3: Ujian penempatan

298 37 1
                                    

Semua siswa telah memasuki kelasnya masing-masing sibuk mempersiapkan diri dalam ujian penempatan. Mereka masih menggunakan kelas lama, pihak sekolah akan memberikan pengumuman kelas mereka yang baru setelah mereka selesai melaksanakan ujian penempatan.

Para siswa sibuk menebak nama-nama yang akan memasuki kelas Royal itu.

Berbeda dengan tujuh siswa berwajah tampan, mereka sedang berada diruang pribadi terletak di ujung gedung dengan sebuah jendela besar membuat mereka bisa melihat pemandangan lapangan trek lari.

Ketujuh laki-laki itu bahkan tidak membawa buku kesekolah. Tidak ada kepanikan dalam diri mereka prihal kelas Royal ini, mereka saling melakukan kesibukan masing-masing. Lagipula prihal kelas spesial itu mereka sudah menebak siapa yang akan menempati kelas itu.

Suga, RM, dan Taehyung.

Siapa lagi jika bukan para jenius itu, dan jangan lupakan Taehyung si anak pemilik sekolah. Tentu sang ayah ingin yang terbaik untuk anaknya, maka sudah dipastikan ayah Taehyung akan langsung meloloskan anaknya ke dalam kelas spesial.

"Kapan pembagian kelas baru diumumkan?" Diseberang sana Hoseok bertanya dengan earphone yang masih menyangkut di telinganya.

"Besok, setelah ujian penempatan selesai" jawab Jin yang memang mengetahui soal kelas spesial itu.

"Lalu pengumuman kelas Royal, kapan diumumkan" tanya Hoseok kembali yang ternyata masih mendengar Jin berbicara.

"Besok. Pengumuman digabung"

Taehyung dengan asiknya bermain game dengan Jungkook kaget mendengar jawaban dari bibir Jin. Taehyung langsung meninggalkan permainannya dan menghampiri Jin yang sedang duduk di sofa berwarna abu-abu bersama Suga. "Gilasekolah ini! Bisa saja seseorang syok mendapat kelas lima dan harus mengetahui fakta bahwa dia tidak masuk kedalam kelas spesial juga"

"Siapa yang kau maksud Taehyung?" Tanya Jimin yang masih memperhatikan smartphone miliknya.

Namjoon mulai membuka suara dan meletakkan buku bacaannya di sofa . "Tentu bukan kita. Meskipun Nilai kita rendah bahkan nilai Jimin yang mendapat nilai matematika 20 pun
kita akan tetap mendapat posisi kelas satu"

"Tentu. Semua yang lemah harus tunduk pada yang kuat" Suga tiba-tiba mengeluarkan suara setelah hampir satu jam mereka berada di ruangan pribadi akhirnya Suga membuka suara.

Bel berbunyi.

Ketujuh laki-laki yang ada di ruangan pribadi itu langsung berdiri mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian penempatan. Satu persatu dari mereka keluar dari ruangan dan berjalan kearah aula sekolah.

Bahkan Namjoon sempat mendengar dari gadis-gadis yang bergosip tadi pagi, sekolah sengaja mengubah aula sekolah menjadi tempat ujian kali ini. Terlihat saat mereka memasuki aula, beberapa meja dan kursi sudah diatur sedemikian rupa.

Posisi meja pun berurutan sesuai kelas, kelas 1 tentu di paling depan. Dirinya duduk dibarisan nomor 2 walaupun termasuk depan Namjoon tidak mempermasalahkan, berbeda dengan Hoseok laki-laki mendapatkan tempat duduk di paling depan. Bahkan Hoseok sudah menggerutu sejak tadi mengenai posisi tempat duduknya.

Usai kelas 12 memasuki ruangan hingga tiba saatnya kepala kedisplinan memasuki ruangan dan menyambut murid-murid. Pak Han namanya, guru berumur sekitar 45 tahunan itu sudah mengajak sejak 15 tahun yang lalu. Pak Han guru yang paling ditakuti oleh seluruh penghuni sekolah ini, dirinya mengutamakan kedisplinan. Dan merupakan tangan kanan ayah Seok Jin.

Waktu berjalan selama satu jam, dan selama itu kedua siswi yang duduk dengan jarak cukup jauh merasakan waktu berjalan sangat lambat. Si rambut pirang bahkan berharap ujian ini cepat selesai dan lagi-lagi dirinya masih berharap bahwa ia akan masuk ke dalam kelas 1. Dirinya tidak yakin pada kelas spesial itu, kelas itu sudah tentu terisi dengan siswa VIP di sekolah ini dan Lisa sudah menebaknya. Bahkan ketika sekolah mengatakan bahwa hanya murid yang berbakat lah yang bisa mendapatkan posisi di kelas ini, itu hanyalah omong kosong.

Sudah hampir tiga tahun Lisa disekolah ini dan melihat kakak kelasnya yang berada di kelas spesial Lisa bahkan sudah menebak jika mereka bahkan sudah menyogok sekolah untuk masuk ke dalam kelas itu.

Posisi tempat duduk yang cukup jauh dari Jennie membuat Lisa cukup gelisah. Temannya itu sejak kelas 11 sudah menempati kelas 1, dan Lisa yakin 100% bahwa perempuan itu akan masuk ke dalam kelas 1 kembali.

Lain hal dengan dirinya, Lisa hanyalah siswa yang berasal dari kelas 5, yang mana kelas buangan. Tak ada orang-orang yang menghormati kelasnya, kelas yang selalu menjadi bahan pembicaraan guru-guru, dan mungkin kelas yang tak pernah dianggap oleh penghuni sekolah ini.

Tapi Lisa beruntung memiliki teman Jennie, perempuan itu mau berteman dengannya ketika Lisa tak punya apa-apa. Ketika para gadis perempuan di sekolah ini asik memamerkan barang-barang mewah mereka, tetapi Jennie dengan bangganya menggandeng Lisa ke kantin dan duduk dikantin daerah kelas 1.

Ting, Ting, Ting.

Pengeras suara berbunyi menandakan bahwa waktu telah berakhir, sontak semua murid kelas 12 langsung mengumpulkan jawaban mereka ke depan. Dari depan terlihat Jennie menghampirinya dengan senyuman cerah, tidak biasanya gadis itu tersenyum dengan sangat lebar.

"Ada apa?" Tanya Lisa berjalan keluar dari aula.

Jennie menghentikan langkahnya lalu menatap mata Lisa. "Aku senang soal tadi tidak terlalu susah walaupun ada soal yang sedikit aku tidak mengerti. Kau menyelesaikan dengan baik kan Lisa?"

Lisa bahkan sudah menebak jika Jennie akan bertanya seperti itu dan lagi Lisa tidak tahu harus menjawab apa. "Aku mengerjakan sebisaku"

"Yak bodoh! Aku sudah mengajarkan soal-soal untuk kamu bisa masuk ke dalam kelas 1" jawab Jennie kesal.

"Kau pikir soal-soal itu berguna untukku? Kau pikir aku tak tahu yang masuk ke dalam kelas 1 separuhnya adalah anak VIP"

"Tapi tidak semua Lisa. Kalaupun kau tidak masuk kelas 1 setidaknya kau harus masuk kelas 2, itu lebih baik. Kau harus ada peningkatan"

"Sudahlah aku muak dengan sekolah ini, kau sangat ingin masuk kelas spesial itu?" Tanya Lisa tiba-tiba ketika mereka di lorong gedung.

"Tentu. Kelas Royal adalah kelas diatas kelas, bahkan kelas 1 tidak ada apa-apanya dari kelas Royal. Kau tahu, kelas Royal bahkan mempunyai gedung astrama khusus dan hanya diisi satu kamar oleh satu orang saja"

Lisa yang mendengarnya hanya membuang nafas kasar. "Jadi kau tidak ingin sekamar lagi denganku?"

"Hey bukan seperti itu. Selama ini aku mengejarkan mu soal-soal untuk apa? Agar kau bisa naik level di kelas 1 dan kau bisa masuk ke kelas spesial. Tidak ada lagi yang bisa meremehkan kita Lisa"

"Kalau pada kenyataannya hanya kau yang bisa masuk tentu aku yang semakin diremehkan" ucap Lisa lalu melangkahkan kakinya dengan cepat menjauh dari Jennie.

Jennie yang melihat Lisa pergi meninggalkannya hanya menggeleng pelan, gadis itu selalu keras kepala dan tidak mau mendengarkannya. Susah payah dirinya memberikan pengertian kepada Lisa bahwa kelas sepesial tidak seburuk itu. Tetapi Lisa tetaplah Lisa, gadis itu selalu memandang satu hal hanya dengan satu pemikiran saja.

THE ROYAL CLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang