Ketika sang fajar naik semua umat manusia bersiap menjalankan aktivitasnya hari ini. Termasuk murid-murid dari kelas Royal, semuanya telah sampai disekolah pagi ini. Sarapan tadi tidak ada hal berkesan, sepanjang sarapan mereka hanya terdiam dan makan dengan keadaan sunyi. Entahlah, mereka yang terlalu menikmati santapan atau terlalu malas untuk berinteraksi.
Seperti yang sudah diduga-duga bahwa keadaan sekolah akan heboh kali ini, berita ayah Yoongi yang mencalonkan diri menjadi presiden membuat satu sekolah membicarakan itu.
"Lihat nanti aku yakin Yoongi dan teman-temannya akan semakin berkuasa disekolah ini" ucap salah seorang siswi di koridor.
Temannya yang berhadapan dengan gadis itupun membalas, "Tentu saja mereka semakin punya tempat untuk melakukan hal mereka inginkan"
"Jangan lupakan ayah Taehyung adalah pemilik sekolah ini, apa jadinya mereka semua nanti" saut teman yang lain menghampiri mereka.
Dilain hal Chaeyong yang baru saja datang ke sekolah telinganya sudah mendengar gosip para gadis-gadis. Jujur saja Chaeyong tidak tahu jika ayah Yoongi mencalonkan diri sebagai Presiden.
Siapa yang tidak tahu ayah Yoongi, beliau adalah gubernur di kota ini. Sepengamatan Chaeyong, masyarakat di kota ini sangat menyukai gubernur Min Yoon Do. Beliau beberapa kali pernah menyumbangkan gaji miliknya selama tiga bulan untuk korban bencana alam yang terjadi dua tahun lalu. Dan masih ada hal lain yang pernah Min Yoon Do lakukan, sehingga membuat para masyarakat menyukai beliau.
Karena tak ingin berlama-lama mendengarkan para gadis bergosip ria akhirnya Chaeyong memutuskan untuk menuju perpustakaan, pagi ini Chaeyong berangkat pagi-pagi sekali karena ingin meminjam salah satu buku di perpustakaan. Bener meter dari tempat Chaeyong berdiri terlihat dua orang laki-laki berdiri berhadapan. Yang satunya hanya menunduk diam tak berkata apapun. Yang satunya menatap lawan bicaranya dengan tatapan tajam. Terkejut karena ada orang lain disana akhirnya Chaeyong memutuskan untuk menyembunyikan dirinya dibalik dinding agar tidak terlihat oleh mereka.
"Sudah aku katakan berapa kali bahwa aku membutuhkan barang itu"
"Ma..maaf temanku tidak bisa mengirimkannya kepadamu"
"Bodoh! Bilang saja barang itu kau yang pakai maka temanmu pasti akan memberikannya kepada mu"
"T-tapi aku tidak ingin mendapat masalah jika aku mengatakan aku memakai barang itu" merasa kesal dengan lawan bicaranya, laki-laki itu dengan tidak sabar menarik rambut laki-laki yang ada di depannya dengan kasar.
"Aku tidak peduli apapun alasannya, lusa barang itu harus ada di tanganku" ucapannya sambil melepaskan tangannya dari rambut si pria.
Pria itu hanya mengangguk lalu meninggalkan tempat itu dengan terburu-buru.
Chaeyong yang melihat itu segera menghampiri tempat kejadian. Sejujurnya Chaeyong tidak tahu siapa laki-laki disana, tapi menurut dugaannya sepertinya Chaeyong mengenali suaranya.
Langkah kaki Chaeyong semakin dekat dengan laki-laki itu. Perlahan Chaeyong dapat melihatnya dengan jelas.
"Taehyung, bisa aku bicara denganmu?"
Laki-laki itu merasa dipanggil langsung menolehkan kepalanya menuju sumber suara. Taehyung hanya diam lalu mengangguk pelan.
"Ada apa?"
Plakkk.
Tanpa basa-basi Chaeyong langsung menampar wajah tampan sepupunya itu. Sejak percakapan tadi Chaeyong sudah menebak bahwa pemilik suara tadi adalah Taehyung, dan benar saja sepupunya ada disana.
"Hey, ada apa datang-datang langsung menampar ku?!"
"Kau pikir aku tidak tahu?"
"Apa maksudmu?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ROYAL CLASS
FanfictionMereka sudah cukup dipusingkan dengan sistem sekolah yang bodoh, kini mereka harus merasakan perbedaan yang lebih tinggi. Menjadi pintar bukan syarat utama untuk bisa masuk ke dalam kelas ini. The Royal Class. Semua predator ada didalam ke kelas it...