Chapter Delapan | Keinginan

2.3K 339 14
                                    

-Special Song by Eddi Kim - When Night Falls (Ost While You Where Sleeping)-

🖤🖤🖤

"Kim Myungsoo-ssi!"

"Kapjagi!" Myungsoo berseru dengan raut wajah terkejut, menoleh kearah samping tepat di mana Suzy sedang berdiri dengan wajah bingung.

"Wa-waeyo? Apa kau terkejut? Maafkan aku ... A-aku tidak sengaja," ucap Suzy dengan wajah menyesal dan takut seraya menunduk.

Myungsoo mendelik lalu mendesis samar seraya mengusap dadanya. Hari ini adalah hari Minggu, yang berarti itu adalah hari liburnya, tapi Myungsoo merasa ini seperti hari kerjanya karena harus berurusan dengan Suzy sekarang. "Mwo? Mwo, hoh?!" tanya Myungsoo kesal.

Suzy semakin menunduktakut saat Myungsoo berseru dengan nada suara yang begitu kesal.

Myungsoo berdecak melihat bagaimana Suzy memperlihatkan ketakutan menghadapinya. "Waeyo? Kenapa kau memanggilku?"

"A-aku ... Aku ingin ... Aku ingin menemui orang tuaku ..." Suzy menjawab dengan nada sedikit gemetar dan lirih, wanita itu ragu dan takut karena selain kekesalan pria itu yang belum reda, Suzy ragu kalau Myungsoo akan memberinya izin untuk keluar.

Myungsoo terdiam sejenak dan memandang lurus wanita itu yang masih mempertahankan kepalanya yang tertunduk. Ia berdeham pelan lalu memperbaiki posisi duduknya. "Bukankah sudah kukatakan, jika kau ingin keluar, tidak perlu meminta izin padaku. Lagipula aku juga tidak peduli kau mau pergi ke mana. Pergi saja sana!"

Suzy tahu respon itu yang akan ia dapatkan setelah memberitahu Myungsoo rencananya, namun ia pikir Myungsoo akan ikut dengannya untuk bertemu dengan kedua orang tuanya, setidaknya sebagai seorang suami yang menemui mertuanya. Bukankah itu adalah hal yang bagus. "Tapi ... "

"Mwo? Bae Suzy-ssi, jangan berpikir kalau aku akan datang menemui mereka. Itu akan kelewatan batas dan melanggar perjanjian yang ada."

"Perjanjian? Ta-tapi aku belum menandatanganinya, bahkan menyetujuinya saja belum."

"Aku tidak peduli. Kka! Pergi saja sana! Kau merusak hari liburku."

Diam-diam Suzy menggigit bibirnya menahan tangis agar tidak terdengar. Ia tidak ingin menangis dengan penolakan Myungsoo yang memang berulang kali terjadi, tapi mengapa selalu membuatnya memaksa untuk menangis?

"Mianhe jika aku mengganggumu, aku akan berangkat." Suzy menunduk sedikit kemudian beranjak dari tempatnya berdiri menuju kamar.

Setelah mendengar pintu yang tertutup, Myungsoo langsung membuang nafas panjang seraya menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa dengan lemas.

🖤🖤🖤

Suzy berhenti di balik dinding saat melihat dua punggung pria yang ada taman abu, ia langsung bersembunyi kala salah satu orang itu berbalik dan memperhatikan keadaan sekeliling lalu kembali menghadap pada foto-foto yang tertempel.

"Kakek ... " lirih Suzy.

Sudah berapa lama Suzy tidak bertemu dengan pria tua itu? Sudah sebulan tapi rasanya sudah bertahun-tahun. Suzy tersenyum kecut ketika kenangan kebersamaannya dengan pria itu kembali terputar dipikirannya secara random, layaknya kaset rusak.

Dulu, pria itu yang selalu memeluknya, menggenggam tangannya, memberikannya apapun yang Suzy inginkan, bahkan yang paling khawatir saat Suzy sakit adalah kakeknya. Tapi sekarang,  disaat Suzy menangis, kehadirannya seolah ditelan bumi, saat Suzy menginginkan pelukan, kehangatan itu memudar, saat Suzy berharap agar seseorang datang menemani dirinya melepas masa lalu, nyatanya genggaman itu sirna.

December [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang