Pesta Ulang Tahun

24 4 0
                                        

Sesampainya di Rumah Tiger, Tami dan Danu bergegas turun dari mobil. Sejenak ia merasa takjub saat melihat dekorasi pesta yang sangat indah. Tempat itu di rancang seperti di negeri dongeng. Tami tak berkedip sedetikpun. Danu hanya terkekeh melihat ekspresi wanita di sampingnya yang kini telah menjadi kekasihnya.

Danu dengan hati-hati menggenggam  jemari Tami. Tami menatap malu wajah Danu lalu menarik sudut bibirnya. Mereka kemudian berjalan beriringan menuju ke dalam pesta.

Alunan musik mengalun merdu. Semua tamu undangan tengah asyik mengobrol sembari memegang gelas berisi minuman di tangan mereka. Danu melepaskan genggamannya dan tangannya beralih untuk memegang pinggang Tami. Ia melakukan itu untuk memberitahu semua orang bahwa wanita yang ada di samping adalah kekasihnya.

Dari atas balkon Tiger tengah memandang pemandangan yang membuatnya mengepalkan tangan. Tatapan tajam itu berkilat seperti ingin membunuh dua orang yang bersikap mesra. Perlahan tatapan tajam itu mulai meredup dan sebuah senyuman tercetak di bibirnya.

"Sekarang lo bisa bahagia, Tapi sebentar lagi bammm! Hidup lo akan hancur Tami Oktaviani!" Gumam Tiger.

Jam masih menunjukkan pukul setengah delapan, otomatis acara belum dimulai. Mata semua orang menatap ke arah pemilik acara. Pria yang sangat tampan dengan tuxedo yang ia pakai. Kewibawaannya sudah terlihat meskipun diumur yang sangat muda. Berbicara soal karisma, karisma Tiger sudah tidak dapat diragukan lagi.

Tiger berjalan mendekati Danu dan Tami yang sedang mengobrol.

"Hai." Sapa Tiger.

Tami hanya menundukkan wajahnya, entah kenapa ia tak berani melihat wajah Tiger, apalagi setelah Tiger mengungkapkan perasaannya. Membuat Tiger sedikit menyunggingkan senyum miring.

"Hei Tiger happy birthday yah! pesta lo bener-bener keren. Gue jadi ngerasa kayak seorang bangsawan." ucap Danu antusias. Danu tidak terlalu mengenal Tiger, namun ia tau siapa Tiger dari berita di sekolah. Tiger kembali tersenyum.

"Thanks bro." Ucap Tiger.

"Oh iyah ini kado dari gue!" Ucap Danu menyerahkan sebuah paperbag hitam.

Tiger mengambil paperbag itu. Tami meringis, ia lupa membawa kado. Tami lupa bahwa pesta ulang tahun itu identik dengan sebuah kado. Bodoh! Tami merutuki benar kebodohannya itu.

"Ma-maaf a-aku lupa membawa kado." Sesal Tami.

"It's okay, santai aja. Lo udah datang aja gue udah seneng." Ucap Tiger mengedipkan sebelah matanya. Tami hanya diam.

"Eh, Tiger gue mau tanya toilet sebelah mana yah? Gue kebelet nih pengen buang air." Ucap Danu tiba-tiba.

Tiger terlihat memanggil salah satu pelayan, Danu mengernyitkan dahi bingung.

"Tolong antarkan dia ke toilet!" Ucap Tiger.

"Baik Tuan." Balasnya

"Mari Den." ajak pelayan itu pada Danu.

Danu menganggukkan kepalanya, namun ia terdiam ketika melihat wanita disampingnya terus memegangi lengannya.

"Mau ikut ke toilet?" Tanya Danu lembut.

Saat sadar Tami langsung melepaskan pegangan tangannya. Ia menunduk dan merasa malu saat mendengar ucapan Danu. Tawa kecil terbit di bibir pria itu, ia hanya bisa mengusap gemas puncak kepala Tami.

"Tunggu disini, gue gak bakalan lama-lama kok di toilet." Ujar Danu.

Tiger hanya memutar bola matanya jengah. Ia merasa muak dan jijik. Cepatlah enyah hanya kalimat itu yang ada di pikiran Tiger.

Eight StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang