Tiramisu Just Mine

214 21 60
                                    

Author : urgooseberry

Genre : Lovely

Cast :
✍ Lee Jihoon (Woozi SVT)

Cast : ✍ Lee Jihoon (Woozi SVT)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore itu hujan. Kebanyakan dari mereka memilih untuk menetap terlebih dahulu di sekolahan hingga hujan reda.

Pemuda bermata sipit tajam itu melangkah di koridor menuju studio musik yang berada di gedung depan--sedangkan kelasnya berada di gedung tengah--. Sesekali ia berhenti di depan mading-mading ekskul lain untuk memperluas keingintahuannya di bidang lain. Ketika ia berdiri di depan mading ekskul jurnalistik ia sedikit lebih lama dibandingkan dengan mading-mading sebelumnya.

Ia tersenyum ketika membaca suatu ode yang tertulis di sana, di tujukan untuk salah satu teman kelasnya yang memang terkenal akan ketampanannya. Yang membuatnya tersenyum geli ialah tulisan di pojok atas kertas yang menyatakan dengan gamblang bahwa pengirimnya secantik Helene of Troy.

Belakangan cewek-cewek emang lebih beringas, batinnya.

"Kak," panggilan dari seseorang membuatnya berhenti tersenyum geli dan mencari sumber suara tersebut.

"Kakak nggak ke studio?" tanya gadis berwajah imut kepadanya.

"Nanti. Paling juga belum pada kumpul," jawabnya membuat gadis itu mengangguk paham dan ikut memperhatikan tulisan-tulisan indah yang ada di mading. "Kenapa belum pulang? kan udah kakak suruh pulang bareng sama Soonyoung," tanya pemuda itu penasaran.

Gadis itu merengut dan menatap pemuda itu kesal. "Harusnya kakak suruh aku pulang langsung aja, jadi nggak nunggu gini. Kak Soonyoung ada keperluan sama pacarnya," adunya pada pemuda itu.

Pemuda itu menghembuskan napas pelan. "Mau nunggu kakak aja?"

"Nggak usah deh, kak. Aku pulang sendiri aja," tolaknya karena tak mau menunggu lebih lama lagi di sekolah lalu pamit pada kakaknya.

"Hati-hati di jalan," ucapnya saat gadis itu mulai melangkah pergi.

Belum ada ada delapan langkah, gadis itu berhenti dan membalikkan tubuhnya membuat kakaknya itu terheran.

"Btw, itu yang kertas pink buat kakak."

Pemuda itu mengalihkan pandangannya lagi ke mading dan benar saja, namanya tertulis di sana sebagai penerima ode dari seseorang.

Kuhujamkan rindu untukmu, Lee Jihoon.

...

Sekeras apapun ia mencari informasi mengenai siapa penulis dari ode itu, ia masih tak dapat menemukannya. Ia bingung harus bagaimana, ini pertama kalinya ia mendapatkan ghost massage di mading jurnalistik--fungsi lain mading jurnalistik adalah sebagai ghost massage--.

"Kak Jihoon," sapa seorang gadis manis dengan kuncir kuda seketika membuatnya berdebar.

Bukan, itu bukan adik dari Jihoon. Tidak mungkin Jiheon--nama adik Jihoon-- membuatnya berdebar seperti ini, kecuali jika adiknya membuatnya terkejut. Ia tersenyum simpul menanggapi sapaan itu.

"Kok lo keluyuran di jam segini?" tanya Jihoon, cukup akrab dengan gadis ini karena berada di kelas yang sama dengan adiknya. "Mabal lagi, lo?"

"Ish sok tau, ini mau ke ruang bk loh. Mabalnya mah kemaren," ucapnya sambil berkacak pinggang.

Heran juga dengan gadis ini, di mana biasanya seorang gadis akan rajin dan dipandang baik oleh pemuda-pemuda di sekitarnya tapi itu tak berlaku untuk gadis di depannya ini.

"Pacar lo kabur entar kalo tau lo suka mabal," ucap pemuda itu meledek.

Mata gadis itu membelalak. "Loh? pacar gue kan elo, kak."

Ucapan itu membuatnya bergidik ngeri, bener-bener beringas cewek-cewek belakangan ini.

"Selera gue itu noona-noona, bukan bocah modelan elo. Meding gue pacarin Jiheon kalo nggak ada pilihan," ucap Jihoon, niatnya becanda tapi ditanggepin serius oleh gadi itu.

"Lo incest, kak? ih ngeri. Sok banget mau sama noona-noona, pasti lo ditolak karena lo pendek."

Jihoon geram sendiri. "Astaga, Jasmine. Pikirannya pendek banget sih. Gue becanda, njir."

"Ya ampun. Akhirnya aku dinotice Kak Jihoon. Huhu terharu," ucapnya membuat Jihoon mengerjap tak paham. "Just mine, katanya. Huhuhu akhirnya diakui juga."

"Jasmine, tau nggak artinya jasmine?" tanya pemuda itu merubah nada berbicaranya.

Gadis di depannya tampak berpikir sebentar lalu mengangguk. "Melati, kan?"

Pemuda itu ikut mengangguk. "Jasmine mau nggak kalo kakak kubur hidup-hidup pake jasmine?"

Gadis itu menggeleng lalu tersenyum polos. Karena tak mau lama-lama dengan Jihoon yang sepertinya sedang dalam kondisi emosi yang tidak baik karenanya, ia memilih untuk pamit. Tapi sebelum benar-benar pergi ia kembali pada Jihoon dan bertanya, "kakak suka ode yang aku buat nggak?"

Jihoon diam di tempat dan hanya memandangi kepergian gadis itu. Jadi, dia yang ngirim ode itu.

Kuhujamkan rindu untukmu, Lee Jihoon.

Dariku Tiramisu.

Jihoon ingat Jasmine selalu memplesetkan sesuatu, seperti Jasmine menjadi just mine. Lalu, jika seperti itu maka 'tiramisu' pun punya plesetan. Mungkin, tired miss you?

"Sama, gue capek. Gue kangen lo yang dulu."

END

A/n : Ngetik ini sambil sesekali pantengin instagram pas SVT konser. Huhu aku jadi makin buceen ke Kak Jihoon (Just Mine). Btw, Kak Jihoon ultah dong di bulan ini. Yuhuu umur nambah tua tapi wajahnya masih babyface.

Btw, ini ceritaku ikut genre kasmaran kagak sih? Kok aku bingung. Dan ternyata bahasa non-baku susah juga:'(

School Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang