16

351 32 2
                                    

Malam yang hampir tengah malam. Aku duduk dibangku halaman belakang rumah. Aku g bisa tidur. Dikamar gerah. Jadinya aku milih keluar. Padahal aku udah di wanti wanti phi tae sama kak jim untuk jangan keluar rumah malam malam gini. Ditambah aku cuma pake kaos lengan pendek tanpa jaket atau pun sweater.

Pikiran ku menerawang. Aku memikirkan kenapa mama sebegitu benci nya sama aku selama berapa hari ini. Bahkan sekarang mama memukulku. Tak peduli aku yg kesakitan atau tidak.

Ahh sudah lah tak usah ku pikirkan lagi. Mungkin mama memang beneran lelah sama aku jadi mama cuma ngeluarin kesalnya aja. Kan jadi anak g boleh durhaka. G boleh berpikiran negatif sama orang tua sendiri juga. Berharap aja semoga mama g begini lagi nantinya. Aminin yaa.....

"bintangnya banyak..." gumam ku mengenadah ke langit malam yang bertaburan bintang malam ini.

"jadi ingat mama ngajarin gugus bintang. Seandainya bisa balik kaya dulu lagi. Apa ya namanya? Ah iya, canopus, capella sama ve...ve... Aihh lupa"

"vega" ucap seseorang yang sudah duduk disamping ku dan membuat ku terkejut.

"canopus, capella, dan vega. Tiga gugus bintang yang indah"

"phi tae..." gumam ku lirih. Dan sedikit malu.

"kenapa diluar? G pake jaket lagi kamu. Kan sudah phi sama kak jim ingatin tadi untuk g keluar rumah malam malam gini"

"gerah phi jadinya keluar" ucap ku pelan menundukkan kepala.

"kamu kenapa hm? Lagi ada yang dipikirkan? Cerita sama phi. Sebisa mungkin bakal phi bantu"

"adek g papa phi. Cuma pengen diluar aja. Lagian adek kan udah lama g kluar malam gini"

"setau phi, biasanya kalo malam malam gini kamu duduk disini sendiri lagi ada yang kamu pikirin. Phi bener kan?"

Aku senyum mendengar penuturan phi barusan. Memang benar apa yang phi bilang itu.

"kenapa hm? Karna mama?"

Aku sedikit berjengit, kenapa phi tae bisa tau?

"apa lagi yang mengganggu pikiran mu akhir akhir ini selain mama. Mama yang berubah tibatiba marah marah ke kamu. Dan bahkan sekarang mama mukulin kamu juga"

"salah adek apa sih phi sampe mama sebegitu bencinya?"

"mama g benci kamu adek. Cuma ada satu alasan yang bikin mama berubah kaya gini"

"alasan? Apa itu phi?"

"phi juga belum tau itu apa. Suatu saat pasti akan ada alasannya kenapa mama begini. Kamu yang sabar ya" phi tersenyum kecut. Seperti ada sesuatu yang disembunyikan.

"aku berharap mama kembali sayang aku seperti dulu phi. G marah marah apalagi sampe mukulin."

"kita doakan aja ya semoga mama kembali kaya dulu" aku mengangguk. Mengaminkan dalam hati.

"masuk yuk"

"g phi. Adek masih mau disini"

"dingin"

"tapi masih pengen disini"

"dingin banget ini adek. Masuk yuk"

"g mau phi. Masih mau disini"

"adek..."

"phi..."

"bagus ya, keluar rumah, g pake jaket, g ajak ajak kakak lagi"

Kak jim sudah berdiri dibelakang ku dan phi tae. Sejak kapan kakak ada disitu?

"kak jim, adek masih mau disini. Ya boleh ya kak jim ya"

My Autism BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang