18: Rumit

127 19 0
                                    

"Ada apa ada kemari?" Tanya Yoongi melihat sekertaris ayahnya yang ada di ruang tunggu asrama. Dilihatnya pun tak ada ayahnya membuat Yoongi penasaran.

"Ada diminta untuk bertemu dengan ayah anda sekarang"

"Sepagi ini? Ada apa?"

"Anda akan tahu saat anda sampai di rumah"

"Lalu bagaimana dengan sekolahku?"

"Saya sudah meminta izin. Bisa kita pergi sekarang?"

"Tunggu sebentar, aku ambil barang-barang ku dulu" ucap Yoongi kemudian kembali ke kamarnya untuk mengambil ponsel dan mantel miliknya.

Yoongi kini sudah berada di dalam mobil bersama sekertaris dan supir pribadi ayahnya. Ayahnya memang sering mengunjunginya tetapi jika memintanya untuk pulang itu berarti ada hal yang penting sehingga membuat Yoongi harus pulang.

Ataukah ibunya sadar? Astaga membayangkan saja membuat hati Yoongi berdetak kencang, dirinya akan senang sekali jika itu benar.

Mobil telah sampai, Yoongi memasuki rumahnya untuk bertemu sang ayah. Dirinya tak sabar mendengar apa yang ayahnya beri tahukan.

"Ada apa ayah?" Tanya Yoongi ketika menemukan sang ayah di meja makan.

"Duduk dulu Yoongi kita sarapan bersama"

"Ada apa?"

"Kau tidak sabaran ya ternyata, sarapan lah terlebih dahulu sebelum kita memulai hari"

"Ayah... Katakan yang sebenarnya, tidak biasanya ayah menyuruh ku datang pagi-pagi sekali untuk ke rumah. Dan lagi aku harus absen, maka katakan ada apa?" Min Yoon Do yang mendengar ucapan sang anak hanya tersenyum tipis kemudian meletakkan sendok dan garpu di atas meja.

"Bersiaplah, hari ini pemilihan presiden akan diselenggarakan"

Fakta dirinya mengharapkan berita sang ibu membuatnya kecewa ternyata apa yang disampaikan ayahnya bukan apa yang di inginkan Yoongi.

Yoongi terdiam sejenak setelah mendengar ucapan ayahnya, dirinya terlalu muak dengan obsesi sang ayah.

"Lalu kenapa aku harus bersiap?"

"Kau lupa? Kau harus mendampingi ayah seperti empat tahun lalu"

"Aku tidak bisa"

Mendengar itu Yoon Do terdiam menatap mata anaknya dengan tatapan tajam.

"Kenapa?"

"Aku pikir ayah sudah gila"

"Apa maksudmu?"

"Pendapat ayah kalau ibu akan bangun jika ayah menjadi presiden itu hanya halusinasi ayah saja, hanya alasan agar ayah bisa semakin tinggi. Ayah terobsesi, ayah tahu itu?"

"Diam! Semua yang aku lakukan adalah untuk keluargaku sendiri!"

"Untuk keluarga? Bagiamana ayah bisa mengatakan itu padahal jelas-jelas ayah meninggalkan ibu sendirian dirumah sakit"

"Yoongi! Kembali ke kamar mu dan bersiaplah. Kita tidak punya waktu"

Merasa kecewa dengan sang ayah Yoongi hanya bisa menghela nafas kasar lalu melangkahkan kakinya ke lantai atas menuju kamarnya.

🥇🥇🥇🥇🥇

Biasanya yang berkumpul di ruangan besar itu adalah tujuh orang tapi kini hanya enam orang saja, salah satu teman mereka tidak masuk.

Jungkook yang sedang bermain Ps4 bersama Hoseok ricuh sejak tadi, mereka bahkan memukul satu sama lain. Sisanya yang lain sibuk dengan urusan mereka masing-masing, ada yang sedang membaca buku, bermain game di ponsel, mengobrol, atau tiduran di sofa panjang.

THE ROYAL CLASSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang