Tami merasa lega saat dia sudah berada di depan gerbang sekolah. Meskipun ia harus menerima kenyataan bahwa pintu gerbang sudah ditutup.
"Ngapain juga ke sekolah kalau ujung-ujungnya balik lagi." Gerutu Tami.
"Udahlah cowok aneh turunin aku disini!" bukannya berhenti dan mendengarkan ucapan Tami, laki-laki itu malah terus melajukan motornya.
"Pak buka!" singkat laki-laki itu kepada satpam. Betapa terkejutnya Tami saat satpam itu mengangguk lalu membuka gerbang. Tami Yakin bahwa laki-laki yang memboncengnya ini bukanlah laki-laki biasa.
Mereka berdua sudah berada di parkiran sekolah.
"turun!" singkat laki-laki itu. Tami mendelikkan matanya.
"sabar kali!" Ketus Tami jengkel.
Tami turun dari motor lalu membuka helmnya. Saat ia sudah membuka helmnya dan akan memberikannya pada laki-laki itu, laki-laki itu sudah berjalan lebih dulu meninggalkan Tami sendiri disana.
Benar-benar aneh, laki-laki itu pergi tanpa berbicara sepatah katapun. Tami hanya diam dengan menatap punggung laki-laki itu yang mulai menjauh.
"Woyyy!! Ngelamun aja lo!" Tami terperanjat kaget lalu dengan Refleks ia memukul kepala orang yang mengagetkannya.
"Aduh sakit! durhaka ya lo sama abang sendiri!" Pekik Rey.
Tami cukup terkejut dengan kedatangan Rey yang juga tiba-tiba.
"hehe maaf maaf bang. Lagian ngagetin aja, kan jadinya kena pukul." Ucap tami cengengesan.
"Lo ngapain disini? Bukannya cepet masuk ke kelas!" Ujar Rey.
"Ini juga mau masuk ke kelas." jawab Tami.
Rey mengangguk.
"Udah sana!" Perintah Rey. Namun tiba-tiba Rey merasakan ada sesuatu yang aneh.
"Eh bentar-bentar! Kok lo bisa masuk ke dalam sih? kan gerbang udah ditutup? Lo kesini sama siapa?" tanya Rey."Gak tau Tami gak kenal. Tadi Tami diajakin sama yang punya motor ini." Tami menunjuk motor yang dipakai untuk memboncengnya tadi. Rey membulatkan matanya.
"Lo bareng sama Tiger? Si Eight stars?" Tanya Rey tak percaya.
"Eight stars?" Tami mengerutkan dahinya bingung. Ia tidak mengerti apa yang diucapkan oleh Rey.
"Yaelah dek, emang lu gak sadar apa lihat plat motornya aja gambar bintang yang jumlahnya delapan, lo lihat gak dibelakang jaketnya ada logo yang sama kayak di plat nomornya? Intinya dia itu selalu identik sama logo bintang yang jumlahnya delapan. Makanya anak-anak disini ngasih julukan Eight Stars sama si Tiger itu." jelas Rey.
"masa iyah? Memangnya ada apa dengan gambar bintang dengan jumlah delapan ini bang?" tanya Tami penasaran.
"Yah gak tau lah dek dan gue juga gak mau tau sih!" Ketus Rey.
"Kayaknya Tiger itu bukan orang sembarangan yah bang?" Tami semakin penasaran dengan pria yang baru saja memboncengnya. Apalagi saat pria itu bisa mengatur satpam dengan mudah.
"Tiger itu anak dari pemilik sekolah ini sekaligus ahli warisnya. Dia ini agak misterius orangnya. Udah cukup sekali aja boncengan sama dia, setelah ini kalau si Tiger ngajak lagi lo jangan mau!" jelas Rey.
"Ohhh pantesan! Ternyata dia anak pemilik sekolah." Ujar Tami. Ia tidak lagi penasaran dengan pertanyaan yang memutar di otaknya bagai kaset kusut.
"Terus bang misteriusnya dia ini gimana? Kok bisa dibilang misterius padahal kalau diliat-liat orangnya gak semisterius itu." Tanya Tami lagi."Gak usah bahas dia lagi! Kalau lo penasaran tanyain aja langsung sama orangnya. Itu pun kalo lo berani!" Ucap Rey yang membuat Tami mendelik. Abangnya yang ngebahas, abangnya juga yang sewot.
![](https://img.wattpad.com/cover/205379019-288-k515641.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eight Stars
Fiksi Remaja"Mari nikmati status ini, gue pastiin lo gak bakal bisa bedain antara dunia dan neraka!" Bagaimana kehidupan yang tadinya tenang, tentram berubah menjadi kelam. Kehidupannya seketika berubah saat ia harus dipertemukan dengan laki-laki yang tak punya...