Menolak

19 3 0
                                    

sudah seminggu setelah Tiger mengajar di kelas 11 MIPA E. Tami tidak lagi melihat Tiger yang selalu mengganggunya. Ada apa dengannya? Membuat Tami semakin penasaran akan sesuatu dalam diri Tiger. Tiba-tiba ia sering datang lalu seminggu ini ia pergi dan menghilang. Sungguh laki-laki yang benar-benar misterius.

Tami sedang berada diatas Rooftop menikmati semilir angin dan indahnya bunga tabebuya yang bermekaran. Ia sedang membaca sebuah novel cinta yang baru saja ia pinjam dari perpustakaan. Tami tak menyadari sedari tadi ada seseorang yang tengah menatap dirinya dari arah belakang.

"Hemmm." Tami langsung menoleh kearah belakang saat mendengar suara deheman.

"Tiger! Ngapain kamu kesini?" Tanya Tami. Ia tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

"Terserah gue dong. Sekolah ini punya gue, jadi gak ada yang salah kalau gue disini." Ucapnya.

Tami hanya diam dan tidak mengatakan apa-apa. Tiger berjalan perlahan dan menghampiri Tami.

"Lo gak masuk ke kelas?" tanya Tiger saat sudah berada di samping Tami.

"Engga, lagi males." Balas Tami kembali menatap pemandangan sekolah.

Tami menatap kosong ke depan, ia teringat akan kata-kata dari kakaknya.

"Gue gak peduli. Gue gak pengen si bangs*t ini gangguin lo dek! Dia itu punya maksud terselubung!" Ucap Rey kala itu.

Dengan memberanikan diri Tami akan coba bertanya.

"Aku mau tanya sesuatu boleh?" Tanya Tami. Rimba mengangkat alis kanannya.

"Apa?" Tanya Tiger.

"Kenapa kamu selalu tiba-tiba muncul dan kenapa kamu selalu tiba-tiba menghilang? Padahal aku sama sekali gak kenal kamu. Sebelum aku sekolah disini, kita belum pernah bertemu. Tapi kamu selalu bersikap seolah-olah kamu udah kenal lama sama aku. Sebenernya kamu siapa dan punya maksud apa?" Tanya Tami.

Akhirnya ia berani bertanya perihal semua misteri yang ingin ia tahu.
Tiger terlihat kembali menatap langit, ia seperti enggan menjawab. Lidahnya seperti kelu dan tak mampu untuk berbicara. Namun Tiger berusaha bersikap sesantai mungkin.

"Ternyata lo kepo juga yah tentang gue." Goda Tiger.

"Kamu ini cowok asing dan aku harus kepo karena bagaimanapun ini demi kebaikan aku." Jawab Tami.

"Fine! Gue bakalan jawab pertanyaan lo yang pertama, kenapa gue selalu muncul tiba-tiba dihadapan lo gue bakal jawab itu dulu. Jawabannya, mungkin itu hanya kebetulan dan itu hanya perasaan lo aja seakan-akan gue ini emang selalu muncul secara tiba-tiba dihadapan lo. Padahal gue sendiri pun juga gak tau kalau ada lo." Ucap Tiger

"Untuk pertanyaan kedua, mungkin gue masuk ke kehidupan lo itu semua karena takdir yang mempertemukan kita berdua, itu aja. Dan jawaban untuk pertanyaan ketiga, Lo bertanya tentang siapa gue? Kayaknya lo udah tau jawaban itu tanpa gue jawab. Bukan hanya lo, semua orang yang berada di lingkungan sekolah ini juga pasti tau siapa gue. Kalau gue perlu mengulang, nama gue Tiger Lorenzo dan bakal calon pemilik sekolah ini." Jelas Tiger.

"Dan gimana sama pertanyaan terakhir?" Tami kembali bertanya.

"Oh itu, gue gak ada maksud apa-apa. Pertemuan kita itu jelas karena takdir, gue hanya ngikutin takdir tuhan aja. Tapi gue ngerasa semakin gue ketemu sama lo, semakin sering gue lihat wajah lo sepertinya-" Tiger menggantungkan kalimatnya. Matanya menatap dalam manik mata Tami. Tiger membalikkan tubuh Tami agar menghadapnya.

"Gue cinta sama lo dan gue pengen lo jadi pacar gue." Ucap Tiger. Sapuan tatapan lembut terpancar di matanya.

Mendengar penuturan Tiger, membuat Tami terkejut setengah mati. Ia tak bisa lagi menatap manik mata Tiger.

Eight StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang