Bohong, kalau Kenzo tidak menyadari jika wanita yang kini bersanding dengannya di pelaminan tidak menyukainya.
Bohong pula kalau ia tidak merasa cemburu ketika Tania bercipika-cipiki dengan salah satu tamu lelakinya, bahkan sampai berangkulan mesra di depan matanya seolah-olah mereka adalah sepasang kekasih yang kisah cintanya belum disudahi.
Ini memang bukan acara resepsi besar. Bahkan di depan rumah Tania juga tidak disediakan tenda untuk menampung para tamu yang hadir. Namun begitu, siapa yang akan menduga jika teman-teman dekat Tania berikut laki-laki yang diklaim sebagai mantan pacarnya─Marvel, akan datang walau tak diundang?
Di hadapan sepasang pengantin baru itu, bertempat di kebun kecil di belakang rumah selepas acara temu manten dilaksanakan, teman-teman Tania beralasan kalau ingin memberikan doa restu sekalian memuaskan rasa penasarannya pada rupa asli Kenzo Arashi, meskipun kenyataannya sedari tadi Marvel hanya sibuk melayangkan tatapan meremehkan pada Kenzo setiap kali keduanya tak sengaja bertemu pandang.
“Masih kerenan gue ke mana-mana lah,” kemam Marvel jemawa.
Dan Kenzo yang seakan-akan bisa memahami arti gerak bibirnya, tak mau kalah dan menyahuti dalam hati, “Tapi tetep aja, kamu nggak bisa bersanding sama Tania.”
"Ken, sini sebentar, Nak!" Panggilan Ardi dari arah pintu dapur, membuyarkan perang dingin kekanakan yang sedang terjadi di antara Marvel dan Kenzo.
Kenzo menoleh Ardi dan buru-buru mendekat. "Ya, Pa?"
"Temen-temen Papa pengin kenalan sama kamu."
Kenzo mengangguk dan mengikuti Ardi berjalan ke ruang tamu.
Tempat teman-teman Ardi berkumpul dan duduk lesehan di atas permadani menikmati jamuan seadanya.
Mereka adalah beberapa rekan kantor Ardi yang juga datang bukan karena diundang, melainkan hanya kebetulan mendengar slentingan rencana mantu yang akan diadakan oleh rekan senior dan merasa sungkan kalau tak datang.
Kenzo masih dengan hatinya yang terbakar cemburu, terpaksa harus tetap tersenyum pada tamu-tamu mertuanya dan meladeni beragam pertanyaan mereka sampai puas.
Rasanya memang ada yang mengganjal dalam hati. Namun, tidak ada yang bisa Kenzo lakukan selain berusaha tetap tersenyum dan menahan semua gejolaknya hingga semua tamu itu pulang.
*
"Nak, Papa mau bicara sebentar sama kamu." Lepas salat Isya, Ardi kembali memanggil Kenzo yang masih jelas tampak canggung berada di rumahnya setelah ditinggal pulang oleh semua keluarganya.
Kenzo mengikutinya, dan tak berhenti bertanya-tanya dalam hati ketika tahu Ardi mengajaknya naik ke lantai dua, keluar menuju balkon yang sepi dan temaram dalam gelapnya malam.
"Papa minta maaf soal teman-teman Tania tadi." Ardi tiba-tiba memulai dengan topik yang sama sekali tidak Kenzo sangka-sangka.
"Kenapa minta maaf, Pa?"
Ardi mendesah, mengembuskan kecewa yang semenjak tadi menggelayut dalam benaknya. "Papa merasa gagal mendidik Tania. Dan Papa merasa malu pada kamu atas sikap yang ditunjukkannya tadi siang."
Kenzo tidak menjawabnya, bingung harus menanggapi dengan kalimat seperti apa sehingga memilih diam dan meunggu sampai Ardi kembali bicara dan meuntaskan maksud.
"Laki-laki tadi, namanya Marvel Alexis. Dia lelaki yang Tania cintai sebelumnya dan Papa sengaja nggak mau membahasnya sama kamu sebelum kalian menikah, sebab Papa benar-benar kepengin kamu jadi mantu Papa."
Akhirnya Kenzo tersenyum simpul, merasa terkejut dan bersyukur di waktu bersamaan mendengar penuturan sang mertua.
"Apa pun yang terjadi, Papa nggak mau laki-laki itu menjadi duri dalam rumah tangga kalian. Jadi Papa harap, kamu bisa tegas sama Tania kalau nanti dia masih tidak berubah seiring waktu yang terus berjalan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenzo Arashi (Kebohongan Seorang Istri)
RomanceTania menolak dijodohkan dengan Kenzo Arashi, yang seorang pengusaha pengekspor buah, sekaligus pemilik hotel dan perkebunan dari kota Malang. Selain karena sudah memiliki tambatan hati, yaitu Marvel Alexis. Tania juga menduga jika Kenzo adalah seor...