpa memberikan perlawanan pada pria-pria asing yang masih mencekal kedua tangannya dan mengawalnya berjalan. Sesekali meronta karena borgol yang membelenggu kedua tangannya dibelakang, menggesek kulit lembutnya sampai terasa sakit, namun sepertinya perlakuan itu bagai tingkah laku bayi yang tak mereka hiraukan. Saat menaiki tangga, Jaemin merasa menginjak sesuatu yang empuk seperti karpet. Lalu sesampainya diatas, salah satu dari pria asing berpakaian hitam itu membuka pintu dan mendorongnya masuk kedalam hingga tubuh kurusnya jatuh bersimpuh dilantai yang dingin.

"Siapa dia?" tanya seseorang yang Jaemin yakin berada tak jauh didepannya. Dari cara bicaranya yang lantang, sepertinya pria ini memiliki kedudukan yang tidak bisa dibilang rendah.

"Dia adalah agen kepolisian yang ditugaskan untuk memata-matai transaksi senjata selundupan kita dengan pihak China. Kami berhasil menangkapnya saat ia mencoba memotret kami di gudang mesiu milik militer tak jauh dari pelabuhan Incheon, tuan," jawab seseorang di sebelah kiri Jaemin, mungkin salah satu dari yang mencekal lengan kurusnya.

"Benarkah? Lalu, apa transaksinya gagal?"

"Tidak, Tuan. Beberapa jam lagi, Anda akan menerima laporan dari pihak mafia Shanghai melalui fax Anda."

Terdengar pria itu menggumam singkat, sepertinya sedang menunjukan rasa puas atas keberhasilan anak buahnya. Dari suaranya saja, Jaemin dapat menangkap jika pria itu cukup matang. Cara bicaranya terkesan tenang dan berwibawa, juga suaranya yang rendah dan dalam. Apa dia pimpinannya?

Situasi tak memungkinkan agen muda bertubuh kurus ini untuk melawan, Jaemin dapat merasakan keberadaan beberapa orang lain di ruangan ini. Memberontak sama saja dengan menggali kuburannya sendiri dengan suka rela. Jadi untuk saat ini, mungkin diam dan bersikap seperti anjing penurut adalah cara yang tepat dan aman.

Lagipula ia masih membutuhkan informasi untuk laporannya pada kepala kepolisian kalau tidak ingin diturunkan level jabatannya. Atau yang lebih parah, dipecat.

Untuk beberapa detik Jaemin sangat ingin berterima kasih pada pria tadi yang kemungkinan adalah pimpinan mereka karena telah sangat pengertian mengizinkannya berdiri. Bukan maksud membelot pada kejahatan, kebetulan saja kakinya kesemutan karena terlalu lama bersimpuh.

Kemudian, Jaemin merasakan seseorang tengah berusaha melepaskan ikatan kain hitam penutup matanya. Tapi, sepertinya mereka tak berniat sama sekali untuk melepaskan borgolnya.

Perlahan, agen muda itu mengangkat wajah dan membuka kelopak matanya saat merasakan tak ada lagi kain hitam yang menghalangi pandangannya. Sesaat penglihatannya sedikit buram karena cahaya ruangan yang cukup terang menusuk mata, namun dengan cepat matanya beradaptasi dan akhirnya dapat melihat dengan jelas.

The Chiaroscuro ¦ nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang