15

530 70 2
                                    

Laki-laki itu duduk di balik meja kerjanya, sambil melihat putri kecilnya yang sedang bermain di tengah ruangan kerjanya. Semenjak Istrinya di rawat, dia selalu mengajak putrinya ke kantor karena jika si kecil di rumah, dia yakin bahwa si kecil tidak memiliki teman bermain karena putra Kakaknya juga sedang di rawat bersama Istrinya.

Mengingat tentang Istrinya, dia masih belum percaya tentang penyakit yang di derita oleh wanitanya itu. Tumor otak. Bagaimana dia bisa merelakan Istrinya melakukan operasi pengangkatan tumor di saat Istrinya itu tengah mengandung?

Dia tidak mau hal buruk terjadi pada kandungan Istrinya, tapi dia juga tidak mau hal buruk terjadi pada Istrinya. Perkataan sang Kakak masih berbekas di memori kepalanya. Yang mengatakan bahwa anak bisa di cari lagi, tapi sang Istri tidak.

Namun, keinginan dia memiliki anak dari wanita itu sudah lama dia inginkan. Bagaimana mungkin dia harus merelakan calon anaknya pergi dengan begitu saja tanpa melihat dunia? Lagipula kandungan Istrinya telah memasuki 7 bulan.

"Ayah!"

Teriakan itu kembali membuatnya tersadar dari lamunannya, dia dengan segera melihat putri kecilnya yang sedang berdiri di depan meja kerjanya.

"Ada apa sayang? Apa kamu lapar?" Tanya laki-laki itu saat melirik jam yang berada di atas meja kerjanya. Si kecil menggeleng dan menunjuk ponsel sang Ayah. "Ponsel Ayah sedari tadi berbunyi keras. Apa Ayah tidak mendengarnya?" Ujar si kecil yang membuat laki-laki dewasa mengalihkan pandangannya ke arah ponselnya.

Dia mengusap layar dan menatap heran pada nomor yang tidak dia ketahui, dia ingin menghubungi nomor itu tapi dengan segera layarnya berubah menjadi nomor Ibunya.

"Halo, ada apa Mih?" Buka laki-laki itu saat sambungan dia terima.

"Ke rumah sakit sekarang, Hyein membutuhkanmu dan juga Raehyun." Perintah Nyonya Park yang membuat laki-laki itu terdiam, dia dengan segera menatap anaknya yang juga sedang menatapnya dengan penasaran.

"Memang ada apa dengan Hyein, Mih?" Tanyanya yang membuat Raehyun dengan segera membereskan mainannya untuk dia simpan di dalam ranselnya.

"Cepatlah! Mamih tidak bisa memberitahumu dari telpon!" Suara Nyonya Park yang sedikit berteriak itu berhasil membuat Sehun dengan segera memutuskan sambungan, beranjak dari duduknya dan dengan sigap mengambil ransel putrinya serta menggendong putrinya.

Dia merasa takut. Sangat takut. Entah apa yang terjadi, tapi sepertinya Istrinya itu sangat ketakutan. Terlebih saat dia mendengar suara isak tangis dari wanitanya itu.

"Semoga mereka baik-baik saja."

• • •

Hyein baru saja tertidur karena lelah akibat menangis. Sehun sebagai suaminya bahkan hilang entah kemana. Yang berada di ruang inap hanya Nyonya Park, Tuan Park, Jackson, Raehyun dan juga perawat keluarga Park. Tina. Chanyeol? Dia pergi menyusul Sehun. Dia tidak tahu kemana Adiknya itu pergi tapi dia akan mengandalkan GPS dari ponsel Adiknya itu.

Kejadian itu sangat cepat. Satu kedipan pun membuat kita lengah.

Hyein mengetahui penyakit yang dia derita oleh salah satu Dokter yang berjaga, membuat dia tidak percaya dan berakhir memilih berdiam diri di dalam kamar mandi. Tapi kejadian lain terjadi di saat dia merasakan sakit yang luar biasa di daerah kepalanya. Dia berniat keluar dari kamar mandi tapi saat dia berada di depan pintu, dia malah terpeleset karena lantai yang licin.

Jackson terbangun dari tidur siangnya karena mendengar teriakan Hyein, dia dengan segera menekan tombol yang berada di bawah bantalnya. Dia menangis melihat Hyein bersandar di kusen pintu kamar mandi sambil meringis kesakitan, dia bahkan berteriak saat melihat Hyein di bawa keluar kamar oleh beberapa perawat laki-laki saat melihat wanita itu akhirnya jatuh tidak sadarkan diri.

[Series 2] Another Him || SeChan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang