Chapter Sebelas | Menyerah Pada Cinta Yang Menyakitkan

2.7K 369 39
                                    

-Special Song by Lee Minho - Love Hurt (Ost The Heirs)-

🖤🖤🖤

Kim Myungsoo berdecak untuk kesekian kalinya saat mendengar deringan ponselnya di atas meja. Ia menaruh baskom kecil di atas nakas lalu beraluh ke arah meja yang tidak jauh darinya.

Myungsoo memandang datar id caller yang tertera di layar datar itu, kemudian melirik Suzy yang terbaring di atas ranjang. Ia menghela nafas seraya menggelengkan kepalanya sebelum akhirnya mengambil ponselnya dan menerima sambungan itu.

"Yaa! Kim Myungsoo, kenapa kau tidak mengangkat teleponku dari tadi?!"

Myungsoo langsung menjauhkan ponsel itu dari telinganya saat mendengar nada tinggi dari si penelpon. Ia berdecak karena kupingnya terasa pengang lalu kembali menempalnya di daun telinga. "Mwo?" tanyanya dengan nada malas seraya melirik Suzy.

"Aku ingin tahu bagaimana keadaan Suzy sekarang? Dia baik-baik saja?"

Myungsoo tidak suka jika pria yang menelponnya ini hanya menanyakan sesuatu hal yang bukan urusan pria itu. "Dia baik-baik saja. Sudah. Kututup."

"Eh-eh, chakaman! Aku belum selesai bicara!"

Myungsoo berdecih lalu menghela nafas pelan. "Dia baik-baik saja. Lagipula aku suaminya. Aku bisa merawatnya dengan baik. Kau tidak sopan sekali mendekati seorang wanita yang sudah bersuami. Dimasa depan, jangan mendekatinya lagi." Myungsoo langsung memutuskan sambungan teleponnya dengan pria bermarga Oh itu dan berdecak kesal.

Menyebalkan sekali ketika ia harus menyembunyikan rasa cemburunya pada Suzy dan Sehun yang setiap kali bersama dan begitu akrab. Statusnya sebagai suami tentu membuat Myungsoo memiliki hak untuk cemburu dan melarang wanita itu dekat dengan pria manapun, namun ia tahu perjanjian yang dulu ia sepakati dengan Suzy sekalipun wanita itu belum menerima menjadi perisai agar Myungsoo tahu posisi dan tujuan awalnya.

Myungsoo tidak ingin Suzy tahu bahwa ia mencintai wanita itu karena Myungsoo takut, Hara akan datang menyakiti Suzy saat ia tidak bisa mengawasi wanita itu. Mungkin sampai sekarang masih baik-baik saja, namun ia tidak tahu akan seperti apa kedepannya.

Myungsoo lebih baik menyakiti wanita itu sendiri daripada orang lain, sekalipun ia harus menanggung rasa sakit yang luar biasa di hatinya ketika melihat mata indah itu berlinang air mata serta isakan tangis yang menghujam hatinya sampai berdarah. Myungsoo tidak ingin ada tangan lain yang menyentuh dan menyakiti Suzy, itu terlalu menakutkan untuknya. Cukup adegan pertama itu yang dilihatnya sebelum ia menikahi Suzy, cukup hari itu saja Myungsoo melihat bagaimana Suzy dianiaya oleh tangan lain.

"Uhuk!"

Myungsoo membuyarkan lamunanya saat suara batuk itu terdengar. Ia berjalan pelan mendekati sisi ranjang yang ditempati Suzy dan duduk. "Kau sudah bangun. Minumlah," ucap Myungsoo seraya mengambil gelas berisi air di atas nakas lalu memberikannya pada Suzy yang sedang menatapnya. "Wae? Kenapa hanya diam? Igeo."

Suzy berusaha bangun dan menyeret tubuhnya agar bisa menyadarkan punggungnya pada sandaran ranjang, sedang Myungsoo hanya diam dan memandangnya.

Suzy mengambil gelas itu di tangan Myungsoo dan meneguknya pelan.

"Itu ada bubur, masih panas. Makan itu lalu minum obatmu."

Suzy melirik sebuah mangkuk yang ada di nakas meja kemudian menggelengkan kepalanya pelan. Ia tidak ada nafsu untuk makan karena seluruh tubuhnya benar-benar lemas, Susy juga tidak ingin Myungsoo terlalu perhatian padanya karena ia takut perasaannya kembali tumbuh dan berharap lebih.

December [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang