8

9K 1.1K 199
                                        

Original Story by KageMizukii
Remake by Haepumdal


Sorry for typo(s)



Jaemin menoleh ke segala arah, ke kanan, ke kiri, keatas, kebawah, sebatas lehernya mampu bergerak. Memang ia tak terlalu terkejut kalau rumah sebesar ini memiliki ruang bawah tanah yang juga cukup besar dan luas. Hanya saja, siapa yang tidak terkejut kalau ternyata ruang bawah tanah yang besar dan luas ini adalah sebuah gudang senjata raksasa? Dan tempat ia berada saat ini hanya salah satu dari puluhan ruang yang ada di bawah tanah, meski dibawah tanah tapi tempat ini memiliki penerangan yang cukup baik.

"Sebaiknya kau periksa perlengkapan ditubuhmu."

Meraba perut datarnya yang kini terasa sedikit lebih hangat dan tebal, tentu saja karena sebelumnya Jeno memerintahkannya mengenakan rompi anti peluru di bagian dibalik hododie-nya, selain itu ia juga diminta untuk mengenakan sarung tangan kulit hitam di tangan kanannya, tangan yang biasa ia gunakan untuk memegang senjata.

Jaemin melihat lagi sosok pemilik mata violet yang berdiri jauh didepannya tengah sibuk mengenakan sarung di tangan kirinya, sementara sarung tangan pasangannya ia pegang dengan cara menggigitnya.

Sial, tampan!

Agen cantik itu refleks mengguncangkan kepalanya keras-keras, terkadang pemikirannya selalu berkerja diluar kehendaknya. Beruntung bau bubuk mesiu dengan cepat membuyarkan isi pikirannya. Ya, disebelah kanan tempat ia berdiri terdapat ratusan tumpukan karung berisi bubuk mesiu. Sementara di sebelah kirinya terdapat ratusan drum ukuran besar berisi bensin, tempat gila ini benar-benar berbahaya.

"Kau tak perlu terlalu terkejut seperti itu, tempat ini hanyalah gudang bawah tanah tempat kami menyimpan senjata."

Pemilik mata teduh itu kini sibuk mengokang pistolnya. Biar pun Jeno yang notabenenya pemilik tempat ini berkata begitu, tapi tetap saja ini kali pertama bagi Jaemin melihat gudang persenjataan semegah ini, garis bawahi ini adalah gudang. Hei, seluruh anggaran kepolisian Seoul bahkan belum tentu mampu membuat setengah dari tempat ini. Entah ruang bawah tanah ini ada berapa lantai tapi yang pasti mereka sampai ketempat ini dengan menggunakan lift. Jaemin bahkan sempat melihat beberapa garasi dimana mobil-mobil mewah tersimpan.

"Jadi, rumah ini adalah markas besar kalian?"

"What? Jangan bercanda, Ichigo." Jaemin tak sempat mengamati ekspresi Jeno saat ini, ia terlalu sibuk mengamati sekelilingnya, lihat saja berton-ton bubuk mesiu itu, dari mana Jeno mendapatkan semua itu? Dengan jumlah sebesar itu entah berapa ratus ribu granat tangan yang dapat dihasilkan. "Mungkin jika aku membawamu ke Finlandia kau akan pingsan atau bahkan jantungan, disana aku memiliki gudang yang besarnya tiga kali lipat dari tempat ini."

Tak heran mengapa Lee Jeno ini menjadi kesayangan Presiden Korea Selatan, pria ini adalah sumber daya manusia langka yang dapat menjamin kemakmuran negara. Dengan harta kekayaan yang mungkin saja melebihi anggaran Korea Selatan sendiri. Presiden bahkan akan bertekuk lutut dihadapannya. Tapi, semua itu terlepas dari bagaimana cara Black Altair memperkaya diri.

"Ichigo!"

Seruan itu membuatnya kembali focus pada sosok rupawan didepannya, raut wajah yang tanpa senyum itu menatapnya serius dan tajam. Entah sejak kapan Jaemin selalu suka bagaimana pun cara Jeno menatapnya. Tidak, lebih tepatnya karena sejak awal ia telah terpesona oleh lingkar violet dalam bingkai teduh itu.

"Tangkap ini!"

"Ah!"

Jaemin menangkap dengan baik pistol Blank firing Norica Pistol Mod 38 Magnum yang baru saja Jeno lemparkan padanya, pistol miliknya yang sempat disita oleh anak buah Jeno saat ia ditangkap dulu. Ya, meski tidak semahal pistol Baretta milik Jeno tapi ia cukup menyukainya. Jaemin menatap benda ditangannya sebelum kembali menatap Jeno sebagai ganti pertanyaannya atas semua ke-absurd-an ini.

The Chiaroscuro ¦ nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang