14

317 31 4
                                    

"ma, udah tau kan sekarang alasannya cindy dipanggil kesekolah?" tanya papa ke mama yang mengantar kan kopi ke ruang kerja papa.

"harusnya kan dia berusaha buat jelasin, kasih tau kalo dia emang beneran g tau alasan dia dipanggil" mama masih aja nyalahin aku gini.

"ma, seandainya cindy tau juga dia bakal ngasih tau kita kan"

"tetep aja pa"

"ck! Sudah lah ma. Papa tau mama jadi g suka ke cindy karna kebenaran itu kan? Mama masih belum bisa nerima dia?"

"apa sih pa?"

"ma...."

"Tuh papa tau kan kalo mama masih belum bisa terima dia"

"ma, dia udah mama rawat dari bayi. Cindy juga tetap anak mama"

"tapi bukan anak kandung mama"

"ma, cindy itu g tau apa apa. Jangan jadikan dia korban"

"jadi papa mau bilang kalau ini salah papa gitu?"

"kan memang salah papa ma. Seandainya dia tau kalau dia bakal dilahirkan karna sebuah kesalahan, dia pasti milih untuk g dilahirkan ma"

"trus papa mau nya gimana?"

"seperti yang sudah pernah papa bilang ke mama, sayangi cindy seperti biasa. Anggap dia seperti anak kandung mama sendiri. Anggap ini semua g pernah terjadi ma"

"mama tetep g bisa pa"

"papa tau ini berat ma, setidaknya terimalah dia"

"ma--"

"jadi cindy bukan anak kandung mama? Adik kandung aku?"

Phi tae yang kebetulan lewat depan ruang kerja papa, tak sengaja mendengar percakapan mama sama papa. Sedikit lancang memang, tapi gimana, phi tae udah terlanjur dengar.

"t.tae..."

"oh, jadi ini alasan mama g suka ke adek?"

Mama menghela napas dengan berat. Papa menatap mama dengan maksud biar mama yang jelasin semua ke phi tae.

"pa, ini apa maksudnya?"

"sini tae biar papa jelasin ke kamu" panggil papa menyuruh phi tae untuk duduk dulu.

"jelasin pa" ucap phi tae.

Akhirnya papa menceritakan semua nya ke phi tae tanpa ada ysng ditutupin lagi dan secara detail. Mama hanya diam mendengarkan, membiarkan papa memberitau kebenarannya pada phi tae.

Phi tae serasa tak percaya dengan kisah yang papa ceritakan. Akal nya masih belum bisa nerima kenyataan.

Sekali lagi, mama hanya diam ketika phi tae menoleh ke mama dengan tatapan kecewa. Ya, kecewa karna mama yang masih belum bisa menerima ku sebagai anak nya. Anak yang telah dirawat nya semenjak aku berumur beberapa jam setelah dilahirkan.

"sekarang kamu sudah tau kan tae alasan mama" kata mama dingin.

"ma, cindy tetap adik aku"

"kenapa sih kamu g dukung mama. Tae, dia bukan adik kamu. Dia hanya terlahir dari sebuah kesalahan. Hubungan diluar nikah. Dia anak haram tae"

"g ada yang namanya anak haram ma. Hanya hubungan papa dan kesalahannya lah yang haram" ucap phi tae membuat mama sedikit kesal.

"tetap aja dia anak haram dan bukan adik kandung kamu. Kamu mana paham hal kaya gini"

"maaf ma, tae g bisa seegois itu. Tae udah terlanjur sayang sama cindy. Dia masih saudara kandung tae walaupun bukan dari rahim mama. Darah papa mengalir ditubuh cindy. Itu artinya dia tetap sodara kandung tae, bukan sodara tiri"

My Autism BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang